DEDI DIANTO

No Comments

pendiri MAZTA FARMA

IMG_20160101_123509 IMG-20170724-WA0010

Dedi Dianto, pria yang mengenyam pendidikan dasar di Riau dan Padang ini sejak kecil telah dididik untuk menjadi mandiri. Ia pun melanjutkan pendidikan sarjananya di Jakarta tepatnya di Universitas Atma Jaya dengan prodi jurusan Manajemen. Lulus pada tahun 1999, ia mempunyai tekad untuk serius merintis kariernya hingga sukses seperti sekarang ini.

Kariernya bermula menjadi karyawan di salah satu perusahaan farmasi yaitu Interbat. Setelah betah berlama-lama selama 8 tahun bekerja di perusahaan tersebut akhirnya ia pun hengkang dan pindah ke perusahaan yang baru. Satu tahun berjalan, ia digaet oleh perusahaan importer barang untuk memasarkan produk baru mereka. Hingga akhirnya pada tahun 2010 ia memberanikan diri untuk memulai membuka perusahaan sendiri.

Keyakinan dan Usaha Menyelamatkan

Bukanlah hal yang mudah membuka perusahaan sendiri, Dedi pun mengaku cukup khawatir dan takut. Dengan modal yang ada dan pengalaman yang masih sebatas karyawan, ia menepis semua ketakutan itu dengan kepercayaanya kepada Tuhan yang selalu akan melindunginya. Oleh karena itu pula nama perusahaan tersebut berasal, Mazta yang terdiri dari singkatan sebuah perikop Alkitab yang bernama Mazmur dan The Sayaka. Mazmur 91, menjadi motivasi dan petunjuk baginya untuk selalu percaya dan tidak pernah menyerah dalam keadaan sesulit apapun karena berada dalam lindungan Allah.

Awal mula ketika membuat perusahaan Dedi lakukan dengan membuka outsoucing marketing. Langkah tersebut diambilnya bukan tanpa alasan, hal tersebut ia lihat dari  masalah kebanyakan perusahaan adalah penjualan yang belum maksimal. Oleh karena itu, ia ingin mencabut akar masalah tersebut dengan awal membentuk tim markering yang masih bisa dihitung dengan jari hingga sekarang mencapai 110 orang totalnya.

Bukan kesuksesan namanya jika tak menemui aral yang melintang, Mazta Farma pun pernah hampir mengalami kemunduran. “Jika flashback mengingat tahun pertama dan kedua, hampir tidak bisa bertahan. Sampai-sampai salah satu owner pemegang sahampun keluar karena dianggap sudah ‘bleeding’ alias berdarah-darah, sudah harus ditutup katanya selamatkan yang masih ada,” jelasnya menceritakan. Namun kembali lagi pada kepercayaanya kepada Tuhan yang selalu akan melindungi hingga akhirnya terselamatkan.

Mazta Farma

Menurut Dedi, visi perusahaan Mazta Farma sendiri menjadi perusahaan yang selalu dipercayakan oleh mitra-mitra kerja dalam memasarkan produknya baik untuk PMA maupun local Indonesia terutama produk kosmetik, healthcare, serta suplemen. Mengenai misi ia lebih menjurus kepada para SDM, ia ingin perusahaan yang ia bangun menjadi tempat sekaligus kesempatan bagi orang-orang berprestasi dan berpotensi untuk berkembang di perusahaan ini. “Serta yang terakhir, memberikan kesejahteraan yang lebih untuk seluruh karyawan yang ada,” begitu tambah ayah satu anak ini.

