Month: September 2013

H. WIRA PRADANA, ST

No Comments

Usahawan Muda BERPENGHASILAN MILIARAN

DARI JURUSAN PERTAMBANGAN ITB

H. WIRA PRADANA, STTerlahir di Kota Malang Jawa Timur pada tahun 1981, putra dari anak seorang dosen dan guru ini telah menjelma menjadi seorang milyarder. Haji Wira Pradana, ST, demikian sosok pengusaha muda ini. Memulai karier dari usaha kaos, dan pulsa pada saat kuliah di Institut Teknologi Bandung, jurusan pertambangan, membuat, pria yang mempunyai empat orang anakini dikenal sebagai seorang “Usahawan Muda”. Penghasilannya telah mencapai angka miliaran rupiah. Sungguh suatu kerja keras yang patut banyak ditiru orang. Mengingat perjuangannya untuk mendapatkan semua itu dilaluinya tanpa hal yang mudah. Dibutuhkan kesabaran dan keuletan. Kata putus asa sepertinya tidak pernah terlintas dalam benaknya. Terbukti, ada saja idenya untuk mengembang berbagai usaha.

Menurut Wira Pradana, semuanya itu ditekuninya, karena hidup sebatangkara, jauh dari orangtua yang tinggal di Malang. “Maklum saya ini perantauan, kuliah di ITB Bandung, sedangkan orangtua di Malang, jadi saya harus bisa menghidupi atau menambah uang saku sendiri, selain kiriman dari orangtua, “ujar pria lulusan terbaik saat sekolah di Sekolah Menengah Atas maupun waktu di SLTP dan SD. Sejak bangku kuliah, memang Wira sudah terjun menggeluti bisnis bersama rekan-rekannya, sehingga banyak sekali pengalaman hebat yang sudah dilaluinya, baik sebelum menjadi Pengusaha hingga menjadi pengusaha sukses sekarang ini.

Kesuksesannya sebagai Usahawan telah membantu banyak orang dengan latar belakang etnis, ekonomi dan sosial yang eli wira IMG_0008berbeda-beda, berubah hidupnya dan keluar dari berbagai masalah kehidupan. Selain itu, Wira juga telah menginspirasi orang-orang dalam hal pengembangan diri baik pengetahuan maupun segi taraf ekonominya, sehingga telah berhasil melahirkan leader-leader yang berpenghasilan puluhan juta per bulannya.

PT Global Media Nusantara dan Filosofinya

PT. GMN didirikan di kota Bandung pada tahun 2005, dan kini telah memiliki hampir 20 kantor perwakilan yang tersebar di wilayah Indonesia bagian barat maupun timur. Perusahaan ini tergolong relatif cepat dan pesat berkembang. Sejumlah sertifikat, penghargaan, dan prestasi telah diraih, misalnya rekor MURI untuk pembuatan website terbanyakdalamwaktutercepat, sertifikat halal MUI, dan ISO 9001. “Untuk saat ini perkembangan zaman harus bisa diikuti.Dan itu terjadi pada tahun 2008 hingga 2010,pada saat itu pulsa bisa mudah diakses.Fitur yang saya tawarkan menjadi barang umum, tidak spesial lagi. 2009 akhir saya mulai berinvestasi di bidang lain, yakni mengelola website. Orang awam bisa bikin web dengan singkat, “ungkapnya. Beliau juga menuturkan buat website yang bagus dapat dilakukan dengan instan. Kelolanya seperti facebook aja.

Saya buat toko online. Dengan sistem install, murah sekitar 2 jutaan, atau sistem domain satu tahun. Orang awam teknologi atau siswa SMA/SMK bias diajarkan membuat website dalam tempo 2 jam. Kita juga coba kombain dengan pelatihan internet marketing, biasanya ada jadwalnya. Kita aplikasinya terhadap produk ini. Mereka harus beli produk. Padatahun 2010, kita berpikir untuk meningkatkan kesejahteraan agen dari produk2 yang dibutuhkan member kita. Mempromosikan produk yang kita jual. Kita kerjasama dengan insuranse atau asuransi. Kita berikan komisi. Bisnis itu yang paling penting membangun komunitas dulu, “paparpria multi talentaini.

Beberapa perusahaan besar dan lembaga tinggi Negara (DPRRI) pun telah memanfaatkan jasa  teknologidari PT GMN bersama PT Surya Lintas Global.Perusahaan inidi kelola secara professional dengan melibatkansumberdaya manusiakompetensertaberintegritas, dan didukung oleh fasilitas teknologi informasi yang canggih, Legalitasnyajelas.Kehadiran PT. GMN, semenjak awal dimaksudkan sebagai bentuk komitmen dan keterpanggilan jiwauntuk “menjadi peluangusaha terbaik di dunia” yang memberikan manfaat bagi sebanyak mungkin uma tmanusia di mukabumi. Ada dorongan kuat untuk dapat menjadi “kendaraanandalan” menuju kehidupan lebih baik bagi sebanyak mungkin orang.Atasdasaritu, PT GMN sangat dituntut untuk dapat mempersembahkan kebaikan terbaik yang berguna bagi mereka yang membutuhkan peningkatan taraf hidup, apa pun dansiapa pun mereka; hal yang demikian itu pada hakikatnya ibadah. Itulah filosofi kehadiran PT GMN.

BLS Bandung April 2013Komitmen dan panggilan jiwa semacam itu dimaknai sebagai sesuatu yang luhur, mulia, dan memenuhi seruan Tuhan untuk beribadah/berbuat kebajikan.Juga, sebagai bentukkecintaan dan tanggungjawab kepada bangsa dan tanah air Indonesia yang mendambakan kehidupan masyarakat bermartabat yang adil dan makmur. Saya senang jalan-jalan ke alam. Saya memang kerjanya survai-survai ke alam, senang aja, adventure begitu, “pungkasnya.

Hal ituberarti, PT GMN secara moral memang terpanggil untuk menyediakan ruang usaha dan jalan bagi semua orang untukdapat menjadi kaya dan lepas dari jerat kemiskinan.Hal tersebutjugasejalan dengancita-cita semua agama dann egeri di mukabumi.Sebab, semua agama tidak ada yang menginginkan umatnya terbelenggu dalam kemiskinan, kesengsaraan, kebodohan, dan keterbelakangan.Juga tidaksatu pun negeri yang rela warganya berkubang dalam kemiskinan, kemelaratan, kebodohan dan keterbelakangan.

Pemikiran filosofis tersebut juga sekaligus mengandung pengertian untuk senantiasa terjaga dan menjaga diri dari hal-hal yang melanggar etika, moral, hukum, dan norma yang berlaku. Dalam hubungan ini, PT. GMN tidak ingin sedikit pun mengambil keuntungan dan mengajak orang lain berusaha di lahanusaha yang melanggar hukum Negara maupun syariat agama, termasuk yang bersifat mengeruk dan merusak lingkungan. Itulah sekilas warna pemikiran yang mendasari kehadiran dan keberadaan PT. GMN.

Obsesi saya bukan ke arah ekonomi, tapi bagaimana mengajak masyarakat hidup sejahtera dalam bisnis ini. Mereka bisa hidup meningkat hidupnya, dancara berpikirnya bisaberubah, bahkan yang semula rumahnya gubuk kini sudah pakai mobil BMW. Ini bisnis sebagai alat untuk merubah kehidupan. Bagisaya bagaimana pendidikaninidapat memberikan nilai-nilai moral dan sikap sukses. Sayaberikan dalam bentuk silaturahim. Pendidikan dalam bentuk praktik. Member aja yang kita ajak. Kurikulum IMSI ( International Milionare School Infinity). Dengan mengikuti kurikulum ini bisa menuju sukses. Seminar motivasi di luar bagus, ilmunya ada, praktiknya di sini. Belajar bisnis dapat motivasi dan pembelajaran luar biasa. Dapat umroh gratis, dan diwisuda juga di IMSInya dengan kategori telah dapat uang 60 juta perbulan, “ujarnyamenjelaskan.

Melaluiproduk-produk yang dimunculkan beserta system danfasilitas-fasilitas yang tersedia. PT. GMN mengajak sebanyak mungkin orang untuk produktif dan berhasil secara ekonomi (menjadi orang kaya yang sejahtera, lunas membayar masa depan dan bebaswaktu), membangkitkan optimism dan semanga tkerja mereka dengan menyediakan insentif memadai atas setiap prestasi sehingga siapapun berpeluang untuk memperoleh pendapatan tinggi dalam waktu relative cepat. Menurut Wira, hal demikian itu sudah semestinya menjadi impian setiap member atau partisipan yang bernaung di bawah kegiatan bisnis yang diusahakan PT. GMN.

SosokPendiri PT GMN

H. WiraPradana ST adalah sosok pendiri, sekaligus pemilik PT GMN. Beliau adalah sarjana Teknik Pertambangan ITB lulusantahun 2006.Dengan usia 32 tahun, anak pertama dari tiga bersaudara ini, telah mampu terjun di dunia wirausaha. Wira, begitu sapaan kecil atau akrabnya, sangat condong pada dunia usaha.Semenjak semester-semester awalkuliah di ITB, ia sudah meminta izin dan modal kepada orangtua untuk terjun bisnis, yakni kebisnis jaringan; belajar berbisnis dengan mengikuti salah satu bisnis jaringan kelas dunia yang tengah ‘Naikdaun’ di Indonesia.

Hal itu ditekuninya hinggam encapai “Level penghasilan menengah”. Wira baru berhenti setelah dengan teman-temannya sesame mahasiswa ITB membuat perusahaans endiri (memproduksip esawat telepon rumah tanpa kabel); kongsi mereka yang masih ABG tersebut relative tak bertahan lama.Wira pun yang masih berstatus sebagai mahasiswa, melanjutkan kegiatan berbisnis dengan mendirikan perusahaan miliknya sendiri yakni PT GMN pada tahun 2005.Setelah menamatkan S-1nya.Wira ditawari oleh direksi dan komisaris salahs atu BUMN untuk bekerja di sana. Namun, sarjana teknik pertambangan tersebu tlebih tertarik berkiprah di PT GMN yang telah digagas dan dirintisnya.

Mereka mendatangkan perangkat dari china. Akhirnya saya mundur. Dari situlah saya mendirikan PT Global Media Nusantara 2005. Saya kuliahnya lama. Saya hampir Drop Out gara-gara bisnis, belajar bisnis sambil kuliahsich. Jadi tidak ada beban, kalo belajar bisnis paling tepat saat belum lulus kuliah. Bisnis harus rugi dulu, nabrak2 dulu. Sebaliknyakalau setelah lulus jualan kaos malu. Di situ saya mulai buat bisnis yang serius dengan perangkat telekomunikasi meski bangkrut. Kini saya ingin buat sendiri tetap di bidang telekomunikasi,semula perangkatnya, sekarang saya dibidang jasanya. Tahun 2006 saya jadi agen pulsa saya kelola. Trus saya pelajari konsep pemasaran, network marketing. Saya kerja di marketing dan punya perusahaan sendiri. Saya memperbanyak agen saya, agar makin banyak. Jualan pulsa, saya cari agen2. Setelah mengerti saya mencari agen, saya merubah agen mencari uang, dengan harga murah sesuai agen. Minimal untuk keluarga. Semua user bisa gunakan waktu itu. Saya bisa transferkan kepada agen2 yang ditunjuk, “katanya.

Bagi mahasiswa pada umumnya, yang terjun kedunia bisnis sewaktu masihkuliah, dapat dipastikan menempatkan kuliah sebagai sesuatu yang lebih diutamakan.Pendirian mereka adalah “kuliah sambil bisnis”.PendirianWira sama sekali berbeda. Ia berpendirian, sebaliknya yakni “bisnis sambil kuliah.” Mungkin karena pendirian semacam itu membuatnya nyaris drop-outdari ITB. Namun, pendirian itu pula yang membuatnya betul-betul “Wira” (gagah berani) berwirausaha sehingga PT. GMN berkembang pesat, sampai-sampai pernah omzet usahanya meningkat hingga 3000 persen dalams etahun. PT. GMN pun memiliki beberapa anak perusahaan.

Di samping memiliki PT. GMN dengan sejumlah anak perusahaannya.Wira juga pemegang saham mayoritas pada PT Surya Lintas Global yang bergerak menjajakan jasa teknologi informasi.Untuk mendukung kepiawaiannya dalam dunia bisnis, Wira Pradana sangat gemar membaca kisah sukses pebisnis kelas dunia serta mengikuti pelatihan dan seminar dari orang-orang terbaik, seperti Robert T. Kiyosaki (Guru FinansialTerbaikDunia), Anthony Robins (Pembicaradan Motivator Nomor 1 Dunia), Dr. Ernst Wong (PakarPendidikanBisnisSingapura), dan Tung DesemWaringin (Pembicaradan Motivator Terbaik Indonesia).

Sayajugapernahmengikutipaparantentangfilosofi “MATA HARI”, salahsatuperusahaanritelraksasa di Indonesia, yang langsungdisampaikanolehpemiliknya, HariDarmawan; konon, perusahaantersebutdiberinama “Mata Hari” karenadiharapkanmenjadi“Mata” dari “Hari” yang “Darmawan” alias dapatmempersembahkankedarmawanandariharikeharisebagaimanadermawannyamatahari.

Padatahun 2012, WiraPradanamemperolehpenghargaan The Winner Indonesian Award 2012 yang ditandatanganitigamenteri.Suatupenghargaanbergengsi yang diperuntukankepadapribadi yang dinilai “Berkualitas, energik, intelek, memilikiloyalitasdandedikasitinggi, professional danberprestasi.

Kisah ini sedikit banyak dapat menunjukkan kesejatian seorang Wira Pradana, perintis sekaligus pemilik PT GMN.Padadirinya kental jiwa kewirausahaan, kaya gagasan dan terobosan, memiliki semangat pantang menyerah, visionerdanberanimengambilrisiko.Bersamaandenganitu, ia juga sangat dikenal memiliki integritas tinggi, bertanggungjawab, religius, bersahaja, dapatdipercaya, arif, santun, dan kental berpikiran positif.

SULARNO, S.Pd

No Comments

MERAIH PRESTASI

DARI SEBUAH OBSESI BERSAMA

Sularno 8Sistem Pendidikan Nasional menggariskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Sebagai kepala Sekolah SMP Negeri 6 Batam, Sularno, S. Pd tentu memahami hakekat konteks di atas. Mengingat selama memimpin sekolah ini, beliau mampu menjawabnya dengan berbagai macam prestasi. Lahir di Kijang, 8 April 1969, Sularno tentu menginginkan agar kita terkenal sebagai bangsa yang memiliki semangat gotong royong yang tinggi, sopan, ramah, murah senyum, dan santun. Hal ini sesuai dengan Visi dan Misi SMP Negeri 6 Batam yang ingin menjadikan sekolah ini sebagai sekolah unggul dalam prestasi dan berdaya saing internasional serta berlandaskan iman, takwa dan akhlak mulia.

Sedangkan Misinya sendiri, adalah ingin mewujudkan standard kompetensi lulusan atau SKL yang bertaraf internasional. Mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang bertaraf internasional. Proses pembalajaran yang bertaraf internasional. Terpenuhinya tenaga pendidik dan kependidikan yang memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk mengelola sekolah bertaraf internasional. Tersedianya sarana prasarana dan fasilitas pendidikan yang bertaraf internasional. Terwujudnya manajemen sekolah bertaraf internasional. Terpenuhinya pembiayaan sesuai dengan standar biaya sekolah bertaraf internasional. Terwujudnya system penilaian pendidikan yang bertaraf internasional. Terwujudnya system penilaian pendidikan yang bertaraf internasional, dan Budaya dan lingkungan yang kondusif untuk menunjang proses belajar mengajar.

Alasan Memilih Dunia Pendidikan

Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistematik denan system terbuka dan multimakna. Sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan masyarakat, pendidikan berlangsung sepanjang hayat dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat. Menanggapi alasan latar belakangnya memilih dunia pendidikan, Sularno, mengatakan, “Dunia Pendidikan merupakan investasi yang luar biasa, ilmu yang kita dapat dan kita berikan pada orang lain menjadi suatu amalan bagaikan air mengalir yang tidak akan putus walaupun di cincang oleh sebilah pisau yang tajam. Juga bagaikan matahari dan rembulan yang silih berganti menerangi dunia, baik siang maupun malam, dan kebajikan itu akan menjadi amal ibadah bagi siapapun pelakunya baik di dunia maupun di hari akhir nanti.”

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional).

Sedangkan kiat dan strategi yang diterapkan di SMPN 6 Batam untuk menjadi yang terbaik dan unggul, menurutnya, adalah bagaimana memberdayakan semua stake holder sesuai dengan kompetensinya masing-masing. Selain itu ia juga ingin menanamkan prinsip adat, suku, budaya dan agama boleh berbeda, tetapi kita tetap menjunjung persatuan dan kesatuan demi mencapai tujuan bersama agar sekolah SMPN 6 berjaya. Menjalin tim work yang solid dengan selalu berpikiran positif terhadap teman, selalu yakin dan percaya bahwa teman tidak akan menjatuhkan kita. “Jangan pernah merasa kesuksesan yang kita peroleh membuat kita merasa besar, melainkan bagaimana kita menggandeng teman-teman yang ada diilingkungan kita menjadi terpacu untuk mencapai sukses sesuai dengan bidangnya masing-masing, “ungkapnya.

