Sutar, SE, MM
Sutar, SE, MM
Ketua Yayasan Perguruan Ksatrya Lima Satu
Hidup Penuh Tantangan Menuju Kesuksesan
Setiap orang sadar akan perjuangan dalam hidup. Yakni jalan yang harus ditempuh untuk menuju kesuksesan. Di mana setiap manusia memiliki kesempatan yang sama untuk mencapainya. Semua tinggal bagaimana upaya yang dilakukan untuk mencapai keinginan tersebut. Selebihnya, ada kuasa Tuhan yang menentukan sukses tidaknya kehidupan seorang manusia.
“Hidup adalah perjuangan, pekerjaan adalah harapan dan kesuksesan merupakan impian manusia di dunia yang penuh dengan dinamika. Semua manusia mengharapkan kehidupan yang layak, pekerjaan yang mapan serta kesuksesan dalam setiap langkahnya. Tetapi impian tinggal impian. Manusia hanya bisa berharap dan berangan-angan untuk kesuksesan hidup karena Allah SWT telah menentukan jalan hidup setiap manusia,” kata Sutar, SE, MM., Ketua Yayasan Perguruan Ksatrya Lima Satu.
Nasib setiap manusia, lanjutnya, sudah tertulis dan tersirat dalam garis kehidupan masing-masing. Setiap manusia tinggal menunggu kapan tepatnya waktu kesuksesan berpihak dalam kehidupannya. Dan, pada detik-detik penantian tersebut manusia harus termasuk berusaha untuk menciptakan dan meraih kesuksesan dalam hidupnya.
Salah satu contoh paling tepat adalah pengalaman hidup Sutar sendiri. Dengan tanpa berhenti berusaha dan bekerja keras, perlahan namun pasti kesuksesan demi kesuksesan diraihnya. Bagaimana tidak, berangkat dari keluarga sederhana dan miskin di kampung halaman, ia berkembang menjadi seorang pendidik yang sukses mengelola tiga buah sekolah.
Perjalanan hidup penuh liku dan perjuangan harus dilalui Sutar sejak kecil. Ia datang ke Jakarta ikut pamannya dengan tujuan melanjutkan sekolah. Di luar jam sekolah, ia membantu pekerjaan sang paman di Yayasan Perguruan Ksatrya. Di yayasan inilah, ia juga menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMK Ksatrya.
“Saya awalnya dari nol, datang ke Jakarta ikut paman untuk melanjutkan sekolah. Pagi membantu paman, setelah itu masuk sekolah dan kemudian membantu paman lagi, ikut bekerja di sini. Saya ketemu dengan pengurus, dan sambil bekerja di sini saya bisa menyelesaikan sekolah sampai jenjang S1 dengan biaya sendiri,” tuturnya.
Pendiri yayasan, Prof. DR. RP Soejono sedikit demi sedikit mulai memberikan kepercayaan kepada Sutar. Salah satunya, adalah dengan memberikan dorongan penuh untuk melanjutkan pendidikan S2-nya. Setelah menyelesaikan studi, tugas besar diberikan pendiri yayasan kepadanya, yaitu memimpin yayasan dengan 1400 siswa di dalamnya.
“Ini amanah yang sangat besar untuk mencerdaskan anak bangsa. Mudah-mudahan apa yang kami kerjakan sampai tahun 2015 dapat berjalan dengan lancar. Semoga program-program yang kami canangkan selama masa kepengurusan kami berjalan dengan baik. Begitu juga dengan rintangan dan halangan semoga mampu kami atasi,” kata pria 35 tahun dengan dua orang anak ini.
Bertahun-tahun berkutat di dunia pendidikan, membuat Sutar merasa memiliki kecocokan. Bahkan, seluruh tantangan yang dihadapi selama menekuninya sudah tumbuh menjadi semacam “roh” dalam hidupnya. Ia berharap dengan terjun di dunia pendidikan mampu mengangkat harkat dan martabat keluarga mengingat latar belakang kehidupan keluarganya. “Kebetulan keluarga kami sangat sederhana sehingga bisa seperti ini menjadi kebanggaan orang tua. Karena kami betul-betul orang tidak mampu di kampung,” ungkap dosen STIE Pertiwi dan STIE Muhammadiyah Jakarta ini.