Produk yang unik dan berbeda serta memiliki kualitas yang terbaik dari yang lain adalah salah satu keunggulan yang dimiliki perusahannya. Produk unggulan dari Mazta Farma sendiri yaitu Mansion produk kecantikan langsung diimpor dari Amerika serta filler dari Prancis. Selain itu, sistem kerja yang ia terapkan pun berbeda. Salah satunya dalam perihal jabatan, karena semua merintis dari nol baik tim marketing, staff, dan lain-lain. “Tidak ada manager top dari awal semua dari awal staff dan saya yang handle sendiri”, begitu tandasnya. Lain hal dengan perusahaan lain, suami dari Kristina Arifin ini membuka kesempatan bagi karyawan yang memiliki kontribusi, prestasi, dan niat yang kuat dapat naik jabatan tanpa perlu waktu yang lama.

Sebab ia percaya, setiap orang itu mempunyai empat faktor motivasi bekerja yang berbeda yaitu motivasi uang, motivasi karier, motivasi pengembangan diri, dan motivasi kenyamanan kerja. Semua faktor itu ia ciptakan di Mazta Farma ini. Ia menuturkan pula, jelas jika karier karyawan meningkat maka aliran uang pun akan mengikuti.

 

 

Hidup untuk Bermanfaat bagi Orang Lain

IMG_3942 IMG-20170724-WA0007 IMG-20170724-WA0008

“Untuk apa hidup jika tak bermanfaat bagi orang lain,” tandasnya setelah ditanyai tentang obsesi. Membuka lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya adalah obsesi seorang Dedi Dianto. Pasalnya selain tingkat pengangguran di Indonesia yang cukup tinggi, banyaknya perusahaan asing yang menempati wilayah tanah air ini yang menurutnya semestinya warga Indonesia-lah sebagai tuan rumah yang mampu memajukan tanahnya sendiri.

Untuk menghadapi kompetitor, ia mempunyai motto yang berbunyi ‘jika perusahaan lain bisa lakukan seharusnya perusahaan ini bisa lakukan, serta melakukan apa yang perusahaan lain tidak bisa lakukan’. “Belajar dan terus belajar maka semua masalah akan menemukan jalan keluar”, tuturnya itu menjadi strategi menjadi sukses. Rencana yang akan dijalankan kedepan untuk perusahaan Mazta Farma kemungkinan besar adalah membuat perusahaan distributor, perusahaan industri kosmetik dan suplemen sendiri tentunya di Indonesia.

Harapan untuk Pemerintah

Menurutnya proses izin-perizinan untuk membuka usaha di Indonesia ini memerlukan jangka waktu yang lama. Sedangkan di negara lain, Singapore misalnya, saru sampai dua hari perizinan bisa langsung didapatkan. Hal itupun berdampak pada proses pemasaran yang lebih cepat memperkenalkan produk tersebut.

Alhasil, akibat proses yang panjang dan lama perusahaan asing seperti Eropa harus melewati perbatasan Singapore dulu agar produknya sampai ke Indonesia. Padahal, Indonesia merupakan negara berkembang dengan jumlah penduduk keempat di dunia yang bukan menjadi rahasia lagi menjadi pasar yang sangat diincar oleh perusahaan asing. Maka, harapan Dedi agar pemerintah lebih memudahkan regulasi bagi pengusaha-pengusaha di dalam Indonesia.

 

 

Dukungan Keluarga yang Terus Mengalir

“Dukungan serta doa dari keluarga terutama istri”, jelas Dedi. Istri mempunyai peran penting selalu siap menemani suka dan duka. Karenanya, ia dapat lebih fokus mengurusi masalah yang ada di perusahaan. Dengan dikaruniainya satu putra bernama Kevin van Matthew yang kini baru berusia 7 tahun, tidak membuat Dedi memaksakan kehendak putra tunggalnya itu untuk meneruskan perusahaan yang dirintisnya. Dedi lebih membebaskan dan mendukung apapun yang menjadi pilihan anaknya, namun ia akan sangat bersyukur jika memang anak satu-satunya yang ia miliki itu mengikuti jejaknya.

IMG-20170724-WA0006 IMG-20170724-WA0005

Jika ada kesempatan dan peluang, peraih award Indonesia Best Company 2017 ini ingin mencoba membuka usaha lain untuk mencapai obsesinya membuka lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya.(mutiararizky)