Keunggulan diferensiasi dan difersifikasi atau aneka ragam, yakni proses belajar mengajar, khususnya mata pelajaran matematika, IPA menggunakan bilingual sebagai bahasa pengantar. Setiap ruang belajar dilengkapi dengan multi media, baik itu computer, maupun CCTV. Selain itu, ujian semester dengan system on line, dan prestasi siswa khususnya di bidang akademik, serta menanamkan konsep satu keluarga. Sedang, keunggulan difersifikasi, adalah sebagai sekolah unggulan di Kota Batam.

Apapun bentuk keunggulan itu semuanya tetap mengacu pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional yang menetapkan bahwa akhlak mulia sebagai tujuan pendidikan nasional yang bermakna dalam kehidupannya sebagai individu, peserta didik harus mempunyai sikap, perilaku, dan tindakannya yang mengacu pada norma kehidupan sesama individu, kehidupan dalam keluarga, dan kehidupan dalam bermasyarakat, yang lebih jauh lagi akhirnya dalam kehidupan berbangsa dan kehidupan bernegara.

Obsesinya di Bidang Pendidikan

Sularno 1 Sularno 2 Sularno 3 Sularno 4 Sularno 5 Sularno 6 Sularno 7Sularno mengatakan ingin menjadikan SMP Negeri 6 Batam menjadi sekolah unggul di bidang akademik, olahraga, seni maupun keagamaan. Tentunya ia berharap stake holder membantu obsesinya itu. Pola ini harus dimanfaatkan oleh seluruh pemangku kepentingan pendidikan dalam merumuskan kebijakan maupun dalam proses pembelajaran. Sebab melalui pendidikan dan keteladanan akan tumbuh kembang dan komitmen untuk menjunjung nilai-nilai budaya luhur bangsa bagi peserta didik dalam bersikap, berprilaku, membentuk dan mengembangkan watak dan kebiasaannya. “Disiplin terhadap tugas dan tanggung jawab, baik siswa, guru, pegawai maupun kepala sekolah. Selanjutnya sekolah yang berbasis IT dan sebagai sekolah yang terdepan di Propinsi Kepulauan Riau, “jelasnya.

Perubahan sikap, perilaku dan ekspresi dalam segala tindakan terjadi oleh masyarakat karena adanya perubahan paradigma. Dari semula pemerintah sangat yakin dengan pola stabilitas akan dapat mewujudkan suatu kehidupan masyarakat yang tentram, sejahtera, aman dan damai. Kini pemerintah sangat menghargai adanya perbedaan, kebinekaan, keanekaragaman dan kemajemukan serta kebebasan menyampaikan pendapat yang direspon dengan sangat bersemangat oleh masyarakat.

Menurutnya, tinggal kini bagaimana menyikapi persaingan untuk tetap selalu unggul, dengan menjadikan teman-teman kompetiter sebagai spirit guna memacu percepatan kesuksesan sekolah. Menjadikan bahan evaluasi diri mengenai kekurangan dan kelebihan SMPN 6 Batam. Melangkah tidak dengan pola deret hitung seperti 1,2,3, dan 4 melainkan dengan pola deret ukur 1,2, 4, 8 dan seterusnya. Jangan juga pernah puas dengan apa yang telah diperolehnya saat ini. Serta mengamati segala perubahan, karena perubahan adalah sesuatu hal yang pasti, untuk itu kita harus menggapai perubahan itu, tentunya perubahan kea rah yang lebih maju dan bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain.

Sifat kegotongroyongan, santun, ramah, dan menjunjung nilai luhur budaya bangsa masih ada dan melekat disanubari masyarakat Indonesia yang memiliki falsafah Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa ini. Untuk itulah dalam menerapkan dan membina SDM, siswa dan siswi di SMPN 6 Batam, Sularno mengedepankan pola azas kebersamaan status/posisi semua lini adalah penting, sebab sekecil apa pun peran masing-masing bidang adalah kunci kesuksesan untuk mencapai target yang diharapkan.

Beliau pun memiliki rencana jangka panjang dan target bagi SMPN 6 Batam, dengan ingin menjadikan sekolah tersebut sebagai pioner terdepan di dunia pendidikan minimal untuk tingkat propinsi Kepulauan Riau. Untuk itulah, Sularno, S.Pd mengharapkan betul dari pemerintah di dunia pendidikan dan SMPN 6 Batam, khususnya, menghargai potensi, kinerja dan prestasi dengan memberikan apresiasi antara lain ; Memberikan prestasi beasiswa kepada guru yang kinerjanya baik dan berprestasi untuk melanjutkan studi minimal setingkat dari pendidikan yang dimiliki saat ini; Memberikan beasiswa kepada siswa yang berprestasi baik dibidang akademik, olah raga, seni maupun agama; Melengkapi sarana dan prasarana yang dibutuhkan sekolah untuk menunjang kualitas pendidikan di SMPN 6 Batam, baik dari segi gedung, media pembelajaran maupun buku-buku sumber belajar maupun alat-alat multi media pembelajaran.

Perjalanan Hidup Sularno, S.Pd

Hidup serba prihatin dalam tugas, tidak membuatnya frustasi atau patah semangat, justru keadaan itulah yang melecutnya untuk bangkit dan berprestasi dalam setiap tugas dan pekerjaannya, terutama di bidang pendidikan. Kondisi ini memaksa Sularno, S.Pd bertambah semangat untuk membangun sekolah yang dipimpinnya.

Pertama bertugas di SMPN 7 Batam, lokasinya berada di Hinterland yakni suatu pulau yang jumlah penduduknya tidak sampai 300 kepala keluarga dengan kondisi geografis yang hampir tidak ada sumber air, sehingga jika ingin mengambil air di sumur harus menunggu tengah malam sekitar pukul 01.00 hingga 02.00, karena penduduk kampung takut keluar tengah malam, “kenangnya.

Dari sisi penghasilan, beliau mengatakan pada saat itu atau tepatnya tahun 1993, gaji yang diterima hanya 84 ribu rupiah, sementara sewa kamar harganya 30 ribu rupiah. Jadi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari harus berperan ganda turun ke laut mencari ikan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. “Akses transportasi keluar pulau untuk ke kecamatan sangat minim satu kali perjalanan sehari, berangkat pukul 07.00, kembali pukul 11.00, sementara untuk hitungan guru biaya transportasi Rp 6000, ini biaya yang cukup besar untuk seorang guru saat itu, apalagi juga belum ada alat komunikasi seperti telpon dan sebagainya. “ceritanya.

Sementara untuk kondisi yang menyenangkan, Sularno mengatakan social masyarakatnya yang kental, berpengaruh terhadap tugas dan tanjung jawab yang diembannya. “Menikmati segala yang kita miliki dan terima dangan rasa kesyukuran, sehingga dalam kondisi apapun kita tidak pernah merasa kekurangan, karena tolok ukur kepuasan dan kenikmatan hidup bukanlah materi, “paparnya.

Mengenai peran keluarga dalam kehidupan dan suksesnya, ia mengatakan, luar biasa dukungan dari, apapun kegiatan walaupun baik yang sifatnya tugas kedinasan, organisasi, maupun social walaupun harus menyita ruang dan waktu dukungan keluarga baik istri maupun anak mensuport habis, hal terbukti dalam segala hal aktivitas yang saya lakukan selalu melalui diskusi keluarga sehingga keputusan yang diambil adalah hasil mufakat keluarga.

Terakhir pesannya kepada generasi muda bangsa Indonesia adalah jangan pernah mengatakan tidak terhadap tugas dan kewajiban yang harus kita lakukan. Jangan pernah mengatakan sulit, tidak tahu ataupun tidak bias terhadap segala sesuatu yang di amanahkan untuk kita kerjakan, karena tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Selalu berpikiran positif, dan optimis dalam bekerja, karena orang-orang yang optimis selalu mendapat kesempatan/solusi dalam segala macam bentuk kesulitan dan permasalahan. Mensyukuri nikmat yang diberikan Sang Khalik kepada kita dalam suka dan duka, karena kenikmatan dan ketenangan hidup bukan materi tolok ukurnya. Jangan pernah lupa terhadap cita-cita yang kita dengungkan saat masih balita, renungkan dan hidupkan cita-cita itu jangan pernah putus asa karena setiap kita dilahirkan ke dunia mempunyai kelebihan masing-masing. Kembangkan daya imajinasi dan Ekploitasi kelebihan itu. Jadikan diri kita minimal bermanfaat bagi orang-orang yang ada di sekitar kita.

  1. Pendidikan

    • SDSDN 5 Kijang kec. Bintan Timur, Kepulauan Riau

    • SMPSMPN 1 Kijang Kec. Bintan Timur Kepulauan Riau

    • SMASwasta Aneka Tambang Kijang Kec. Bintan Timur

    • D 3FKIP-Biologi UIR Pekanbaru, Riau

    • S 1FKIP-Biologi Univ. Riau Kepulauan

    • S 2Sedang Proses Tesis Fekon Univ. Batam

  1. Masa Remaja

      • Ketua OSIS SMA Aneka Tambang Kijang

      • Tim volley ball SMA Antam Kijang Juara I tk SMA Kep. Riau 1987,1988

      • Tim Sepakbola SMA Antam Juara I tk SMA Kep. Riau’1987

      • Pengurus Forum Komunikasi Putra/Putri Aneka Tambang Bauksit Kijang

      • Tim Sepakbola SMA Antam Kijang, Semifinalis Sepakbola Pelajar se Prov. Riau 1987

  1. Perjalanan Karir

      • Guru SDN 008 Bintan Timur Kijang Tg Pinang 1992-1993

      • Guru SMP Sei Lekop Bintan Timur Kijang, Tg Pinang

      • Guru SMPN 7 Batam 1993-1999

      • Wakil Kepala SMPN 7 Batam 1995 – 1999

      • Pengelola SMP Terbuka 1995 – 1998

      • Guru SMPN 3 Batam 1999-2000

      • Guru SMPN 4 Batam 2000-2006

      • Pengelola Labor IPA SMPN 4 Batam, 2001 -2004

      • Wakil Kepala SMPN 4 Batam 2004 – 2006

      • Finalis Guru berprestasi Kota Batam tahun 2004

      • Instruktur Pelajaran IPA Prov. Kep. Riau 2004 -2006

      • Kepala SMPN 29 Batam 2006-2010

      • Juara I Kepala Sekolah Berprestasi Kota Batam 2010

      • Juara I Kepala Sekolah berprestasi Provinsi Kepulauan Riau 2010

      • Finalis Kepala Sekolah Berprestasi Tingkat Nasional 2010

      • Pembimbing Guru Berprestasi Kota Batam 2011,2012

      • Pelatih Tim Volly PGRI Kota Batam

        1. Juara II Kejuaraan PGRI se Prov Kepri 2009

        2. Juara III Kejuaraan PGRI se Prov Kepri 2010

        3. Juara III Kejuaraan PGRI se Prov 2011

        4. Juara II , Pesona CUP Batam 2012 (Pelatih )

        5. Juara I, Kasu Cup Batam 2012

        6. Juara II PBVSI CUP Batam 2013

        7. Juara IV Haluan Kepri Batam Internasional III 2013

      • Ketua PGRI Kec. Batu Ampar Kota Batam, 2006-2008

      • Sekretaris PGRI Kota Batam 2008 – 2012

      • Wakil Ketua PGRI Kota Batam 2013 – 2017

      • Ketua Bidang Pertandingan PERCASI Kota Batam 2008 – 2012

      • Kepala SMPN 6 Batam 2012 -..

Dr. Hilman Taufik Wijayasomantri

No Comments

Tanggungjawab dan Kepercayaan Adalah  Kunci Suksesnya

directMemiliki prinsip yang dinamik, bersahaja dan dekat dengan bawahan, adalah konsepsi hidupnya. Dengan bekal itulah, dokter Hilman Taufik Wijayasomantri dipercaya pemerintah untuk menjabat Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sumedang. Sejak diangkat menjadi  direktur pada tahun 2009, Hilman telah banyak mengubah rumah sakit tersebut. Infrastruktur, sarana dan prasarana serta sumber daya manusia,  yang semula belum banyak perubahan, direnovasinya dengan baik, sehingga kini berada dalam tahap kemajuan yang signifikan. Bahkan tahun ini Rumah Sakit Umum Daerah Sumedang akan melaksanakan penilaian akreditasi oleh Komite Akreditasi RS (KARS) dengan standar 2012 yg sudah mengacu kepada joint commition international (JCI), sehingga untuk mewujudkan pelayanan di RSUD Sumedang yg berstandar internasional bukan suatu hal yg mustahil. “Sejak saya bertugas di rumah sakit ini, waktu itu jumlah tempat tidurnya masih 198, kini telah menjadi 310 tempat tidur, Alhamdulillah dalam tempo 3 tahun, saya berhasil memperbaiki seluruh ruangan yang ada, bahkan untuk meningkatkan kualitas SDM, secara bertahap 15 dokter melanjutkan spesialisasi di Bandung dengan fasilitas beasiswa,  “ujar bapak dua anak yang salah satu putra sulungnya mengikuti jejaknya sebagai dokter.
Riwayat rumah sakit ini menurut Hilman adalah sebelum tahun 1920, dr Leimenia menjadi dokter zending di Jalan Raya (Sekarang Gudang Pupuk Pusri, Jalan Geusan Ulun Sumedang). Selanjutnya, pada tahun 1920-1930 dr. Djoenjoenan bertugas di garnisun               tentara Hindia Belanda pada saat itu dibangun sebuah Rumah Sakit yang kemudian dikenal sebagai rumah sakit sederhana yang dicat hitam (hideung) sehingga rumah sakit ini kemudian dikenal dengan Rumah Sakit Hideung, yang bertempat di Ciuyah (sekarang bernama Jalan Kartini).  Dengan nama Rumah Sakit Hiedeung atau hitam, karena seluruhnya bercat hitam, agar tidak terkena bom. Rumah Sakit Umum Daerah  Sumedang yang merupakan bekas rumah sakit Belanda, mengalami banyak perubahan, dari yang semula berlokasi di Jalan menuju arah Tasikmalaya, hingga kini berada di Sumedang. Menurut Hilman, bahkan lokasi yang dulu telah menjadi terminal. Perpindahan itu terjadi pada tahun 1972. Dan pindah ke Sumedang, terjadi pada tahun 1974. “Lokasi rumah sakit ini dulunya kecil, dan tidak tertampung pasiennya, waktu itu hanya ada dokter yang bertugas 1 orang didampingi 5 perawat,  “ujar Hilman. Berkembang terus menerus hingga kini. Saat Hilman masuk tahun 2009, Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten  Sumedang sudah berkelas B. “Saya masuk rumah sakit ini sudah ditetapkan sebagai RS type B, kini saya sedang mengupayakan melengkapi dan menyempurnakan sebagai RS tipe B, “ungkap Ketua Ikatan Dokter Indonesia Kabupaten Sumedang ini.
Perubahan yang begitu pesat, telah menjadikan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sumedang ini mulai banyak dibanjiri pasien dari berbagai daerah. Wajar apabila kini jumlah perawat dan dokter serta seluruh stafnya meningkat. Tercatat jumlah tenaga keseluruhan  yang terdapat di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sumedang yang tersedia mencapai 930 orang, meliputi 440 tenaga paramedis,  26 dokter spesialis, 30 dokter umum, 221 tenaga umum dan administrasi, serta sisanya tenaga pendukung. “Untuk standard RSUD ini, kita fokus dengan profesionalitas, seperti misalnya contoh kecil untuk tenaga office boy, dan cleaning service, itu kita pisahkan atau dibedakan, mereka bekerja dengan satu pekerjaan, tidak ada rangkap kerja, “ujar pria kelahiran Garut 27 Agustus 1963. Harapan Hilman, tentu dengan pekerjaan standard masing-masing itu, lingkungan rumah sakit ini akan senantiasa bersih, lestari dan nyaman. Dengan begitu ungkapnya, pasien akan merasa nyaman datang ke Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sumedang.
Saya kelola dari sisi aspek lingkungannya. Bersih, gedung diperbaiki, termasuk peningkatan kualitas sumber daya manusianya, “tutur lulusan magister manajemen mutu pelayanan kesehatan Universitas Indonesia. Selain masalah infrastruktur sarana dan prasarana, hal yang terpenting lainnya adalah membudayakan kerja dengan penuh disiplin dan ramah terhadap pengunjung rumah sakit. Artinya kata Hilman butuh kerja dengan rasa, kebersamaan, tidak ada yang terbebani dan dibebani, semua pekerjaan harus dilakukan dengan rasa tanggungjawab, bukan keterpaksaan, apalagi tuturnya rumah sakit adalah usaha jasa pelayanan. Jadi harus benar-benar memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat yang membutuhkan pengobatan. “Jangan jadikan pekerjaan itu sebuah keterpaksaan, jadikan sebuah kebutuhan. Dengan penyuluhan dan kedekatan kepada pegawai, saya kini tidak lagi harus setiap saat untuk kontrol ke sana-sini. Perubahan signifikan ini sudah mulai berubah pada tahun 2012. Memang butuh waktu untuk mengubah budaya kerja itu, “papar Wakil Ketua ARSADA Jawa Barat ini.
Sementara visi Rumah Sakit Umum Daerah Sumedang, adalah menjadikan rumah sakit umum daerah Kabupaten Sumedang berkinerja terbaik di Jabar. “Alhamdulillah, dari sisi keuangan, pada awal saya masuk pendapatan RS jumlahnya kurang lebih 29 milyar pertahun, kini jumlahnya menjadi 77 milyar pertahun. Suatu hal yang fantastis, apalagi kini masyarakat atau  pasien telah menjadikan Rumah Sakit Umum Daerah Sumedang sebagai pilihan untuk pengobatannya. Oleh karena itu, pihaknya mentargetkan untuk tahun selanjutnya target pendapatan menjadi 100 milyar per tahun, angka tersebut sangat memungkinkan dengan rencana adanya tambahan gedung baru 6 lantai sebagai tambahan sarana rawat inap,  “kata PNS Daerah yang pangkat terakhirnya pembina utama muda golongan empat ce.