Sutar menjawab kepercayaan yang diberikan kepadanya dengan mencurahkan tenaga dan pikiran untuk kemajuan sekolah serta yayasan yang sangat dicintainya. Di bawah kepemimpinannya, ia berharap yayasan semakin maju dengan fokus utama pada kesejahteraan guru dan karyawan yang lebih baik. ia sadar betul, kesejahteraan merupakan tonggak utama untuk meningkatkan kemajuan sekolah dan Yayasan Perguruan Ksatrya.
“Bagaimana cara agar guru bisa sejahtera, nanti pelan-pelan akan kami upayakan. Mungkin dengan kenaikan gaji. Kami juga memiliki program jangka panjang untuk perbaikan sarana dan prasarana, yang kami bangun dengan jerih payah kami, keluarga besar Yayasan Perguruan Ksatrya- bersama tim kami sehingga terwujud empat lokal kelas yang representative. Mohon doanya, setelah lebaran ini akan terus kami tingkatkan,” ujarnya.
Peningkatan Mutu SDM
Selama dua tahun memegang jabatan sebagai Ketua Yayasan Perguruan Ksatrya, Sutar mencoba membenahi kualitas SDM. Ia memulai dari tenaga guru yang mengajar di tiga sekolah di bawah yayasan, SMP Ksatrya, SMA Ksatrya dan SMK Ksatrya. Setidaknya, para staf pengajar terus ditingkatkan kompetensinya melalui berbagai pelatihan.
“Ini merupakan hal yang utama dari kegiatan yayasan. Dari segi peningkatan mutu SDM, Bapak dan Ibu guru terus kita pacu. Demikian juga sarana dan prasarana sedikit demi sedikit akan berjalan sesuai dengan keinginan kami serta aturan pemerintah,” ujarnya.
Sutar juga melaksanakan hal serupa terhadap anak didik yang akan menempuh pendidikan pada sekolah-sekolah yang dikelola yayasan. Setelah lolos seleksi, siswa baru akan “digojlok” pada saat liburan semester I. Siswa kelas I akan diajak tour ke daerah dalam rangka observasi siswa baru. Kegiatan yang dilakukan selama tour bukanlah perploncoan melainkan mendidik siswa untuk mandiri.
“Kegiatan di sana banyak, baik yang sosial seperti pasar murah, bakti sosial dan pengobatan masal untuk menunjang kehidupan masyarakat di lokasi tersebut. Itu menjadi ciri khas kami yang unik dan belakangan banyak diikuti oleh sekolah lain,” katanya bangga. Ia juga sangat bangga terkait banyak prestasi yang telah diukir oleh sekolah. “Alhamdulilah prestasinya banyak sekali, apalagi kalau dilihat dari pialanya. Karena dari segi ekskul kita tidak terhitung banyaknya,” imbuhnya.
Prestasi yang ditorehkan, lanjutnya, membuat animo masyarakat untuk memasukkan anak-anaknya ke sekolah yang dikelola yayasan sangat tinggi. Bahkan, SMK Ksatrya terbilang sangat maju sehingga harus “menolak” siswa yang mendaftar. Dengan tiga jurusan yang dimiliki –perkantoran, manajemen bisnis dan akuntansi- banyak siswa yang tidak tertampung. “Itupun, ruangan yang tadinya aula terpaksa dialihfungsikan menjadi kelas,” ujarnya.
Dibantu 150 orang staf dan guru, Sutar terus berusaha meningkatkan kemajuan dan kualitas sekolah. Untuk itu, ia mengembangkan budaya kekeluargaan di antara para guru dan staf di lingkungan yayasan. Semua dilandasi dengan tetap mengedepankan moto, Trisila Ksatrya yakni pendidikan, pengajaran dan kekeluargaan. “Ketiga hal itu kita rangkum seperti ungkapan Jawa, makan tidak makan asal ngumpul,” tambahnya.