Pendekatan Ke Masyarakat
Untuk obsesi ke depannya, lulusan kedokteran umum Universitas Padjajaran ini mengungkapkan, bahwa pihaknya akan mengembangkan homecare atau perawatan pasien di rumah. Mengingat untuk menambah lantai atau bangunan kembali di lahan rumah sakit, tidak akan memungkinkan kembali. “Ketersediaan lahannya sudah optimal”. Untuk itu dengan pola penerapan perawatan di rumah ini, diharapkan pasien sepeti penderita stroke atau lanjut usia, dapat terbantukan, khususnya dalam penanganan di rumah. “Penderita ini butuh perawatan khusus, sebab kalau saja semua pasien berada di rumah sakit, kasihan costnya terlalu tinggi, diantaranya untuk sewa kamar. Dengan mereka di rawat di rumah dengan kontrol perawat, setidaknya mengurangi biaya pengeluaran tersebut “ungkap jebolan SMA Negeri 3 Bandung ini.
Selain itu, papar Hilman, kita juga membentuk perkumpulan, seperti perkumpulan Diabetes, gagal ginjal, thalasemia dan lain-lain. Hampir setiap minggu, pihaknya mengadakan pertemuan rutin bagi penderita penyakit tersebut. “Kita mengharapkan dapat memberi jalan keluar membantu kesehatan masyarakat, “ujarnya. Menurut Hilman, pola itu sengaja diubahnya guna mendorong mainset masyarakat kepada dokter. Komunikasi yang baik antara seorang dokter dan pasien. “Saya punya tim dokter dan keperawatan yang baik, sehingga mudah untuk mengaturnya, jika ada pasien yang betul-betul membutuhkan tenaga keperawatan untuk merawat anggota keluarganya yang sakit di rumah. Keunggulan inilah yang diharapakan menjadikan rumah sakit umum daerah Sumedang tambah mendapat hati di masyarakat, “jelasnya.
Sebagai Wakil Ketua Asosiasi Rumah Sakit Daerah Jawa Barat, ia menuturkan mempunyai kesempatan mengenal Jawa Barat lebih luas, ke pelosok-pelosok daerah untuk turut serta memajukan rumah sakit yang terdapat di daerah Jawa Barat. Dari hasil pemantauan itulah, Hilman menilai kemajuan rumah sakit sebenarnya kembali kepada pemilik rumah sakit itu, apakah ingin menjadikan rumah sakitnya sebagai sarana mendulang PAD semata, atau sebaliknya menjadikan rumah sakit sebagai sarana pengobatan masyarakat. Pandangan atau paradigma ini harus diubah. “Sebenarnya maju mundurnya rumah sakit itu tergantung komitmen dari pemiliknya, niat awal, kalau ingin cari uang dari rumah sakit, repot, yang pada akhirnya akan tejadi ada pasien yang tidak mampu akan ditolak. Citra ini harus diubah, jika ingin rumah sakitnya  maju dan disenangi masyarakat. Dengan citra rumah sakit yang baik, maka pasien pasti senang memilih kepada rumah sakit tersebut.Dengan begitu, tanpa harus menolak pasien tidak mampu, rumah sakit itu telah memberi keuntungan sendiri dari pasien-pasien yang lainnya dengan mekanisme subsidi silang, “papar Hilman.
Semua itu kembali kepada sumber daya manusianya, sebab dengan sumber daya yang kurang, rumah sakit pasti akan sulit berkembang. Paradigma itu harus diubah dengan menjadikan SDM rumah sakit yang berkualitas dan mumpuni, termasuk infrastruktur yang lainnya juga. “Saya sebagai pioner di Jawa Barat, tentu menginginkan setiap rumah sakit yang terdapat di Jawa Barat maju, apakah itu rumah sakit swasta atau pemerintah. Untuk RS pemerintah sedianya, tak perlu harus menunggu bantuan dari pemerintah pusat buat merenovasi atau  membangun infrastruktur rumah sakit. Mereka dapat bekerjasama dengan investor, “ungkap Hilman bersemangat.
Menurut Hilman, ia sangat atensi dan antusias serta bersyukur terhadap pimpinannya, bupati Sumedang, karena telah mendukung sepenuhnya pembangunan RSUD Kabupaten Sumedang. “Bupati sangat support, dan ini sangat membantu, artinya pihak swasta berani menginvestasikan dananya untuk menjadi mitra rumah sakit, “ujarnya. Berkat bantuan investor itulah, kini Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sumedang telah memiliki sarana penunjang alat laboratorium canggih dan alat radiologi canggih, sehingga kalau ada pasien yang membutuhkan pemeriksaan laboratorium dan radiologi tidak perlu lagi di rujuk ke rumah sakit atau tempat lainnya.
Menurut Hilman lagi, investasi swasta itu harus dipertanggungjawabkan, jadi kita tidak boleh memanfaatkan untuk kepentingan pribadi. “Asal tidak untuk kepentingan pribadi.” Hilman menambahkan, kalau dikelola dengan baik, pasti bisnis rumah sakit itu menguntungkan. Tarif bersaing, asalkan kualitas pelayanannnya dengan standard yang sama dengan rumah sakit lain yang mahal, di jamin pasien atau masyarakat akan ramai datang berobat ke rumah sakit kita.
Kini menurutnya, RSUD Kabupaten Sumedang, telah berakreditasi nasional. Dengan perkembangan dan kemajuan yang telah diraih dengan segala keterbatasan yang ada, RSUD Kabupaten Sumedang mencoba merintis ke arah standard rumah sakit Internasional. “Kita telah study banding ke Malaysia bersama 24 pimpinan rumah sakit di Jawa Barat lainnya, “ungkap Hilman. Karena tergelitik dengan makin banyaknya masyarakat Indonesia yg berobat ke RS negeri jiran tesebut,  Sebenarnya, kemajuan yang signifikan itu bertumpu pada budaya kerja, itu saja yang membedakan antara pelayanan rumah sakit di Indonesia dengan pihak rumah sakit di negara-negara maju. Tak heran jika banyak pasien di Indonesia beralih ke rumah sakit negara lain. Itu dikarenakan sistem budaya kerja pelayanan dari karyawan rumah sakit di negeri ini masih belum optimal, sementara di negara lain sudah kepada tahap yang lebih. “contoh konsep pelayanan terhadap pasien di Malaysia sangat berbeda dengan di negeri kita, di sana, hampir setiap limabelas menit perawat masuk ke ruangan pasien untuk sekedar melihat, bertanya dan berdialog dengan pasien (round visit), tapi di Indonesia pada umumnya, pelayanan tersebut dilakukan dengan memanfaatkan fasilitas bel, yang mana ini sangat kurang membantu bagi pelayanan pasien, belum lagi masih ada perawat yang suka cerewet atau kurang baik memberikan pelayanan, sehingga kurang memuaskan.  Wajar saja jika masyarakat kita lebih memilih rumah sakit lain di luar Indonesia, “papar Hilman.
Dibawah tangan dingin Hilman, RSUD Kabupaten Sumedang tumbuh dan berkembang layaknya rumah sakit modern. “Pendekatan saya adalah manajemen customer sutisfection, yakni memberikan kepuasan kepada pasien atau kepuasan pelanggan. Ditambah lagi pihak pemda kabupaten Sumedang juga turut mendukung, jika rumah sakit ini membutuhkan dana, dengan memberikan rekomendasi pinjaman modal ke bank, dan pemda sebagai bumper. Selama kita mampu mengkomunikasikan kepada atasan, pasti jalan dan sukses,  “paparnya.
IMG_0046 IMG_0087 IMG_0092 IMG_0137 IMG_0125 IMG_0094
Obsesi Terjun Ke Bisnis Rumah Sakit
Menurut Hilman, tentang obsesinya untuk tampil ke dunia bisnis. Dengan merendah, Hilman mengatakan, bahwa untuk menuju ke panggung bisnis, dibutuhkan keseriusan. “Obsesi untuk buat rumah sakit sendiri ada, tapi jika melihat kerumitannya, saya tidak mau ngeyel, sebab dengan mengelola klinik dan apotik saja yang seluruh pengelolaannya ditangani istri, itu saja sudah sibuk. Saya kini punya tiga klinik dan 2 apotik di Sumedang, “katanya.
Ia mengatakan, meski usahanya berkembang pesat, Hilman mengaku belum ada merencanakan untuk membuka usaha di luar Kabupaten Sumedang. “Saya tidak bisa ekspansi ke luar dulu, sebab semua itu butuh kerja keras dan disiplin yang ketat. Dan saya tidak pernah menganggap pesaing lainnya sebagai kompetitor, melainkan sebagai mitra kerja, terhadap apa yang saya kerjakan saat ini di rumah sakit umum daerah , “paparnya.
Citra pelayanan rumah sakit  yang buruk, dengan masih sering adanya rumah sakit yang menolak pasien, perlu ditinjau kembali, mengingat ini sangat merugikan buat pihak rumah sakit itu sendiri. Dengan adanya kebijakan ekonomi daerah, Hilman yakin peluang  bisnis rumah sakit akan terus tumbuh, apalagi kini juga Puskesmas telah maju, malah saat ini banyak Puskesmas yang telah memiliki USG. Padahal dulu sulit banget. Puskesmas sekarang telah banyak yang punya USG. Kini tinggal bagaimana melakukan pembinaan hal itu ke Puskesmas-puskesmas. “Pasien tidak perlu dirujuk  ke rumah sakit, cukup ditangani Puskesmas, kecuali  jika ada pasien yang harus menjalani operasi contohnya, “ungkap Hilman Taufik
Dengan rasa bahagianya Hilman mengungkapkan, bahwasannya Rumah Sakit Umum Daerah Sumedang, kini telah banyak memiliki kamar operasi, sehingga tidak perlu lagi ada pasien yang harus menunggu, atau waiting list, apalagi untuk pasien yang akan menjalani operasi atau bedah. “Dulu kita ada 3 kamar operasi, kini sudah ada tujuh kamar operasi, dokternya juga sudah banyak. Jadi tidak ada lagi pasien yang harus menunggu mendapat giliran operasi. Mereka bisa bersamaan menjalani operasi. Tinggal kini bagaimana kemajuan itu tetap dipertahankan. Saya tidak pernah memposisikan sebagai direktur dengan staf dalam kinerja mengelola RSUD Kabupaten Sumedang. Sehingga mereka tidak pernah ada jarak atau segan kepada saya. Sekecil apa pun permasalahan mereka, selalu berharga buat saya. Tidak ada batasan atau skat yang membatasi saya dengan bawahan, “papar mantan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang ini. Ia menambahkan, dengan banyak bantuan pemerintah dalam memberikan tambahan pembangunan gedung, memungkinkan RSUD Kabupaten Sumedang, perlahan-lahan mulai diperhitungkan banyak pasien di luar Sumedang. “Saya yakin suatu saat nanti RSUD Kabupaten Sumedang akan jadi pilihan prioritas masyarakat, makanya saya bangun terus gedung, selebihnya saya buat rencana lain di masyarakat. “Jaringan komunikai harus dibangun, kalau tidak sulit untuk berjalan, dan itu harus kita lengkapi, “ujarnya.

Masa Kecil
Masa kecil, lahir di pegunungan Garut. Selesai SPMA, orangtua bertugas diperkebunan teh. “Masa kecil saya di perkebunan teh. SMPN 1  pindah di garut kota, dan  saat SMA di bandung, lulus dari SMAN 3 Bandung, saya mendaftar di Fakultas Kedokteran di Universitas Padjajaran, ungkapnya. Tugas pertama saya di pegunungan, di Puskesmas Cibugel selama 3,5 tahun.
Selama 3 tahun atau tepatnya 2007, menjadi Kepala dinas kesehatan, 2009 baru pindah ke rumah sakit. “Saya enam bersaudara, tiga perempuan dan 3 laki-laki. Saya punya cita-cita untuk jadi dokter bedah. Sayangnya saat lulus kuliah di kedokteran, saya terlena mengurus pasien di puskesmas.  saya terlena dengan praktik. Hampir pagi dan sore, pasiennya banyak hampir setiap hari itu ada  kurang lebih 150 pasien. Ini menjadi kepuasan sendiri buat saya sudah dipercaya masyarakat.
Melanjutkan kuliah ke klinis sudah tidak bisa, karena faktor  usia tidak boleh. Saya pilih kuliah S-2 manajemen kesehatan.  “Kalau semua jadi spesialis bagaimana, ngak ada yg mengaturnya”. Masa kecil saya seperti pada umumnya anak-anak pada usia saat itu, yakni main layangan, klereng, main bola. Ditambahkan, ibu saya orang garut, dan bapak Tasikmalaya. Kini orangtua tinggal  di Bandung.
Sedangkan pola asuh orangtua terhadap saya, mereka fleksibel. Kadang keras, kadang juga lembut, dan itu tertanam di saya. “Wejangan orangtua, ingin jadi dokter, orangtua sangat mendukung. “Fakutaltas Kedokteran Unpad, anak saya juga kini semester enam, dan yang nomor dua kelas satu SMP. Dahulu secara finansial orangtua saya berkecukupan.”
Filosofi Hilman,  tidak perlu neko-neko seperti air mengalir. Punya tujuan yang jelas. Tujuan hidupnya, kalau melaksanakan amanah sesuai aturan yang selesai dan bisa berkiprah dengan bidang lain sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Hilman ingat saat punya cita-cita ingin menjadi dokter, berawal dari saat masih kecil, di sunat di rumah sakit. Ayah saya bawa ke rumah sakit. Terobsesi untuk menjadi dokter, karena saya yakin bergerak di bidang kesehatan bisa langsung dirasakan manfaatnya. “Saya sepertinya sudah tertempa, istri sangat mendukung.
Sebelum menikah, mendapat tugas praktik ke pegunungan,  belum ada listrik. Ada yang minta tolong, pakai motor jauh banget, keluar rumah jam 3 sore, pulang jam 6 pagi. Banyak pertimbangan,  saya tungguin. Rumah dinas disediakan, ada gaji, ada tunjangan. “Saya menikmati, kepuasaan. Seharusnya betul-betul mengabdi. “
Visi dan misi pribadi saya, ungkap Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan 11 April Sumedang ini yaitu ingin mengajak teman sejawat untuk meningkatkan profesionalisme, kompetensi, mengembangkan ilmu pengetahuan masyarakat, kedokteran berkelanjutan. Membantu menciptakan ketrampilan dan skill. Ketemu istri saat tingkat dua, istri baru masuk kuliah. Dulu almamater SMA satu komplek gedung, pacaran 7 tahun. Selesai kuliah baru menikah. Istri ambil jurusan perbankan. Pulang kampung buka Klinik, apotik, pusat kebugaran/fitnes, senam, dan penyuluhan kesehatan , istri saya yang kelola.
Handphone saya 24 jam.  Menanggapi soal terjun ke panggung politik, Hilman mengatakan, tidak ada obsesi khusus. Keluarga sendiri sebenarnya mendorong untuk ikut pilkada bupati. Tapi berat sepertinya. Apalagi saya juga  tidak suka politik. Sudah banyak yang ngelamar dari parpol, tapi saya merasa  belum tiba saatnya. “Kita mengukur aja, introspeksi. Itu relatif kalau bicara pantas. Sedangkan harapan pribadi, konsep reformasi birokrasi bisa secara utuh dilaksanakan. “Profesionalisme kalau itu bisa dilaksanakan mudah untuk mengerakan masyarakat.”
Kini yang harus dibangun, adalah bagaimana pemahaman  pembangunan kesehatan menjadi tanggungjawab bersama, seperti  pemerintah, masyarakat dan swasta. “Yang saya potret di era kini, masih adanya  kesenjangan yang  jauh antara Indonesia Timur dan Barat, belum ada kepercayaan yang seratus persen terhadap kesehatan masyarakat. Budaya, struktur, kearifan budaya,  otonomi daerah. Yang paling penting itu bisa terlaksananya adalah didukung dengan sdm yang mumpuni.
Menurut Hilman, dulu di RSUD Sumedang anggaran untuk pendidikan dan pelatihan nol, bagaimana untuk meningkatkan kualitas. Jika menuntut demikian. “Yang mau meningkatkan keilmuan kita magangkan. Kita tugaskan mengikuti Workshop, seminar, di sini masih ada perawat yang berpendidikan SPK, padahal harusnya D-3. Kita sekolahkan dengan bea siswa. Sebenarnya kita ini rangking kelima di Jawa Barat sbg Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi,  pada peringatan hari ibu, ada penilaian rumah sakit sayang ibu dan bayi. Generasi sekarang jadi lebay. Terlalu banyak fasilitas, jadi daya juangnya kurang, tidak struggle”, ungkapnya. Dengan sarana dan prasarana yg lengkap bedampak kurang termotivasi untuk berdaya saingnya. Saat sma saya masih naik angkot, anak sma sekarang tidak demikian. Ke depan bagaimana untuk mengantisipasinya, globalisasi, berikan pemahaman, bisa menghadapinya, pesan saya, karena momentum generasi itu kan tidak akan datang dua kali, jadi harus punya impian dari awal, dan berupaya untuk menjadi kenyataan. Hobbi saya saat ini, bahkan sejak remaja adalah seluruh olahraga saya suka, seperti  futsal, sepakbola, bulutangkis, tenis, sepeda motor gede, sepeda  motor trail dan bersepeda.  “Intinya keseimbangan harus dijaga,  kesehatannya penting. Wisata ke pantai atau pegunungan.  Setiap tahun sekali ke Bali dan juga ke luar negeri bersama istri dan anak. Alhamdulilah itu semua berkat usaha istri saya mengembangkan kegiatan MLM besama pt KK indonesia, jadi semua kegiatan jalan2 adalah gratis, bonus dari perusahaan

hilman keluarga
KESAN KELUARGA
Winny Novianti, istri dokter Hilman
Wanita  berpendidikan sarjana ekonomi, jurusan manajemen perbankan, 27 November 1965,  ini mengatakan, sebagai  ibu rumah tangga, ia patuh saja untuk mengikuti   suami pergi tugas  dokter ke mana saja. “Suami saya melarang bekerja, mengingat suami bekerja langsung ke daerah  Sumedang,  atau tepatnya di daerah Pegunungan. Menurut Winny Novianti, perkenalannya dengan suaminya dokter Hilman, terjadi saat Sekolah Menengah Atas, kebetulan saat itu sekolahnya satu lingkungan atau komplek, hanya berbeda sekolahnya.  “Kenal suami dari sma, satu lingkungan atau satu komplek, suami di SMAN 3, sedangkan saya di SMAN 9.
Setahun setelah selesai kuliah. Dengan berjalannya waktu, saya menikah kemudian melahirkan anak pertama saat suami tugas di pegunungan. Anak kedua lahir ketika suami sudah di dinas kesehatan. Selanjutnya saat punya waktu  dikota, saya bisa menyalurkan hobi dan kesibukan. Suami di kota, kita buka usaha, karena waktu itu saya merengek untuk bekerja, dan  suami menantang untuk buka usaha sebuah klinik. “Katanya kalau berhasil hebat, bonusnya saya dikerjain siang dan malam. Karena ada kesempatan, usaha selanjutnya kami kembangkan tahun 2000 ke Jatinangor.
Kita mengelola tiga klinik, dua apotik, fitnes dan klinik kecantikan ditambah bisnis MLM. Kendala belum. Punya usaha bidang apa pun. Butuh kerja keras untuk memelihara usaha ini agar  berkembang, perlu waktu yang banyak, termasuk rekrutmen pegawai. “Syukurnya saya punya karyawan yang mempunyai loyalitas mumpuni. Sehingga ngga ada kendala yang besar. Saya ikut membantu PKK dan Dharma Wanita di Kabupaten.”
Masukan untuk generasi muda, khususnya wanita, jangan berpikir kita tidak mampu, yang penting ada kemauan, dan tekuni jangan setengah-tengah, dan target yang pasti. Jalankan dengan benar dan baik, dan jangan pelit terhadap karyawan atau siapa pun. Dimatanya suaminya adalah  sosok suami yang hebat. Suami saya itu di rumah figur semua orang, saya dan anak. Suami tidak pernah mengeluh, senyum dan tegas. Saya sebagai istri bangga sekali. Dia punya masalah, seperti tidak punya masalah, meski sebenarnya ada masalah. Karier suami dan saya, doa ibu dan mertua. Apa pun kalau ada masalah kita selalu meminta doa kepada orangtua.
Masalah kesehatan suami, saya perhatikan masalah makanannya. Sedangkan kelemahan suami saya yakni suka lupa makan. Makanya saya suka telpon. Sosok bapak, pintar, berkumis dan punya istri yang baik. Seorang istri berharap suami sehat, amanah dan dicintai orang-orang disekitarnya. Harapan sudah terpenuhi semua. “Kita berharap anak-anak bisa mencontoh bapaknya, yang amanah dan anak yang sholeh. Sosok hilman sebagai seorang ayah, hebat. Anaknya mengidolakan ayahnya menjadi dokter. Pesan saya, suami panjang umur dan barokah untuk orang-orang sekitar.

Ibu Hajjah Sofiah Hidayat/Orangtua
dokter Hilman Taufik Wijaya
Menurut Hajjah Sofiah Hidayat, anaknya sholeh, pintar dan taat agama. Ia adalah anak yang pintar, dan selalu rangking satu terus saat sekolah dasar  hingga sekolah menengah atas. Saat mengandung hilman, minta laki-laki, lahir pakai bidan. Suami mengikuti kelahiran anaknya. Masa kecil hilman, laki-laki biasa, jatuh naik sepeda. Belajar sepeda jatuh. Soal pendidikan cerdas, cucu juga cerdas.
Cucu 13 dari 6 anak bersaudara. Mereka sukses semua. Baik pandangannya, dekat dengan anak-anak. Sebagai anak tertua, hilman terhadap adik-adiknya, sangat dekat sekali, saya selalu yang pertama menolong. “Saya punya anak enam semuanya sholeh. Alhamdulillah.  Pesan ibu kepada hilman, pesan saya hilman sehat, panjang umur.  Suami saya belum bisa beli apa-apa kesejahteraan, hilman selalu berkorban, tapi jika ada rezeki, hilman selalu minta diberikan lebih untuknya, “ungkapnya.

Tini Sofiatin/adik kedua Hilman
Lahir, 26 desember 1964, Tini mengaku kegiatannya bergerak di bidang perumahan. “Saya lulusan sarjana hukum, saya tidak tertarik dengan notaris, saya membebaskan lahan. Suami di pertanian,  anak dua,  di lembang pertaniannya. “Di mata saya, hilman jarang bicara. Saat papa di perkebunan, di tarik ke direksi, saya ditinggal di garut, karena tanggung sekolahnya. Kakak saya jarang ngomong, apalagi curhat, sekalinya dimintai pendapat, mantap, “ujarnya.
Karakter kakak, orangnya bertanggungjawab, ke adik2 perhatian, termasuk kepada ayah saya, gila kerja, seperti ayahnya. Kerasa kalau ada acara pertemuan keluarga, kakak suka lama datang bekerja. Terasa sekali sama adik-adiknya. Pesan untuk kakak, kesehatan dijaga. Kakak harus lebih dalam segala hal, karier dan iman islamnya lebih.

Dra. Hj.RAHMI LESTARI RAHAYUNI,MPd

No Comments

Lingkungan Hidup

adalah Bagian dalam Jiwanya

 

Rahmi 1Bagi keluarga besar SMA Negeri 1 Prembun, nama Dra. Hajjah Rahmi Lestari Rahayuni, M.Pd sesuatu yang tidak luar biasa. Di tangan dinginnya, sekolah negeri ini berkembang pesat, khususnya dalam prestasi.Wanita pendidik yang berjuang membangun kemandirian dengan mewujudkan karakter peduli lingkungan dan cinta tanah air bagi peserta didiknya ini senantiasa selalu berkomitmen untuk melaksanakan pendidikan lingkungan hidup.Rahmi selalu ingin pendidikan lingkungan hidup dapat berjalan atau diterapkan di jalur pendidikan formal dan non formal.Bahkan dia dijuluki sosok pengabdi lingkungan yang berprestasi diberbagai bidang lingkungan hidup.

Menurut wanita pendidik yang ingin berjuang membangun kemandirian ini, ada satu benang merah yang menghubungkan karakter peduli lingkungan dan cinta tanah air sebagai upayanya membangun kemandirian.“Bangsa yang besar adalah bangsa yang mandiri, “ujar Rahmi.Salah satu indicator bangsa yang mandiri itu menurutnya, adalah bangsa yang mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap tanah airnya.Inilah yang selalu diperjuangkan oleh Rahmi.Kecintaannya terhadap konservasi lingkungan telah membuatnya selalu komitmen untuk menerapkan pendidikan lingkungan hidup bagi sekolah yang dipimpinnya.“Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Quran surat Al-baqarah ayat 30 menyiratkan bahwa, “Manusia dijadikan Allah sebagai khalifah di bumi,” maka dari itu wajib bagi kita untuk memelihara amanah ini dengan benar.

Semangat membangun kemandirian diwujudkan dengan karakter peduli lingkungan dan cinta tanah air.Melalui wahana pekerjaan yang digelutinya sebagai pendidik dengan tugas yang diembannya sekarang sebagai kepala sekolah di SMA Negeri 1 Prembun.“Meskipun saya ini disibukkan sebagai pendidik di sekolah, tapi saya masih menyempatkan aktivitas membina kemandirian masyarakat melalui kegiatan kader lingkungan hidup LIBERTTI, “ungkap wanita yang telah menerima sepuluh macam penghargaan ini.

Aktivitas Lingkungan Hidup Informal

Edukasi lingkungan dalam ruang lingkup informal dilaksanakan Rahmi melalui edukasi di masyarakat.“Edukasi lingkungan informal dilaksanakan bersama kelompok kader lingkungan hidup K2LH LIBERTTI di kawasan Kebumen, “ungkapnya.Pelaksanaan kegiatan edukasi lingkungan informal juga sudah berjalan cukup lama sejak tahun 2002, hingga sekarang.Dimulai saat dimulai merintis mendirikan majelis taklim pengajian untuk para ibu dilingkungannya.

Bersama dengan para kader lingkungan lainnya, Rahmi aktif melaksanakan berbagai kegiatan pelestarian lingkungan hidup lewat edukasi konservasi dengan mengolah limbah di kawasan home industry, memproduksi bahan daur ulang menjadi produk yang dapat dipakai lagi di Kebumen dan sekitarnya. Menurut Rahmi, meningkatkan partisipasi masyarakat pada pengelolaan lingkungan hidup melalui kegiatan kader dan mandiri. Menanggulangi kerusakan lingkungan kali bersih tata ruang galian C dan konservasi lahan yang banyak terjadi di Kebumen, “paparnya.

Ia mengatakan dalam rangka membangun masyarakat yang mandiri itulah, pihaknya membina Madrasah berbasis LH “Nurrussulaiman” di Desa Seliling Alian Kebumen. Dengan melibatkan masyarakat sekitar madrasah serta pemberdayaan lingkungan hidup para wali murid dan pemberdayaan perempuan untuk meningkatkan taraf pendapatan dan kemandirian keluarga.

Karier Pribadi

Rahmi 16 Rahmi 17 Rahmi 18 Rahmi 19 Rahmi 20 Rahmi 21 Rahmi 22Rahmi memang sejak kecil telah bercita-cita ingin menjadi seorang pendidik.Bahkan pada masa kanak-kanaknya, Rahmi telah senang bermain menjadi seorang guru dan ternyata permainan itu menjadi kenyataan, disaat tumbuh dewasa.“Pendidik itu adalah pekerjaan yang menarik, harus sabar dan gigih serta tidak pantang menyerah, tidak putus asa, penuh kasih saying, penuh harapan, dan hasil pendidikan tidak dapat dilihat dengan cepat, melainkan dampaknya baru akan terlihat jauh dikemudian hari.Artinya menjadi pendidik itu adalah panggilan hati, “kata Rahmi dengan riang.

Berlatar belakang pendidikan sarjana Pendidikan Biologi, lulusan Universitas Negeri Yogyakarta, Rahmi ingi berperan dalam menunjukkan generasi penerus yang memajukan bangsanya.Mewujudkan generasi yang mandiri, cerdas, dan cinta tanah air.Ia juga mengaku ingin mendarmabaktikan ilmunya agar bermanfaat. Oleh karenanya, Rahmi menuturkan memilih kariernya sebagai guru serta aktivitas di masyarakat. Hingga ia kemudian diangkat menjadi Kepala Sekolah di SMA Negeri 1 Prembun.

Kesadarannya akan pentingnya membangun kemandirian dan kecintaaannya akan konservasi lingkungan menjadikan Rahmi berkomitmen melaksanakan pendidikan lingkungan hidup. Pendidikan lingkungan hidup menurut pendapat Rahmi, sangat mendorong dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan sikap, serta pada akhirnya dapat menumbuhkan kepedulian, komitmen untuk melindungi, memperbaiki serta memanfaatkan lingkungan hidup secara bijaksana, turut menciptakan pola perilaku baru yang bersahabat dengan lingkungan hidup, mengembangkan etika lingkungan hidup dan memperbaiki kualitas hidup.

Prinsip inilah yang menurut Rahmi diterapkan dimana saja ia bekerja. Demikian pula dengan sekolah yang diasuhnya.“Pendidikan lingkungan hidup di SMA Negeri 1 Prembun bertujuan membina dan mengembangkan anak didik agar memiliki sikap dan tingkat laku yang rasional dan bertanggungjawab dalam rangka memelihara keseimbangan system lingkungan dan sumberdaya secara bijaksana, serta melakukan konservasi mencegah lingkungan.

Ada banyak pengalaman yang menurutnya sangat menarik sebagai pendidik dalam menerapkan pendidikan lingkungan hidup. Prinsip pendidikan lingkungan hidup akan dapat berjalan dengan baik, bila diterapkan pada semua lini dan semua warga sekolah. Membangun kepedulian harus mulai dari pembiasaan dan pemberian contoh.Sebab pendidikan kepedulian merupakan suatu langkah mendidik semua warga sekolah.Membangun kepedulian dikatakan, harus mulai dari pembiasaan dan pemberian contoh.Sebab pendidikan kepedulian itu adalah suatu langkah mendidik semua warga sekolah.

Sebagai Kepala Sekolah, Rahmi mengaku membentuk kultur sekolah yang erat hubungannya dengan visi yang dimiliki. “Dengan gigih saya terus menggerakan, memotivasi, mengajak, dan membimbing, serta membina untuk mewujudkan kepedulian warga sekolah serta khususnya peserta didik.

Suka Duka Sebagai Pendidik

Rahmi 2 Rahmi 3 Rahmi 4 Rahmi 5 Rahmi 6 Rahmi 7 Rahmi 8 Rahmi 10 Rahmi 11 Rahmi 12 Rahmi 13 Rahmi 14Menurut Rahmi, sebagai seorang pendidik ia memiliki kesempatan untuk dapat menyampaikan pokok pikiran dan gagasan cita-citanya pada para siswa didiknya. “Saya dapat menyampaikan pesan ide yang baik demi kemajuan siswa, sekolah serta masyarakat dalam kehidupan berbangsa.Sehingga semua dapat bekerjasama dengan adanya komunikasi dan ikatan batin yang khas antara guru dan murid, “ujar Rahmi.

Sebagai Kepala Sekolah ada banyak suka yang dialami, dimana yang paling menyenangkan untuknya, yakni ketika semua steakholder sekolah melaksanakan program dalam mewujudkan keberhasilan pendidikan di sekolah. “Bekerja keras bersama-sama sangatlah menyenangkan baginya, apalagi secara bersemangat, kompak, ikhlas serta penuh dedikasi, “paparnya.Rahmi pun mengaku bersyukur rekan-rekannya mau kompak, ikhlas dalam bekerja serta penuh dedikasi.Ia juga sangat senang dengan terwujudnya sikap yang peduli.

Tidak hanya senang, ia pun sempat mengalami yang namanya duka saat harapannya tidak berjalan dengan baik. Hal tersebut pernah dirasakan, ketika perjuangannya dalam mewujudkan kepedulian warga sekolah harus melalui proses yang begitu berat. Namun Rahmi menuturkan tidak pernah menyerah, dimana akhirnya kesadaran kepedulian ternyata harus tumbuh melalui proses dan waktu.

Peran Keluarga dan Pesan untuk Generasi Bangsa

Keluarga menurutnya sangat mendukung. Keluarga telah membangun budaya prestasi, sehingga ia dapat sukses bersama. Sedangkan mengenai ide yang ingin disampaikan untuk kemajuan bangsa Indonesia, terkait dengan dunia pendidikan, yakni bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu menghargai dirinya.Menurut Rahmi, dalam system pendidikan bangsa Indonesia harus mampu mewujudkan prestasi serta memupuk kecintaan dan penghargaan pada tanah air dengan tindakan riil kepedulian. “Bangsa Indonesia harus lebih percaya diri serta tidak berkiblat dengan system lain guna mengarahkan pendidikan kita, “ujarnya member solusi.

Rahmi juga menyampaikan gagasannya untuk kemajuan bangsa, terkait dengan dunia pendidikan, yaitu menciptakan pendidikan berkarakter yang saat ini, sedang diterapkan sebagai suatu langkah yang bagus.“Tetapi kita harus waspada dan yakin benar bahwa karakter itu bisa terwujud, membantuk karakter bukan pekerjaaan yang mudah dan sesaaat.Harus ada kesungguhan, ketekunan dan kesabaran.Untuk mewujudkan karakter peduli lingkungan dikalangan generasi muda, maka para orang dewasa harus menjadi model moral, “ungkapnya menjelaskan ide.