Untuk menciptakan situasi kekeluargaan yang kondusif, Sutar sebagai ketua yayasan sering “turun ke bawah” untuk melayani para staf dan guru. Ia tidak menjalin hubungan atasan bawahan, tetapi mengembangkan hubungan antara keluarga sendiri. “Mungkin ada bedanya antara kami saat ngumpul, becanda dan lain-lain. pokoknya secara profesional kami bisa membedakannya,” tuturnya.
Sister School
Sebagai ketua yayasan yang mengelola sekolah swasta, Sutar SE, MM sadar betul besarnya persaingan yang dihadapi. Selain menghadapi sekolah negeri yang mendapat fasilitas lengkap dari pemerintah, ia juga bersaing dengan sekolah swasta lain bertaraf internasional. Untuk itu, ia mengedepankan pelayanan kepada masyarakat sebagai konsumen.
“Karena produk kami jasa, ya kami mengutamakan pelayanan kepada konsumen. Makanya kami melayani dengan baik masyarakat sekitar sini yang berurusan dengan kami. Mungkin mulai dari segi tata usahanya, fasilitas dan lain-lain,” katanya.
Selain itu, demi kemajuan sekolah ia juga mengadakan kerjasama dengan lembaga pendidikan lain. Ia juga menjalin kerjasama dengan perusahaan-perusahaan di sekitar sekolah untuk kepentingan “magang” siswa atau praktek kerja lapangan (PKL). Uniknya, setelah lulus banyak siswa praktek yang diterima bekerja di perusahaan tempatnya magang.
“Itu salah satu prestasi juga bagi kami. Karena kami terus berusaha meningkatkan mutu sekolah. Salah satunya kami mengadakan program sister school dengan SMK Negeri 14 dan setiap minggu anak-anak mengikuti pelatihan di BLK milik Depnaker,” terangnya.
Menurut Sutar, sister school merupakan semacam pertukaran pelajar antar sekolah. Salah satu manfaatnya adalah menunjang kekurangan sekolah sekaligus melihat perbandingan kualitas pelajar antar sekolah. Ia mencontohkan, sister school dengan SMKN 14 yang berstandar internasional dan ber-ISO, membuat siswa SMK Ksatrya bisa menggunakan fasilitas sekolah tersebut.
“Antusias sekali pertukaran pelajar seperti itu, karena besar manfaatnya bagi sekolah swasta seperti kami. Karena kami semuanya dikerjakan sendiri, dibiayai sendiri dan kalau pun maju, ya kami maju sendiri. Pokoknya bagaimana kami mengolah sekolah swasta agar tidak ketinggalan. Semua itu harus diawali dari diri sendiri,” ungkapnya.
Ia berharap pemerintah juga memberikan perhatian kepada sekolah swasta sehingga tidak terjadi sekolah swasta yang ditutup atau bahkan roboh dimakan usia. Tetapi dengan kerja keras, selama 58 tahun yayasan berhasil mempertahankan sekolah agar tidak gulung tikar. “Kami masih bisa berdiri dengan modal sendiri. Kami membangun tiga lantai dengan dana dari kami sendiri tanpa bantuan dari pemerintah. Kami juga memiliki visi jangka pendek untuk membuat nyaman sekolah ini dengan membangun sarana yang memadai,” tambah ketua yayasan yang membuka pintu selama 24 jam bagi para pengajar ini.
Menyikapi carut marut dunia pendidikan, Sutar menyatakan bahwa dunia pendidikan Indonesia ketinggalan dari negara lain. Bahkan, jika dibandingkan dengan Malaysia yang dahulu banyak mengirimkan pelajar dan mahasiswa ke Indonesia pun, masih jauh tertinggal. Kondisi sekarang justru terbalik, karena pelajar dan mahasiswa Indonesia banyak yang menuntut ilmu ke negara tersebut.