Rahmi juga ingin memberikan pesan bagi penerus bangsa, khususnya siswa dan siswi SMA Negeri 1 Prembun agar menjadi generasi yang berprestasi, beriman, bertakwa serta peduli dan mencintai tanah air. Atau berbuat yang terbaik untuk bangsa, dimanapun mereka berada.Prembun dapat melanjutkan pendidik yang lebih tinggi dan dapat mendharmabaktikan ilmunya untuk Negara.“Semoga semua generasi penerus dapat sebagai generasi yang berprestasi, beriman, bertakwa, peduli dan cinta tanah air.Kelak berperan sebagai apapun, maka saya berdoa semoga visinya mewarnai setiap tindakan dan keputusan yang dipilihnya, “kata Rahmi.

Prestasi Rahmi

  1. Pembimbing peneliti terbaik kedua bidang ilmu social dan kemanusiaan RKIR LIPI 2001.

  2. Pembimbing Pengusul Riset Terbaik Tingkat Nasional LIPI 2001.

  3. Juara 1 Nasional Lomba Karya Penelitian Bidang Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH) Departemen Pendidikan Nasional Jakarta tahun 2003.

  4. Penghargaan guru berprestasi kabupaten Kebumen tahun 2003/2004.

  5. Pemenang 1 Kalpataru pengabdi lingkungan propinsi Jawa Tengah tahun 2012

  6. Kepala Sekolah Berprestasi 2012 di Kabupaten Kebumen.

  7. Penghargaan berprestasi sebagai pengabdi lingkungan dari Bupati Kebumen dalam rangka hari jadi Kebumen 2013.

  8. Penghargaan Top 25 Award Kategori School Higly Recommended Of The Year.

  9. Penghargaaan Indonesia Creativity Award Kategori The Best Education of The Year

  10. Penghargaan Indonesia Award 2013 Kategori The Best Education and Educator of The Year.

Sejarah Berdirinya SMA Negeri Prembun

SMA Negeri 1 Prembun berdiri tahun 1982.Sekolah ini berada di daerah local pertanian di Kecamatan Prembun Kabupaten Kebumen.Awal berdiri, dimulai dengan 3 rombel hingga kini formasinya dengan 27 rombel adalah sekolah kategori mandiri.

Visi SMA Negeri 1 Prembun yakni pendidikan berkualitas, berjati diri bangsa, berprestasi dalam imtaq dan iptek, serta berwawasan lingkungan hidup. Sedangkan misinya adalah :

  1. Menyelenggarakan pembelajaran berkualitas secara professional, efektif, efisien berdasarkan kurikulum yang berlaku.

  2. Meningkatkan kualitas pelayanan dan sarana belajar yang memadai, mengikuti perkembangan iptek.

  3. Meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan serta membina akhlak mulia yang terintegrasi dalam semua aktivitas.

  4. Menanamkan dan menerapkan budi pekerti serta nilai-nilai luhur bangsa dan cintah tanah air.

  5. Mewujudkan manusia sebagai Pembina lingkungan hidup yang peduli memelihara pelestarian lingkungan, bertindak mencegah terjadinya pencemaran dan bertindak mencegah kerusakan lingkungan.

  6. Memberikan kesempatan pengembangan potensi bakat dan prestasi peserta didik seoptimal mungkin, melalui kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler.

  7. Menciptakan iklim kondusif untuk terlaksananya tugas pokok fungsi sekolah dan menyediakan komunikasi serta koordinasi dengan mitra sekolah demi terlaksananya program sekolah.

Menurut Rahmi, partisipasi peserta didik generasi muda sangat diperlukan dalam keikutsertaannya mengelola lingkungan. Karena generasi muda merupakan motor penggerak dan jug aide-ide cemerlang yang sangat diperlukan untuk membantu mengatasi masalah lingkungan. “Kepedulian peserta didik terhadap lingkungan akan berpengaruh positif terhadap kepedulian masyarakat terhadap linkungan, “ujar Rahmi. Pembentukan kepribadian generasi muda yang bersih dan cinta lingkungan perlu proses panjang, tetapi aplikasi peran itu di masa depan diharapkan dapat berdampak baik baik keberlangsungan bangsa Indonesia.

Menurutnya, manusia sebagai bagian dari alam. Alam mempunyai keterbatasan untuk dimanfaatkan terus oleh manusia sama seperti manusia, alam memiliki umur, maka manfaatkanlah alam dengan bijak dan hati-hati. “Untuk itu mari kita ubah pola pikir kita menjadi generasi muda yang menghargai dan menjaga alam dengan arif dan bijak, dengan menjaga kualitas lingkungan baik tentang estetika, etika maupun keberlangsungan sumber daya alam dan energy yang berguna untuk keseimbangan ekosistem.”

Dalam penanaman budaya cinta lingkungan di SMA Negeri 1 Prembun tidak hanya melalui pembelajaran klasikal dalam kelas atau teoritis, melainkan dapat diwujudkan dengan tindakan baik dalam pembelajaran intra maupun ekstra di sekolah.

Dunia pendidikan adalah dunia yang sangat menarik.Dunia pendidikan suatu asa atau harapan.Kita menjadi pendidik dengan penuh ketekunan dan kesabaran dan tidak putus asa memberikan pengajaran pendidikan dengan penuh harapan, mewariskan pemikiran dan gagasan kelak dikemudian hari.Generasi muda yang kita didik berhasil.“Pendidikan lingkungan hidup mewujudkan manusia yang peduli dikemudian hari, dengan profesi apa pun akan menjadi manusia Pembina lingkungan hidup, “ungkap Rahmi.

Strategi SMAN 1 Prembun

Strateginya adalah menerapkan atau mempertimbangkan berbagai potensi dan kekuatan sekolah serta peluang yang dapat diraih dengan memperhitungkan kendala hambatan, maka sekolah menentukan strategi arah yang ditempuh dengan pertimbangan itu.Kepala Sekolah sebagai leader menentukan strategi untuk menuju menjadi sekolah yang terbaik.SMAN 1 Prembun memulai langkahnya dengan menentukan menjadi sekolah berwawasan lingkungan hidup.

Sekolah berwawasan lingkungan hidup, kurikulum berwawasan lingkugnan hidup, budaya sekolah yang berkarakter peduli lingkungan.Pendidikan lingkungan hidup dalam KTSP SMA Negeri 1 Prembun muncul sebagai mata pelajaran khusus secara monolitik dalam maple mulok PKLH.Esensi materi pelajaran pendidikan lingkungan hidup (PLH) muncul secara terintegrasi dengan semua mata pelajaran yang lainnnya.

Sedangkan obsesi SMA Negeri 1 Prembun, ingin menjadi sekolah yang kompetitif berprestasi dibidang akademik dan non akademik sekolah berkarakter yang mengamalkan imtaq, menjadi sekolah yang terdepan dalam menerapkan kepedulian lingkungan.

Menyikapi competitor, Rahmi mengatakan tidak cepat merasa puas dengan hasil yang diperolah, namun secara kreatif untuk selalu berusaha berubah lebih maju demi meningkatkan kualitas sekolah.Untuk menjadi sekolah yang handal perlu selalu melakukan inovasi terbaik terus menerus dan menerapkannya pada penyelenggaraan sekolah, setiapkali harus ada perubahan untuk lebih sempurna, dengan langkah itu maka SMAN 1 Prembun selalu siap kompetitif.

Ada pun langkah yang diterapkan dalam membina Sumber Daya Manusia dan Siswa-siswinya, SMAN 1 Prembun, yakni memilah sampah organic dan an-organik seperti plastic, kertas dan daun. 2. Belajar membuang sampah pada tempatnya, jika dikendaraan umum, maka disimpan dulu dalam tas lalu setelah turun dan menemui tempat sampah baru dibuang ke termpat sampah. 3. Melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan pmr diadakan kegiatan kebersihan, penanaman pohon dilingkungan sekolah, outbond dan pemberian materi arti pentingnya kebersihana diri dan lingkungan hidup.

Sementara yang diharapkan pada pemerintah adalah dukungan penuh dalam rangka memajukan keberhasilan dan prestasi sekolah baik melalui bantuan operasional maupun dukungan lainnya. Dan prestasi selama 6 tahun sekolah ini adalah predikat sekolah hijau kabupaten menetapkan bahwa sekolah menerapkan program Adiwiyata SMA Negeri 1 Prembun tahun 2008, dan memperoleh predikat sekolah adiwiyata propinsi, dan sekolah penyelenggara pendidikan lingkungan hidup terbaik ke-3 di propinsi, dan sejumlah prestasi besar lainnya yang maa begitu banyak.

Nasrudin

No Comments

Koperasi BMT Al-Ijtihad Memacu Usaha dengan mengedepankan

Profesionalismedan mengutamakan System Informasi Technology

NasrudinKesulitan ekonomi membuat Nasruddin remaja berpikir keras untuk berusaha. Berbagai cara dan upaya dilakukan untuk bisa menghidupi dirinya, ibunda dan adik-adiknya. Beliau, ibunda dan adik-adiknya ditinggal sang kepala keluarga/ ayahna yang meninggal dunia. “Saat itu saya masih berusia tiga tahun, dan kebetulan ada adik saya yang masih dalam kandungan, “ceritanya mengenang.

Nasruddin menggambarkan secara sederhana terlebih dahulu arti BMT. BMT itu sendiri memiliki kepanjangan Baitul Mal Wattamwil adalah lembaga Pembiayaaan Mikro didalam pengoperasiannya sehari hari menerapkan hukum Negara plus hukum Syariah. Sebagai Lembaga Pembiayaan BMT mengacuk kepada aturan, strategi dan kiat usaha penggalangan dana, menciptakan produk/jasa pembiayaan yang beragam dan menarik, promosi, dan mengedukasi pasar. Menceritakan keberhasilannya menjadi orang nomor satu di Baitul Mal Tanwil atau BMT Al-ijtihad Pekanbaru, Riau ini.Nasruddin merasa dan melihatnya sebagai keberhasilan seluruh unsure di BMT yang utamanya adalah anggota yang telah menepatkan dananya dan yg telah memanfaatkan jasa pembiayaan yang ditawarkan. Mereka-mereka inilah awal mula pergerakan roda kegiatan pembiayaan di BMT yang kami beri sentuhan managemen usaha yang bersih, tenaga yang professional, penggajian karyawan yang memadai dan terpenting pemanfaatan sistim Technology Informasi telah membuat loncatan perkembangan dan keberhasilan BMT Ittihad yang diakui beberapa kalangan terkagum. Memang beberapa kunci Utama maju dan kokohnya BMT Al Ittihad ini tidak terlepas dari kepercayaan anggota, orang pemilik dana untuk menempatkan dananya di BMT Al Ittihad ditambah pula pemanfaatan System Technology Informasi. Sebelum mengelola BMT Itthad, tokoh kita ini sudah membaur didalam berbagai kegiatan di masyarakattermasuk menjadi pengurus sebuah koperasi konvensional di Pekanbaru bermodal gemuk selama puluhan tahun. Setelah selesai masa baktinya selama 3 periode di koperasi konvensional itu, Pimpinan kerjanya di PT CHevrom Pacific Indonesia (CPI) yang juga Ketua Umum Pengurus Yayasan Kesatuan Pendidikan Islam dimana BMT ini bernaung, memintanya duduk di Kepengurusan BMT Al Ittihad untuk mengembangkan lebih pesat dan kuat lagi lagi koperasi BMT Al Ittihad ini. Bapak Haji Ely Azhar, SE yang memberinay peluang ini juga menempatkan Bapak Haji Tegus Soelastyo P, SE Ak, MAk, sebagai ketua Pengurus dan Nasruddin sebagai Wakil Ketua. Selang beberapa bulan, Pak Teguh juga “dibajak” koperasi lain, sehingga Bapak Nasruddin Naik ke posisi Ketua Pengurus sampai sekarang setelah 2 kali pemilihan dan penggantian Kepengurusan. Rupanya Pak Haji Ely Azharini mempunyai niat luhur untuk menitipkan BMT ini kepada orang-orang yg diyakini mampu melanjutkan kerja beliau sembari juga mempersiapkan saat pensiun dari CPI di Rumbai dan akan bermukim diluar Ppekanbaru.Pada saat beliau mengadakan acara pamitan kepada Bapak Teguh dan Bapak Nasruddin beliau titip untuk melanjutkan pengelolaan dan pengurusan BMT ini denga sebaik mungkin. “Benar kesempatan saya sekarang ini tidak terlepas dari kepercayaan orang untuk menempatkan saya selaku pucuk pimpinan, saya pun yang telah berusia 55 tahun sekarang menginginkan koperasi ini maju, berkembang dengan kokoh karena itu harus dikelola oleh orang-orang yang profesional dan dibantu oleh sebuah system Technology Informasi keuangan yang mutachir, “ujarnya.

Nasruddin 1 cSejak tahun 1977, lepas dari SMU di Kota Pekanbaru, Riau, Nasruddin remaja melamar berbagai pekerjaan.Ia mulai dari seorang sales asuransi di kota Pekanbaru, Riau.Di Chevron, Agraria, Telkom, BPS, sampai STPDN/APDN dia memasukkan lamaran baik utk bekerja maupun untuk menjadi mahasiswa. “Alhamdulilllah saya diterima di semua lembaga itu, hanya saja saya mengambil pekerjaan PNS di BPS (Kantor Sensus & Stistik Provinsi Riau) Pekanbaru, karna BPS itu yang cepat member tanggapan, memanggil saya untuk bekerja dan tampa prasyarat lain“ungkapnya.

Selain itu tuturnya, beliau juga sempat memberikan les privat kepada anak-anak tetangga secara pribadi untuk mengisi hari-harinya usai lulus di SMU tahun 1977, di kala usianya memasuki 19 tahun, beliau pun mengaku mendapat tawaran pekerjaan di perusahaan Asing pembuat Anjungan Minyak Lepas Pantai di Batam, Riau, atau tepatnya PT. McDermott Indonesia. Perusahaan itu menerimanya untuk bekerja dan ditempatkan di bagian administrasi Engineering perusahaan tersebut sebelum mengundurkan diri untuk masuk PNS di BPS tahun 1979. Setelah itu “Dari lamaran saya setelah tamat SMU, saya lulus di dua perusahaan yakni PT Telkom dan PT Caltex Pacific Indonesia.“ujarnya. Menurut Nasruddin, pada saat itu ia kebingungan untuk memilih tempat bekerja yang paling tepat, akhirnya beliau pun memilih berhenti dari PBS masuk ke perusahaan minyak PT Caltex (CPI) yang beroperasi di Riau.

Lahir 25 Mei 1958, Nasruddin kemudian menjalani pekerjaan itu dengan sebaik-baiknya. Anak kedua dari empat bersaudara yang kini mengaku telah memiliki enam anak, tiga laki-laki dan tiga perempuan ini merasa bersyukur telah dikarunia keberhasilan pekerjaannya dari Allah Tuhan Yang Maha Pemurah. “Meski dahulu susah, tapi berkat kerja keras dan kesungguhan, semuanya dapat dilaluinya dengan sebaik-baiknya, “katanya. Nasruddin yang sejak di bangku sekolah dasar selalu juara kelas bahkan juara umum ini mengaku bahwa saat SD dia dibiayai oleh salah seorang gurunya karna ibunya belum sanggup membayar biaya sekolahnya waktu itu. Kebaikan Gurunya itu dibalas Nasruddin dengan menammatkan SD dalam waktu 5 tahun saja, sebelum kemudian masuk SMP PGRI Riau dan SMA Negeri 1 di Pekanbaru Riau. Lagi-lagi raportnay sering terlulis Juara.

Bekerja di Perusahaan Minyak Chevron

Nasruddin 2Bekerja di perusahaan minyak asing Chevron sejak July 1981, ditahun-tahun awal dia dikursuskan bahasa dan akuntansi dengan bahasa pengantar bahasa asing pula dan mendapat pendidikan dari orang asing membuatnya tambah kaya pengalaman kerja dan ilmu. Hal itu dilakukan sampai 1985. “Saya tidak diterima sebagai pekerja lapangan, tapi saya kemudian dipekerjakan di Kantor. Saya bekerja di Chevron sudah 29 tahun (1981 – sekarang ).

Pengalaman menarik lainnya adalah saat saya bekerja sebagai sales asuransi. Pada saat itu saya menawarkan asuransi kepada seorang bapak yang baru pulang dari adu burung perkutu dan beliau konon kalah taruhan perkutut tersebut. Saat saya disuruh masuk ke rumahnya untuk nasabah mengisi formulir, saya pikir nasabah mau mengambil pulpen mengisinya, tapi yang saya dapat bukan formulir yang diisi, di dalam rumah, melainkan Bapak itu mengambil parang untuk mengusir saya keluar dari rumahnya, ujarnya mengenang masa pahitnya selama bekerja sebagai sales asuransi di Pekanbaru. Begitu juga waktu bekerja di Biro Pusat Statistik atau BPS, saat saja mendapat tugas Mengawasi Sensus Penduduk 1980 di sebauk Kabupaten, bukannya saya disuruh masuk untuk Pengawasan Pelaksanaan Sensus penduduk di Kantor pemerintahan daerah, melainkan saya disuruh duduk saja di lobi tamu. Baru menjelang sore, saya ditanya, sedang menunggu siapa dik, “Saya bilang bahwa saya utusan dari BPS Provinsi untuk melakukan Penmgawasan SP1080 di kantor bapak, karuhan saja mereka pun sibuk berbenah membenahi kantornya yang berantakan administrasinya, “papar Nasruddin.

Nasruddin juga bercerita bahwa beliau juga pernah mendapat pendidikan bahasa Asing dari tenaga pengajar luar negeri, saat bekerja di perusahaan minyak Chevron. “Saya mendapat 70 kursus dan pelatihan yang beberapa diantaranya langsung diberikan orang asing dengan pengantar bahasa Inggris, kebetulan saya memahaminya. Tapi, yang ironi adalah saat saya harus mempelajari akutansi. Saya ini adalah lulusan SMU jurusan IPA. “Saya kebingungan sekali untuk mengerjakan PR-PR nya. Nasib elok, ada dosen yang menilai saya bagus pekerjaannya, sehingga perlu dipoles lagi untuk terus mereka didik sampai ilmu Akuntansi ku selesai. “paparnya. Sampai kini Nasruddin masih menjadi tenaga pekerja di Chevron,“Saya memulai kerja di Chevron sejak tahun 1981 hingga sekarang selama hampir 29 tahun. Bekerja sampai jam 16.00 setelah itu memikirkan dan memegang pekerjaan di KOPSYAH BMT AL Ittihad untuk kegiatan susial lainnya dan keluarga pastinya.

Mengenal istri

Nasruddin 1 b Nasrudin_Page_2Sebagai anak petani, Nasruddin mengaku mengenal istri, saat masuk ke perusahaan minyak Chevron, saat itu usianya 23 tahun dan istrinya 19 tahun. Setamat SMU, mereka menikah dan dikarunia 6 anak kini. “Istri saya menerima saya apa adanya, tulus tanpa neko-neko, “ungkapnya. Di perusahaan inilah saya membina Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) al Ittihad bersama teman-teman. Selain aktif di koperasi, Nasruddin juga aktif di masyarakat Pengurus Masjid, Panitia Qurban, Penasihat di 4 Koperasi Konvensional, dan Pembawa acara Hari-hari besar Islam seperti Hari Raya Fitri, dan Adha sehingga begitu banyak pertemanan yang memudahkan koperasinya berkembang dan maju. Hal itu dilakukan saat di luar jam kerjanya di PT CPI.

Selama menjadi pimpinan koperasi, Nasruddin menjalaninya dengan seadil-adilnya. Ia majukan sumber daya manusianya, dengan memberi gaji karyawan yang memadai dan memasukan mereka dalam koperasi. Sehingga ketika karyawan butuh barang, dan modal bisa pinjam di koperasi. Koperasi ini melayani berbagai skim pembiayaan atau simpan pinjam tetapi juga melayani semua golongan dan lapisan masyarakat dengan demikian tidak ada kesulitan untuk memperlebar dan meperdalam pasar ke pelosok yg melayani orang-orangdari banyak profesi, diantaranya pedagang pasar, pandai besi, peternak ayam dan pekolam, petani sayur, perbengelan sanpai kepada para guru dan PNS non guru. “Duit selalu ada di kota besar, sedangkan orang dan usaha yang membutuhkan modal kadang dan lebih banyak ada di pedesaan atau pedalaman. Mereka harus dilayani dan bisa mendapatkan modal usaha, dapat keuntungan, kesempatan ikut maju bersama peluang usaha yang terbuka luas. Dengan demikian modal masuk ke pelosok, roda ekoni berputar, tenaga kerja dan produksi masyarakat terserap dalam perputaran ekonomi sedemikian rupa memberikan nilai tambah beredampak ganda (value added from multiplier effect). Sangat ideal mengelola koperasi. Tidaka da habisnya peluang dan terobosan dapat dikembangkan di sector ini. Namun demikian, mengelola BMT (baca Lembaga keuangan mikro) bukan tampa hambatan atau kelemahan. Saudara BMT ini yaitu Koperasi sudah terlanjut sudah punya nama jelek. Banyak korupsi dan jarang dapat untung luamayan. Mudah di bawa kabur atau tilep orang dalam sendiri. Buku laporan banyak direkayasa. Kita masuk untuk perbaikan, kita buktikan kepada anggota dan masyarakat bahwa koperasi dan BMT mampu dan bisa lebih baik lagi. Kepercayaan ini harus kita bina dan tumbuhkan. Kalo orang sudah percaya mereka akan merasa nyaman bergabung, menyimpan duitnya dan sangat mudah masuk. Bahwa kaitan barang dan uang di BMT berbeda sekali dengan koperasi konvensional. BMT menjalin rapih hubungan barang dan uang, sehingga selalu sinkron dan krisis moneter tidak akan pernah terjadi secara partial dan menyakitkan. Baitul Mal Tanwil al-Ijtihad, kami memakai kaidah-kaidah ekonomi syariah, walaupun pada awalnya saya tidak punya dasar ilmu Ekonomi Syaraih dan saat itu punya pengalaman nol hanya punya pengalaman berkoperasi konvensional. BMT berdiri atas prakarsa orang-orang brilliant seperti Haji Ely Azhar, Hj Nurbaity Maas dan H. R Awan Setiawan, H. Lukman Tedji dan lain lian. Yayasan Kesatuan Pendidikan Islam, mmembawahi unit pendidikan, Unit Da’wah, UKS, Unit Muammalah sector ril, unit Pengelolaan Asset dan BMT.

Visi dan Misi

Visi BMT Al Ittihad adalah maju berdasarkan syariah. Sedangkan Missi BMT mensejahterakan ummat lahir bathin dengan menjadi pusat pengembangan, semangat dan penerapan ekonomi syariah.

Untuk mengelola koperasi Islam ini dari Bapak Haji Ely Azhar dan Mas Haji Tguh Soelastyo P. Nasruddin mengaku sangat serius dan bekerja keras, hingga berkembang pesat seperti sekarang

“ Saya diminta untuk memimpin BMT Ittihad ini menggantikan Ketua yaitu Mas Teguh Soelstyo P. “dibajak’ oleh koperasi lain sedang Ketua sebelum yaitu Pak Haji Ely Azahr sudah Pensiun dan pindah domisili. Dengan sangat besemangat akhirnya saya pimpin lembaga ini mulai tahun 2006. Sudah enam tahun ini BMT Al Ittihad saya pimpin. Di tingkat kota pekanbaru kita selalu menjadi koperasi unggulan sejak 2006 itu terus naik trendnya pada posisi provinsi Riau dan konon sedang disevaluasi oleh Kemenkop untuk level Nasional. Prediket dan Pengahrgaan harus kami syukurin dan sambut dengan sukacita, namun kami sangat bersyukur lagi jika kami dapat menyelaraskan anatara pedikat itu, denga kwalitas pelayanan dan dampak langsungnya kepada anggota pada khususnya dan ummat dilingkungannya pad aumumnya. Kita menanam benih kepercayaan dan memupuknya supaya tumbuh subur produktip. Saya pertama dibimbing untuk memajukan koperasi ini.

Pertama saya membuat Perencanaan dan skala prioritas, menetapkan unsur-unsur apa yg harus digarap buat meningkatkan daya tahan dan keuntung bisnis.

Kedua, saya yakin saya harus mengutamakan pegawai profesional, saya ambil manager yang bukan sembarang. Seperti Manager Pengelola BMT Ittihad yang sekarang Pak Indra Putra adalah mantan Mangkir dari salas sebuah bank. Kepada Pak Indra Putra dan jajarannya saya katakana “ saya hanya bisa member kalian semua semangat, arah dan dukungan moral maupun material agar kalian mendapat penghasilan yang layak disini dan koperasi bisa maju berkat tangan-tangan professional kalian semua.Ini tempat kita mencari nafkah dan tempat menimba amal untuk kepentingan umat. Saya ketuk tular kepada Pak Manager agar koperasi dengan segala potensi yang ada harus dipacu. Ini tempat saya bekerja hingga pensiunan. Agar sejahtera dan makmur mari jadikan BMT Al Ittihad ini bank kecil yang professional dimana satu saat mampu member hak pensiunan yang memadai pada para karyawan. Karyawan ini yang tlh membantu saya menjadikan BMT berkembang. Yang memasak harus dapat makanan cukup.

Ketiga, saya merasa zaman sekarang ini penting akrab dengan sistem teknologi informasi untuk mendukung percepatan, ketepatan, kecepatan dan kerahsiaan data, saya ajak semua komponen berfikir, menambah ilmu dan menenamkan uang utk IT untuk segera memajukan sistem IT pendukung operasi dan misi BMT . Kita memakia modul perbankan yang ukurannya sudah disesuaikan untuk Pembiayaan Mikro oleh USIBandung dan Jakarta. Kami masih memiliki beberapa jurus kunci lagi dalam hal IT ini agar perjuangan membesarkan BMT Al Ittihad ini berlanjut dengan percepatan yg dieskalasi. BMT Al Ittihad harus menjadi pemakai terdepan Teknologi informasi bukan karena gagah-gagahan tetapi meletakkan pondasi yang kuat bagi pertumbuhannya BMT kedepan.

Ke-empat. Keterbukaan. Apapun tindakan strategis yang kami ambil harus mendapatkan persetujuan pemilik uang (anggota) terlebih dahulu. Jika itu belum kami lakukan sedangkan peluang sdh didepan mata maka kami akan membuat keputusan khusus yang segera harus dilaporkan dengan justifikasi kepada Anggota (pemilik Uang).

Menurutnya, Undang-undang koperasi nomor 17 tahun 2012 yang baru, telah memungkinkan setiap Koperasi atau BMT dapat beroperasi diseluruh wilayah NKRI ini termasuk di Jakarta. “Di Riau kami sedang menunggu kelahiran kantor Cabang ke 3. Kami berharap sampai 2015 kami bisa mebuka cabang di setiap ibu kota kabupaten di Provinsi Riau.

Obsesi Nasruddin

Bagi Nasruddin obsesinya tidak muluk-muluk. Prinsip beliau, bagaimana menjaring orang untuk berani dan menaruh uang di BMT Al Ittihad. “Saya harus mempunyai sistem IT dan orang yang profesional mengelola uang mereka selain aman, dan juga memberi keuntungan yang menarik. Sebagai tindak lanjutnya kami harus aggressive memberi pembiayaan kepada masyarakat, “pungkasnya. Ia mengaku sangat terbantu karan kepercayaan masyarakat di dalam dan di luar lingkup PT CPI tergalang dengan baik. “Dahulu kami hanya punya Modal Rp 300 juta. Per hari ini Asset BMT AL Ittihad Rp 47 milyar,jadi dalam 12 tahun usia koperasi ini pertumbuhan kepercayaan atau yg tergambar dari kenaikan nialai aseet itu adala 153 kali lipat .

Menghadapi persaingan yang negatif, beliau mengaku juga suka berdiskusi dengan para pesaingnya, terutama bagaimana mendengarkan mereka, agar saya punya strategi jitu menyikapi situasi bmt. “Mengambil ide pesaing, saya melihat pesaing sebagai sparing partner. Untuk mengukur dan membanding dengan adanya persaingan, mengembangkan potensi untuk maju ke depan. “Pesaing membuat kita tidak puas untuk maju terus.”

Sedangkan pembinaan SDM di BMT alijtihad. “Mereka kita rekrut disesuaikan antara kebutuhan dengan tawaran gaji dan inteligensi selektif dengan mengutamakan pengalaman. Yang saya terima adalah yang bisa bekerjasama. Beberapa diantaranya kita awasi untuk pengkaderan Kepemiminan yang akan datang, “katanya mantap.

Selanjutnya, tentang inovasi, saya menyambut adanya inovasi agar ada loncatan berkembang dan modernisasi. Alhamdulillah, Sejak April 2013 BMT AL Ittihad sudah memakai transaksi Mobile dengan sistem satelit tanpa harus disetorkan ke bmt, lewat orang bmt datanya sudah ada di pusat. Jika bermasalah data dan uangnya, maka petugas yang bermasalah. “Disetorkan sekian ke bmt pekanbaru, telah dapat diterima dan diketahui via satelit ke pusat.”

Menanggapi peran pemerintah, Nasruddin mengatakan yang kita rasakan, bmt ini atau koperasi ini, kita aktif dulu baru pemerintah bantu. “Mereka punya program banyak dan jadi wasit dalam industri bmt. Sangat wajar jika mereka memberi kontribusi kepada kita. Koperasi ini sejak bung hatta gelorakan, memberi manfaat yang sangat besar. Namun sebaliknya koperasi sekarang dianaktirikan”. Pemerintah harus bisa memajukan koperasi, via alat tulis kantor. Pemerintah sekarang tidak lagi memberi peran kepada koperasi, justru bank swasta yang dinomorsatukan. Ideologi dan praktik masih perlu pemikiran yang sejajar, komitmen harus sungguh-sungguh dan luar biasa.

Menikah selama 31 tahun, Nasruddin mengaku peran keluarga saling memahami keduabelah pihak. “Kita jalani masing-masing. Indahnya keluarga. Sebelum bersama saya istri mengjar sebentar, setelah ada momongan jadi ibu rumah tangga. Kita mempunyai anak 6 tiga laki2 dan 3 perempuan, yang pertama dosen di riau s2 di unpadj, nomor 2 sakit sampai sma, dan ketiga tamatan elektro usu kerja di kalimantan, nomor empat bisnis tamat smu, nomor 5 di s2 unisba bandung, dan keenam nomor kelas 6 sd. Hidup ini saya anggap menikmati. “

Tentang usia muda, Nasruddin mengatakan harus kita manfaatkan dengan baik, dan kesempatan yang baik harus kita mampu analisa keadaan, agar pada usia muda dapat berbuat manfaat di usia produktif antara 15 hingga 55 tahun. “Peluang harus kita baca, saat saya kini peluang itu muncul saat saya sudah tua. Ini berbeda dengan dengan orang china, yang rata2 berusia muda telah menjadi manager atau direktur atau pimpinan puncak. Anak saya s2, tatanan teoritis dia sempurna dan tatanan praktis dia nol. Julius tahiya orang pertama pimpinan minyak, Pengalaman tidak bisa dijemput di bangku kuliah, pengalaman tidak bisa memenggal atau memutus waktu. Dari kecil kita bina untuk merebut peluang, maka kita bisa menangkap peluang. Kenali diri anda, kelebihan dan kekrangan anda, setelah tahu kelebihan asah, dan kekurangan diminimalisir, jangan dihilangkan. Semua kelemahan kita dikurangi. Kita harus mampu bersaing. Kenali diri anda, maka anda kenal dengan tuhannya. Pada usia muda capai yang terbaik.

Hasbullah, SH.,MH

No Comments

LKBH Fakultas Hukum

Universitas Pancasila Siap Membantu

Masyarakat Yang Membutuhkan Bantuan

Hukum

profil hasbullah sh mhLembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum (LKBH) Fakultas Hukum Universitas Pancasila adalah salah satu wadah penunjang Tridharma Perguruan Tinggi, yakni pengabdian kepada masyarakat. LKBH semakin sangat penting di lingkungan Perguruan Tinggi, khususnya bagi Perguruan Tinggi yang memiliki Fakultas Hukum sebagai wadah pengembangan bagi dosen dan mahasiswa dalam dunia praktisi.

Didirikan pada tahun 1986 oleh menteri kehakiman, berkembang hingga saat ini. Fungsi lembaga ini adalah menjalani sebagai salah satu fungsi Tridarma Perguruan Tinggi, atau tepatnya pengabdian kepada masyarakat.“Sudah beberapa kali pergantian ketua, sebelum saya, yang memimpin senior dan juga dosen saya, “ungkapnya. Sebelum berkedudukan di Lenteng Agung. LKBH berkantor di Menteng. Menurut Ketua LKBH, Hasbullah, sudah banyak sekali kasus-kasus yang ditanggani, kebanyakan prodeo atau kasus cuma-cuma. “LKBH itu punya dua tugas, dalam hal konsultasi hukum dan pendampingan hukum, “paparnya.

Menurutnya, kalau kantor hukum atau firma-firma hukum ada nominalnya. Tapi kalau lembaga bantuan hukum hanya sekedar yang diberikan secara sukarela oleh klien. Litigasi hukum, kasus perdata dan pidana. Konsultasi, pendampingan hukum kita tidak dipungut biaya, karena kita di subsidi oleh kampus, dan rencananya juga oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian Hukum dan HAM, “ujarnya. Hasbullah mengatakan, dirinya diangkat lewat pemilihan pada tahun 2012 oleh anggota LKBH Fakultas Hukum Universitas Pancasila.

Menurut Hasbullah, sebagai suatu lembaga pengabdian kepada masyarakat LKBH memberikan pelayanan hukum baik litigasi, non litigasi maupun penyuluhan hukum kepada masyarakat dengan prinsip Justice for All.

LKBH Fakultas Hukum Universitas Pancasila sebagai unit aktivitas Fakultas Hukum didirikan dengan tujuan : 1. Memberikan bantuan yang berhubungan dengan masalah-masalah hukum terutama bagi masyarakat yang secara ekonomis dan pengetahuan tentang hukum dipandang kurang mampu dengan tidak membedakan suku, agama, ras, atau golongan. 2. Meningkatkan cakrawala pengetahuan bagi para mahasiswa dan tenaga pengajar Fakultas Hukum Universitas Pancasila, khususnya pengetahuan praktis di bidang hukum dalam kasus nyata. 3. Memberikan bantuan perlindungan hukum bagi masyarakat yang kurang mampu.