“Pemerintah sebenarnya tidak tahu persis kondisi di lapangan seperti apa dalam membenahi kualitas pendidikan. Hal tersebut diperparah dengan pejabat-pejabat kita yang menetapkan standar kelulusan yang terlihat sangat dipaksakan. Akibatnya, banyak sekolah di Jakarta banyak tidak siap seperti terlihat pada tingkat kelulusan UN yang sangat memprihatinkan. Kondisi tersebut semakin parah di daerah-daerah pedalaman seperti Papua, NTT dan lain-lain. Itulah gambaran dunia pendidikan yang diperjuangkan oleh pahlawan tanpa tanda jasa,” kata Sutar, SE, MM.
Profil Yayasan Perguruan Ksatrya Lima Satu
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang dibutuhkan masyarakat saat ini. Terutama dalam menyongsong era globalisasi yang penuh dengan persaingan tak terkecuali dalam pendidikan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Yayasan Perguruan Ksatrya telah mempersiapkan diri menjadi wadah yang tepat bagi putra-putri kita untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu dalam ilmu pengetahuan umum dan dilengkapi ilmu agama sehingga dapat mencetak generasi muda yang berwawasan global serta unggul dalam IPTEK dan IMTAQ.
Yayasan Perguruan Ksatrya merupakan lembaga pendidikan yang didirikan sejak tahun 19Lima Satu oleh Prof. DR. RP Soejono dkk, hingga kini terus mengembangkan sarana dan prasarana pendidikan antara lain dengan membangun gedung tiga lantai dan dua lantai serta dua laboratorium komputer terbaru (P4) dilengkapi sistem jaringan (LAN) dan internet, laboratorium IPA, ruang multimedia, sarana olahraga, perpustakaan serta kegiatan ekstra kurikuler antara lain Paripurna, serba daya, Paskibra, futsal, basket dan lain-lain. Pendidikan agama yang diberikan kepada siswa antara lain baca tulis Al Quran dan sholat berjamaah yang didampingi oleh para guru.
Yayasan Perguruan Ksatrya Lima Satu mengelola tiga sekolah, yakni:
SMA Ksatrya
Memiliki dua jurusan IPA dan IPS serta terakreditasi “A”
Visi
Terwujudnya kehidupan yang religius, cerdas dan bermartabat
Misi
1. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianutnya sehingga menjadi lebih arif dalam berperilaku
2. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga siswa dapat berkembang secara optimal sesuai potensi yang dimilikinya
3. Menumbuhkan rasa percaya diri sehingga siswa berani dan mampu menghadapi tantangan
SMK Ksatrya
Memiliki tiga studi keahlian, Perkantoran, Bisnis Manajemen dan Akuntasi, serta terakreditasi “B”
Visi
Menjadikan SMK Ksatrya sebagai wahana layanan pendidikan yang menghasilkan tamatan yang beriman, bertakwa dan professional, berjiwa wira usaha serta berdaya kompetisi global
Misi
1. Meningkatkan kualitas layanan pendidikan melalui peningkatan pembelajaran secara efektif dan menyenangkan
2. Menumbuhkembangkan sikap disiplin dalam belajar
3. Menumbuhkembangkan sikap saling menghormati, menghargai dan memiliki tata karma
4. Menumbuhkembangkan sikap rajin dan konsisten dalam menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianut
5. Meningkatkan daya saing yang berwawasan kecakapan hidup
SMP Ksatrya
Visi
Unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi berdasarkan iman dan takwa
Misi
1. Menciptakan generasi muda yang berbakat dan berakhlak mulia
2. Meningkatkan mutu pembelajaran dan hasil belajar
3. Mengembangkan potensi siswa yang berlandaskan keimanan dan ketakwaan
Fasilitas dan Sarana Pendidikan
1. Sarana praktek ibadah (mushola)
2. Gedung sekolah tiga lantai milik sendiri
3. Lapangan dan fasiltias olahraga yang lengkap
4. Staf pengajar yang profesional di bidangnya
5. Perpustakaan
6. Laboratorium komputer terbaru (P4) dan full AC serta dilengkapi dengan LAN dan internet
7. Laboratorium bahasa
8. Tempat parkir luas
9. Koperasi
10. Kantin