Visi kami adalah pelaksanaan dari visi Universitas Pancasila di bidang bantuan hukum, yakni menjadi suatu lembaga hukum yang berkualitas dan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu hukum serta praktek hukum dengan menyeimbangkan antara ilmu pengetahuan hukum dengan perkembangan hukum dalam masyarakat, guna menciptakan perilaku yang sesuai dengan kehendak Tuhan (Godly Character) dan senantiasa memuliakan Tuhan, “Ungkap pria yang lahir di Tangerang 26 Juli 1987 ini.

Sementara misinya menurut Hasbullah adalah memberikan bantuan yang berhubungan dengan masalah-masalah hukum, terutama bagi masyarakat yang secara ekonomis dan pengetahuan tentang hukum dipandang kurang mampu dengan tidak membeda-bedakan suku, agama, ras dan atau golongan.Visi dan misi, visi berkaitan dengan visi fakultas yakni Tridarma Perguruan Tinggi. Misinya, apa yang kita harus lakukan, dengan cara membantu orang-orang yang terlibat dalam kasus hukum pidana dan perdata sebagai bentuk pengabdian masyarakat.

Selain itu pihaknya juga ingin meningkatkan cakrawala pengetahuan bagi para mahasiswa dan tenaga pengajar Fakultas Hukum Universitas Pancasila, khususnya pengetahuan praktis di bidang hukum dalam kasus nyata, “Ujar Hasbullah yang bekerja untuk Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Pancasila.

Misalnya, kasus pemberian konsultasi hukum di Tajur Bogor. Kita datang kepada masyarakat untuk memberikan pemahaman hukum, agar mereka tidak salah tindakan-tindakan dalam kehidupannya. Kalau salah sedikit, maka fatal dan berdampak pada akibat-akibat hukum yang merugikan seperti pertanahan dan hubungan dalam keluarga. Sedangkan profesi ini dipercaya dan amanah sebagai ketua, “Profesi saya sebagai pengajar, profesi dosen atau pengajar. Dalam konsep hidup itu ada dua, yakni untuk diri sendiri dan orang lain, ungkapnya.

Bermanfaat, itu profesi yang mulia. Jangan diharapkan kestabilan dalam pengajaran, ketenangan jiwa dan hati dan relasi serta ilmu jadi pengajar, juga mengontrol profesi yang lain. Saya hobi sebagai pengajar, dan saya banyak mengajar juga di polisi, seperti di Polda Metro Jaya, Polres Metro Jaksel, Polair Polda Metro, DPRD dan BNN. Menurutnya, dengan mengajar relasi banyak, tingkat pekerjaan jadi bertambah. Kemudian terkait LKBH yang terpenting adalah untuk mencapai semua itu, perlu strategi. Pertama yang diterapkan adalah bersih, pelayanan maksimal. Kita beri pandangan bahwa LKBH ini merupakan lembaga pemberi bantuan hukum yang sesuai dengan das sollen hukum Indonesia .

Selain itu kita juga harus bisa meningkatkan kemampuan kita dalam pelayanan hukum. Jangan harapkan uang, tapi dengan kita dipercaya, maka kita akan dapatkan uang. LKBH memberikan pelayanan maksimal kepada orang yang tidak punya uang, apalagi yang punya uang, lebih maksimal lagi. Trust kita jadi makin tinggi.” Ungkapnya.

Obsesinya, ingin menjadikan LKBH dikenal di masyarakat, dan juga dikenal serta dipercaya pelayanannya.“Dapat melayani seluruh masyarakat tanpa terkecuali, dan dapat dijadikan tempat pembelajaran oleh mahasiswa. Dan memberikan pelayanan hukum kepada para pencari keadilan.Hasbullah mengatakan kesewenangan dan penyalahgunaan wewenang sangat nyata dalam dunia hukum di Indonesia. Oleh karena sebagai lembaga pemberi bantuan hukum mempunyai kewajiban paling tidak ikut serta dalam mewujudkan tujuan hukum itu sendiri yaitu keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum. Hal ini penting untuk diketahui mahasiswa, agar mahasiswa dapat memahami dan mempelajari serta mempraktikan pemahaman yang baik akan tujuan hukum. Sebaik mungkin memberikan yang terbaik untuk mahasiswa dan masyarakat. Hukum di Indonesia rusak sekali.

foto profil hasbullah sh mh IMG-20120405-00017 IMG-20120405-00019

Disisi lain, sebenarnya saya tidak tertarik untuk unggul-unggulan dalam banyaknya Organisasi Bantuan Hukum di Indonesia baik yang terafiliasi dengan kampus maupun tidak. Kita terikat oleh kode etik. Kita tidak boleh saling menyerang, memberikan bantuan hukum kepada masyarakat adalah tugas utama. Kita ingin LKBH lain muncul. Ini yang harus kita jadikan tolok ukur, agar beban memberikan pelayanan yang maksimal dapat tumbuh pada LKBH lainnya. “Kami jadi sedikit berkurang bebannya dengan banyaknya LKBH lain bermunculan, “paparnya.

Namun sayang, kadang-kadang ada juga dari mereka ini etika moralnya banyak yang menyimpang. Ada juga beberapa Advokat yang hanya menjadi fasilitator oleh kliennya untuk memberikan uang, suap menyuap kepada penegak hukum lainnya. Contoh pada kasus haposan hutagalung.“Kalau jalannya sesuai dengan trek saya dengan dengan senang hati membantu memberikan pelayanan hokum namun kalau keluar dari trek kita akan mundur. Saya harus akui kepengurusan LKBH saat ini masih perlu banyak perbaikan dalam mengatur kembali LKBH. Sebab sempat pada kepengurusan sebelumnya kurang terstruktur dan kurang tertata dalam segi administrasinya. Saya harus memimpin dan memberikan hal yang maksimal. Karena anggota saya adalah dosen saya. Itu hal yang paling berat.

Kalau seorang pemimpin dipercaya harus benar-benar dijalankan. Yang paling penting, saya tidak menganggap sebagai pemimpin, saya ingin melayani dosen-dosen saya yang ingin memperoleh point dalam pengabdian masyarakat. Kalau beliau-beliau mau dapat pangkat akademik maka dia harus terjun dalam pengabdian masyarakat. Saya Cuma memfasilitasi beliau-beliau saja. Melayani dan mendapatkan pengabdian masyarakat, “ungkapnya.

Untuk mahasiswa, mereka itu berbeda dengan SD, SMP dan SMA. Universitas berbeda, mau cepat lulus bisa dan lambat juga bisa, bebas-bebas aja. Saya sering berbagi pengalaman sama mereka. 50 teori dan 50 pengalaman saya. Kalau Cuma teori itu mudah, tapi perlu praktik. Memberikan sebuah gambaran kepada mahasiswa. Bagaimana memberikan keyakinan akhir dari proses pembelajaran di sini, “ujarnya menjelaskan secara detail.

Hasbullah menambahkan, rencana ke depannya, yakni dapat dipercaya oleh lembaga pemerintah. Kementerian, perusahaan dan pengadilan sebagai partner mereka untuk membantu memberikan penyuluhan kepada mereka. “Bagaimana kita dapat dipercaya. Kerjasama dengan Dewan Pers, BRI dan perusahaan, Kementerian Komunikasi dan Informasi.

Apa sih yang diharapkan kalau bukan mengayomi masyarakat dan memberikan pelayanan kepada masyarakat. Pemerintah harus lebih peduli lagi kepada lembaga bantuan hukum. Bukan sebaliknya menjadikan mandulnya fungsi Negara secara langsung. Pemerintah minim untuk memberikan bantuan hukum kepada masyarakat, apalagi kepada LKBH. Negara harus memberikan atau memfasilitasi lembaga bantuan hukum secara lebih maksimal. Kita harus dihargai, sebab kalau Negara tidak mampu. Paling tidak memberi dukungan atau sokongan kepada lembaga bantuan hukum.

Hukum di Indonesia banyak praktik korupnya. Dulu saya ingin mundur, tapi kemudian saya diberi semangat untuk maju terus dan membantu memberikan jaminan dan dukungan pelayanan hukum lebih baik kepada masyarakat, “ungkapnya. Hukum di Indonesia itu baik dan buruk lebih tinggi. Hukum di Indonesia sangat rentan dengan korupsi. Menurutnya, zaman sukarno, korupsi itu sembunyi-sembunyi (corruption behind on table), di zaman Suharto terang-terangan di atas kursi (Corruption above the table). Sekarang lebih parah lagi korupsi menjadi lebih gila lagi semuanya (corruption include the table).

Selama ini saya melihat praktik bantuan hukum secara keseluruhan, sistemnya ada yang 80 persen tidak professional, sisanya 20 persen professional. Jadi fungsi tujuan hukum untuk membela keadilan, saat ini belum terlaksana atau penuhi dengan baik, “pungkasnya. Menurut Hasbullah, system hukum di Indonesia tidak beres dan banyak masalahnya hal itu didasari dalam pengaturan hukum acara pidana kita yang memungkinkan terjadinya mafia peradilan, oleh karena itu dalam berbagai kesempatan saya ungkapkan mendesaknya pengesahan atas revisi KUHAP. Penegakan hukum tidak dilaksanakan, karena sosialisasi yang tidak berjalan dengan semestinya. Masyarakat tanpa hukum berantakan, hukum itu harus bisa memberi kepastian hukum kepada masyarakat. Di mana ada masyarakat di situ ada hukum (ubi societas ibi ius- where there is a society, there is law).

Suka duka, menurut Hasbullah, masih terlalu muda duduk sebagai ketua LKBH ini. Sebelum saya, yang duduk sebagai ketua LKBH adalah dosen saya dengan usia 55 tahun. “Sebenarnya saat ini saya tidak menduduki posisi yang nyaman. Zona yang tidak nyaman.

Jujur perjalanan karier saya bukan suatu hal yang gampang. Untuk menuju suatu keberhasilan atau kesuksesan, orang tua saya menempanya dengan sangat keras. “Ayah saya seorang guru. Saya kini guru konteks sebagai dosen. Saya hidup dalam lingkungan yang Islami dan ketat dalam belajar. Kalau dalam sekarang KDRT mungkin, tapi untuk urusan pendidikan ayah sangat keras sekali. Sejak SD dan SMP saya sudah aktif berorganisasi yang menumbuhkan jiwa kemandirian saya, ketua regu dan ketua pramuka. Malah sejak kecil telah berprestasi dalam organisasi.

Hanya saja, saya baru bisa berprestasi akademik maksimal pada saat kuliah. Dunia leadership dalam organisasi. Prestasi akademik ditengah-tengah. SMA jadi ketua Pembina pramuka. Diorganisasi untuk karate juara 1 dan 2.

Sebenarnya lulus SMA, saya ingin masuk STPDN, tapi pada waktu itu ramai pemberitaan tentang kekerasan di sana, sehingga mundur. Saya ingin jadi dokter, tapi tidak mampu dalam hal biaya, karena menjadi dokter itu luar biasa biayanya. Tapi ada cara lain untuk membantu masyarakat selain dokter dengan cara ini lah saya turut menyembuhkan penyakit hukum di masyarakat.“ujarnya menguatkan cita-citanya.

Saya daftar di Fakultas Kedokteran UI, meski saat SMA saya mengambil jurusan IPA. tapi gagal dan susah. Masuk Politik dan social bingung, selanjutnya saya masuk kuliah di Fakultas Hukum Universitas Pancasila. Begitu sulitnya saya kuliah, bayangkan dalam seminggu saya dikasih uang 150 ribu rupiah.Saya mengatur makan dengan kuah. Rekan-rekan saya alhamdulillah yang ekonominya cukup, saya buat tugas dan bantu mereka, saya tidak minta uang, tapi mereka mengajak saya makan. Dikuliah saya berprestasi di kampus, dapat beasiswa, jadi ketua organisasi peradilan semu. Jadi ketua Debat. Dari sini saya dapat uang untuk menghidupi kekurangan uang saya paling tidak untuk menambah uang jajan, “ujarnya bangga.

Prestasi itu datang di kampus, dapat honor, ditraktir oleh dekan, dapat uang saku. Saya juga jadi mahasiswa berprestasi dengan pujian dan cum laude, posisi terbaik kedua pada saat lulus, setelah itu saya mengambil magister hukum saya. Saya diminta untuk mengabdi mengajar di kampus dengan prestasi dan pengalaman saya itu. Dunia kerja banyak gesekan, ada saja yang tidak suka dengan kepemimpinan saya saat ini. Namun yang penting, bisa memberi kebaikan kepada mereka yang tidak suka.

Jadikan energy positif jika kita dianiaya, akhirnya saya jadi ketua, awalnya sempat ditolak. Sudah banyak sekali tendangan, hujatan dan cibiran. Saya tidak pernah menyerah begitu saja, dan tidak ada kesempatan untuk yang kedua kalinya. Meski saya dapat fasilitas mobil dan sopir, tapi saya berikan kepada anggota saya atau staf saya, kecuali mendesak.

Selain mengajar, dan menjadi peneliti serta bercara. Saya juga senang traveling. Dan kegiatan lainnya seperti suka dengan panti asuhan. Memberikan fasilitas untuk masyarakat, social. Hobi Main bola dan belajar. Dalam hal Hedonisme saya membatasinya. Saya khawatir kalau naik cepat, turun cepat. Saya harus pahami dan temui solusinya. Naik cepat harus kita pelihara agar tidak mudah patah, “ungkapnya.

Mewujudkan salah satu tujuan dari Tridharma Perguruan Tinggi, yakni pengabdian kepada masyarakat tambahnya. Dikatakan, untuk keperluan konsultasi dan atau permintaan hukum, warga masyarakat dapat berhubungan langsung dengan sekretariat LKBH Fakultas Hukum Universitas Pancasila atau menghubungi kantor Fakultas Hukum Universitas Pancasila, dengan membawa data-data diri dan permasalahan yang dihadapi secara lengkap.

Pihaknya melalui sekretariat akan menyerahkan kepada ketua LKBH untuk dipelajari dan selanjutnya diserahkan kepada Tim yang dibentuk berdasarkan kompetensi keahliannya untuk diberikan konsultasi dan atau bantuan hukum.

Hasbullah, SH, MH mengatakan untuk litigasi, pihaknya menanggani perkara perdata dan pidana, perkara niaga, dan hak atas kekayaan intelektual (HKI), perkara pajak, perkara HAM dan perkara perlindungan anak, perkara perburuhan, perkara Tata Usaha Negara, maupun pengajuan Judicial Review ke Mahkamah Konstitusi. Termasuk juga perkara Peradilan Agama. Sedangkan untuk perkara Non-Litigasi, pihaknya menanggani masalah hukum perusahaan, HKI, perjanjian (kontrak), hukum pasar modal, hukum agraria, hukum keluarga/perkawinan, dan hukum kewarganegaraan.

Mengenai masalah pembiayaannya, Hasbullah mengungkapkan, informasi diberikan kepada masyarakat dengan Cuma-Cuma, penyuluhan hukum diberikan dengan Cuma-Cuma, konsultasi diberikan dengan pembiayaan administrasi sekedarnya. “Bantuan hukum diberikan dengan imbalan biaya sesuai dengan peraturan pembelaan umum yang berlaku dengan mengingat jenis perkara yang dihadapi, “Ujar pria yang mempunyai motto atau prinsip hidup “There is Will There is Away” ini.

Sedangkan bagi mereka yang berdasarkan atas bukti-bukti sah diberikan aparatur pemerintah daerah serendah-rendahnya Lurah, ternyata tidak mampu membayar biaya konsultasi dan atau bantuan hukum dapat diberikan keringanan dan atau dibebaskan dari biaya. “LKBH sendiri dibuka setiap hari mulai pukul 08.00 s.d 16.30, kecuali hari Sabtu, minggu, libur nasional dan libur karyawan yang ditetapkan oleh universitas. Dan alamat kami ada di Fakultas Hukum Universitas Pancasila, Jalan Srengseng Sawah, Jakarta Selatan 12640 atau telpon dan faks di 021- 78892100 atau email : lkbh_up@yahoo.com, “papar Hasbullah yang memiliki tokoh favoritnya Nabi Muhammad.

Berikut ini susunan Pengurus di LKBH Fakultas Hukum Universitas Pancasila

  1. Ketua : Hasbullah, SH, MH

  2. Sekretaris : M. Yamin, SH, SS, MH

  3. Bendahara : Lisda Syamsumardian, SH, MH

  4. Deputi Penanganan Perkara dan Pengabdian Masyarakat : Hadis Sastranegara, SH, MH

  5. Deputi Pendidikan dan Latihan : M. Rizky Aldila, SH

  6. Deputi Penelitian dan Pengembangan : Ramadiansyah Rambe, SH

  7. Deputi Kerjasama : Edi Rohaedi, SH, MH

1 . Advokat dan Konsultan

Adnan Hamid, SH, MH, MM

Hadis Sastranegara, SH, MH

Wibisono Oedoyo, SH, MH

Diani Kesuma, SH, MH

Hasbullah, SH

Ramadiansyah Rambe, SH

2. Konsultan

Zuraida Balweel, SH, MH ( Hukum Keluarga )

Abdul Hakim, SH, MH, CN ( Hukum Agraria )

Adnan Hamid, SH, MH, MM ( Hukum Perpajakan )

Budi Santoso, SH, MH ( Hukum Kesehatan )

Remi Ramadhan, SH, MH ( Hukum Persaingan Usaha )

Adnan Hamid, SH, MH ( Hukum Pasar Modal )

Juniman Menrofa, SH, MH ( Hukum Bisnis )

Endra Wijaya, SH.,MH, (Hukum Tata Usaha Negara )

Prof. dr. Hardi Darmawan

No Comments

RS RK Charitas :

Hidup Kubaktikan Untuk Kepentingan dan Manfaat Orang Banyak

Prof dr HARDI DARMAWANDengan motto In OmnibusCharitas, yang memiliki arti, kasih dalam segalanya, Rumah Sakit RK Charitas mencoba memaknai arti motto tersebut untuk semua orang. Motto ini menjiwai dalam setiap pelayanan di Rumah Sakit RK Charitas, agar dapat memberi manfaat bagi orang banyak. “Kewajiban kita dalam kehidupan adalah harus melakukan hal yang bermanfaat bagi orang banyak, dan bersumbangsih serta menciptakan berkah bagi masyarakat,” ungkap Prof. dr. Hardi Darmawan, MPH&TM, FRSTM.

Charitas sendiri memiliki arti berupa kasih sayang, derma, beramal, atau amal. Dari catatan Suster Wilhelmina –salah satu perintis Rumah Sakit RK Charitas–,Kongregasi Fransiskus Charitas (dulu Kongregasi Franseskanes Charitas) , ingin agar perawatan di daerah misi, sesuai dengan tuntutan-tuntutan yang rasional dan harapan dari rumah sakit yang modern.Karya ‘Charitas’ jangan dilakukan setengah-setengah saja, karenanama Charitas menunjuk pada cinta kasih yang begitu besar sehingga tidak cukup dengan menyuruh pasien pulang sesudah memperolehperawatan.

Suster- suster Fransiskus Charitasmenyelenggarakan perawatan keliling dan kunjungan rumah. Dengan dijiwai oleh cita-cita ibu pendiri –yakni Sr. Theresia Saelmaekers–, yaitu dalam kegembiraan, kesederhanaan dan cinta kasih untuk menolong orang lain. Seraya berdoa dan mengorbankan diri, menampakan kegembiraan hidup di antara orang sakit dan yang berkekurangan.

Rumah Sakit RK Charitas memiliki Visi: tahun 2015 menjadi Rumah Sakit terbaik di Indonesia dalam keselamatan pasien dan mutu pelayanan, yang mampu menyenangkan pelanggan. Sedangkan misinya, adalah ingin (1) Memberikan pelayanan sesuai standar pelayanan terkini di dukung dengan IPTEK dan SDM yang profesional dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat. (2) Memberikan pelayanan yang paripurna, bersifat transparan, aman, adil, bertanggung jawab, akuntabilitas dan berlandaskan dimensi spiritualitas. (3) Menciptakan Sumber Daya Manusia yang kompeten, berempati, berperilaku baik, visioner dan mengembangkan budaya komunikasi dengan sikap mendengarkan, membangun kerjasama, dialog interpersonal, jernih dalam berpikir, berbicara, dan bertindak. (4) Memperhatikan kesejahteraan karyawan dan memperlakukan karyawan sebagai keluarga besar Rumah Sakit RK. Charitas.

Strategi dan Kiat RS RK Charitas

Strategi dan kiat yang diterapkan Rumah Sakit RK Charitas untuk menjadi besar, adalah dengan mengkombinasikan unsur yang ideal antara strategic service intent (jiwa layanan) dan kiat, seperti bagan di bawah ini :

Strategis Service Intent

Jiwa Layanan

Care : Membuat pelanggan merasa diperhatikan dan dilayani dengan baik

Convenience & comfort : Membuat pelanggan merasa mendapatkan kemudahan dan kenyamanan dalam memperoleh informasi maupun kebutuhan yang diperlukan.

Safety : Petugas/staff karyawan memperhatikan dan melaksanakan program keselamatan pasien yang selalu dimonitor dan dievaluasi dan ada umpan balik

Patient/ family participation : Pasien/Keluarga dilibatkan dalam proses penyelesaian permasalahan yang dihadapi.

Holistik : Selalu melayani pelanggan sebagai manusia seutuhnya, baik jasmani, jiwa, maupun rohani ( Biopsiko Sosial )

 

Kiat

Sedangkan keunggulan differensiasi, diversifikasi dan inovasi RS RK Charitas, berupa :

Keunggulan differensiasi : Putting the patient first.

Fokus : Patient Centeredness Care

Nilai- nilai (value ) RS. RK Charitas:

SISTERES :

  • Spirituality

Kita menumbuhkembangkan cinta kasih, kreatifitas, inovasi diantara sesama pelayan

dan pelanggan.

  • Integritas

Hubungan antar manusia yang berdasarkan kejujuran, keadilan dan kebijaksanaan, berhati nurani sosial.

  • Stewardship

Pelayanan kesehatan masyarakat holistik, humanistik, untuk keadaan sehat (well being) masyarakat.

  • Trust

Berperilaku yang menimbulkan kepercayaan dan bertanggungjawab.

  • Excellence

Memberikan pelayanan kesehatan bermutu terbaik (optimal), perawatan penderita (patient care) melalui pembelajaran individu dan organisasi dan perbaikan berkesinambungan melalui pendidikan, latihan, penelitian dengan sumber daya manusia yang ada secara kreatif, efektif, efisien, relevan dan akurat.

  • Respect

Kita menghormati (menghargai) memahami kebenaran (perbedaan) harkat, martabat, dan ketergantungan semua manusia.

  • Empathy

Berlaku empati untuk menunjang/membantu semua orang mencapai keseimbangan dan kehidupan sehat.

  • System

Berpikir secara sistem (system thinking) semua karyawan termasuk Direksi, Yayasan harus memiliki kemampuan berpikir secara sistem, berfikir secara menyeluruh dan memahami dengan benar tentang pengaruh, kaitan, ketergantungan setiap unsur dalam sistem, guna mewujudkan tujuan yang akandicapai khususnya dalam kaitannya dengan strategis pembaharuan dan persaingan yang ada.

Keunggulan:

  • High technologyHigh touch
  • Komputerisasi RS Pertama di bidang asuhan keperawatan
  • Patient Safety Award I Tahun 2006 ( Penghargaan secara Nasional yang diberikan oleh Menteri Kesehatan)
  • Penghargaan-Penghargaan:

Tahun

Penghargaan

Dari

1991

Pataka “Nugraha Karya Husada Tingkat II

MenKes RI

1991

Juara I Lomba Kebersihan RS SeKodya Palembang

Kanwil DepKes RI

1994

Penampilan Terbaik Kedua Tahun 1994 Bidang Upaya Penerapan Standar Pelayanan, Penampilan RS dan Penanggulangan Kanker

MenKes RI

1999

Peringkat 10 Pembayar Pajak untuk Daerah SumSel, lampung & Bengkulu)

DepKeu RI

 

Perusahaan Peserta Jamsostek Teladan I Kategori 500 tenaga kerja ke atas

PT. Astek

1994

Penampilan Terbaik Kedua RSU Swasta Setingkat Kelas B tahun 1994

MenKes RI

1998

Lulus Akreditasi RS 5 Pelayanan

KARS /DepKes

2002

Kinerja Terbaik Bidang Lingkungan Hidup

PemKot Palembang

2003

Piagam Penghargaan Teladan Bidang Keselamatan dan kesehatan Kerja

Gubernur Sumsel

2005

Penghargaan Kecelakaan Nihil

Menteri Tenaga Kerja & Transmigrasi

2005

Lulus Akreditasi RS 12 Pelayanan

KARS /DepKes

2005

Penghargaan Sebagai Tim Relawan Tsunami Aceh

Menkes RI

2006

Penghargaan RS. Terbaik I ~ Patient Safety

PERSI Pusat

2007

Juara Harapan I Lomba Poster World Alliance for Patient Safety Indonesia 2007 “Clean Care is Safer Care” Depkes RI & WHO

2008

Juara IV Lomba Persi Award – IHMA 2008 (Presentasi Implementasi Pencegahan Keselamatan Pasien jatuh di RS. RK. Charitas)

PERSI Pusat

2008

Juara II Lomba Poster Implamentasi Pasien Jatuh di Rumah Sakit

PERSI Pusat

2009

Juara III Lomba Persi Award (“Menccgah Kejadian Tidak Diharapkan dalam Pelayanan Tranfusi Darah Melalui Penerapan Daftar Tilik, Pemantauan Reaksi Tranfusi , Pemeriksaan Uji Saring dan Golongan Darah Ulang di RS. RK. Charitas Palembang”)

PERSI Pusat

2009

Juara IV Lomba Poster (“Menccgah Kejadian Tidak Diharapkan dalam Pelayanan Tranfusi Darah Melalui Penerapan Daftar Tilik, Pemantauan Reaksi Tranfusi , Pemeriksaan Uji Saring dan Golongan Darah Ulang di RS. RK. Charitas Palembang”)

PERSI Pusat

2010

The Best of Palembang Service ExcellentChampion,category Hospital

Markplus Inc

Des 2010

The Best Facility Bali & Singapore

Asuransi Graha Medika

2011

Lulus Akreditasi Bank Darah 2011-2014 KARS /DepKes
2011 Pusat Rujukan atas Kegiatan SEA Games  

2011

Lulus Akreditasi RS 16 Pelayanan

KARS /DepKes

2011

The Best of Palembang Service Excellent Champion,category Hospital

Markplus Inc

2012

Penghargaan Perusahaan terbaik Penerapan SMK3

Dinas Tenaga Kerja Kota Palembang

Okt 2012

Juara I Lomba Poster Pasien Safety

PERSI Pusat

Feb 2013

The Best of Palembang Service Excellent Champion,category Hospital

Markplus Inc

Feb 2013

Certified Indonesia International Award Winner 2013 as The Best Hospital & Service Excellent of The Year

World Achievement Association

Mei 2013

Juara Harapan II, Lomba Dance Hand Hygiene dalam rangka International Nurses Day

RSUP Moh. Hoesin, Palembang

Note: PERSI : Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia

 

Diversifikasi

Rumah Sakit RK Charitas melayani seluruh lapisan masyarakat, terutama option for the poor, karena itu Rumah Sakit RK Charitas menyambut baik kerja sama dengan RENA dan Smile Train untuk program operasi bibir sumbing. Untuk lebih memperluas jangkauan kepada mereka yang membutuhkan, Yayasan Rumah Sakit Charitas mendirikan rumah sakit satelit di beberapa daerah, baik di kota maupun di daerah transmigrasi dan terpencil, seperti: Palembang (RS Myria, RS Karya Asih, BP/RB Bakti Kasih Cab. Charitas Sekojo), Belitang (BP/RB Panti Bhakti Kasih Charitas dan BP/RB Panti Bhakti Kasih Charitas), , Tanjung Sakti (BP/BKIA Charitas Tanjung Sakti) Tugumlyo-Musi Rawas (BP/RB St. Maria), daerah transmigrasi Pasang Surut Jalur 20 Purwodadi (BP/RB Charitas Cab. Pasang Surut), Bengkulu (RS Hana Charitas), Klepu-Yogyakarta (RS Panti Bhakti Ningsih), Timika-Papua (RS Mitra Masyarakat Charitas Timika).

Selain dalam bidang kesehatan, Yayasan Rumah Sakit Charitas juga ingin meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui bidang pendidikan. Didirikanlah Yayasan Pendidikan Charitas di Bangka Belitung, Batam, Belitang, dan Jakarta. Sementara itu, di Palembang didirikan Sekolah Tinggi Kesehatan (STIKES) Perdhaki Charitas.

 

Inovasi Rumah Sakit

Rumah Sakit RK Charitas melakukan inovasi dengan melakukan Benchmarking dan kolaborasi dengan rumah sakit di dalam dan luar negeri. Selain itu, Rumah Sakit RK Charitas berupaya untuk memberikan Customer Service Excellence, dimana karyawan Rumah Sakit RK Charitas diharapkan: (1) tampil ramah. Perawat diharapkan selalu mengingat dan menyebut nama pasien ketika sedang melayani pasien. Karyawan Rumah Sakit RK Charitas diharapkan memiliki pergaulan yang luas dan dapat menjangkau berbagai kalangan; (2) tampil sopan dan penuh hormat. Karyawan diwajibkan untuk tampil tidak hanya dengan pakaian yang sopan tetapi juga dengan attitude yang sopan, serta penuh hormat, baik dengan sesama karyawan maupun dengan pelanggan. Dalam situasi pekerjaan sehari-hari yang cukup padat, karyawan selalu diingatkan untuk selalu mengucapkan “apa yang bisa kami bantu?”, “mohon maaf” dan “terima kasih”. Ketiga kata ini mewakili pribadi yang sederhana dan terbuka; (3) tampil dengan pengetahuan dan keterampilan yang mantap (Profesional). Untuk bisa sampai pada tahap ini, tentu saja harus didasari dengan sikap senang membaca dan belajar. Belajar dari pengetahuan maupun belajar dari pengalaman orang lain; (4) tampil rapi. Dengan membiasakan diri disiplin, kita tidak akan menolak pada kewajiban-kewajiban yang harus kita lakukan. Tidak menolak pada kewajiban, kita dapat tampil rapi, baik dalam penampilan maupun hasil pekerjaan; (5) tampil care. Untuk bisa tampil care, harus didasari dengan keihklasan untuk memberi dan melayani, selain itu juga memiliki pribadi yang senang menyenangkan orang lain.

Setiap perawat harus : SENYUM

S : Sigap dan salami dengan tulus dan sopan serta pelihara harga diri pasien

 

E : Empati terhadap perasan dan masalah pasien

 

N : Nalar, nyatakan respon positif terhadap masalah pasien dan jadilah pendengar aktif yang baik

 

Y : Yakin bahwa anda mengerti masalah pasien dan siap membantu

 

U : Upayakan gagasan pasien

 

M : Mengucapkan terima kasih dan meminta maaf yang tulus.

Selanjutnya Hardi mengungkapkan bahwasannya, obsesi Rumah Sakit RK Charitas adalah bagaimana menjadikan rumah sakit ini sebagai rumah sakit berkelas dunia atau World Class Hospital. Untuk menjadi rumah sakit berkelas, pihaknya menyikapi persaingan dengan rumah sakit swasta atau pemerintah lainnya dengan blue ocean strategy. Yakni salah satu ciri penting praktik kedokteran modern, seperti kehadiran dan dominasi teknologi kedokteran canggih dengan High Touch tetapi tetap mengutamakan Patient Centered Care. Menurutnya, hampir semua proses asuhan medis membutuhkan dukungan tes medis, apakah itu demi tujuan menegakkan penyakit, pengobatan tindakan medis dan pecegahan, promosi kesehatan. Lebih dua puluh tahun yang lalu, menyetir pernyataan John Naisbitt, Hardi mengungkapkan frase yang sangat terkenal dalam buku John Naisbitt yang sangat laris : Megatrend : 10 New Transforming Our Lives, yakni :”High – tech / High touch”. Sayangnya apa yang terjadi dalam praktik kedokteran tidak sejalan seperti yang diharapkan oleh John Naisbitt. Inilah kelemahan praktik kedokteran modern yang terus menuai kritik karena layanan yang bersifat : high tech – low touch. Dr. Mimi Guarneri penulis buku The Heart Speaks, seorang kardiolog terkenal, memberikan komentar mengenai sikap dokter : “Beberapa dokter modern memiliki mental montir dengan menganggap tugas mereka adalah menemukan masalah secepat mungkin dan segera memperbaikinya, dan bukannya membangun hubungan jangka panjang, “papar Hardi panjang lebar.

Peran Pasien Rumah Sakit

Pasien berasal dari kata patients, yang akarnya adalah patio yang berarti orang yang menderita. Eric Cassel, seorang psikiater yang banyak menggeluti masalah penderitaan, memberikan definisi penderitaan (suffering) sebagai suatu keadaan distress (ketidaknyamanan) yang berat yang dihubungkan dengan suatu peristiwa yang mengancam keutuhan atau integritas seseorang. Penderitaan tidak hanya mempengaruhi fisik atau psikologis, melainkan mempengaruhi secara keseluruhan (whole being), baik itu fisik, emosi, mental, spiritual dan aspek kehidupan sosial. Sebagai seorang pasien, ia mengalami penderitaan fisik, mental dan spiritual.

Menurut Thomas (2005), seorang dokter tidaklah cukup berperan sebagai “curer the disease”, lebih dari itu, yang diharapkan perannya adalah menjadi “healer of the sick”. Praktik kedokteran saat ini pada umumnya berorientasi pada proses cure atau mengobati dan berhenti pada penyembuhan fisik semata. Menurut arti katanya heal berasal dari kata whole (utuh atau menyeluruh). Beberapa pakar, seperti Cassell, Kubler – Ross dan Saunders memberikan definisi penyembuhan (healing) sebagai : “making whole again”, “becoming whole again” dan “finding wholeness”. Inilah yang menjadi tugas para dokter yang bertugas di rumah sakit – membuat utuh kembali dimensi pasien yang tercerai berai sebagaimana diungkapkan oleh Socrates : “The part can never be well unless the whole is well”.

Memahami aspek tersebut Rumah Sakit RK. Charitas, menurut Hardi, harus berani berpikir secara berbeda. Rumah Sakit RK. Charitas mempunyai komitmen yang kuat untuk memberikan layanan kepada pasien secara holistik. Pendekatan holistik adalah metode yang paling ideal dan merupakan perwujudan dari pelayanan yang berfokus pada pasien (lihat bagan Pendekatan Kedokteran Integratif yang Bersifat Holistik).

Hubungan dokter dan pasien diawali ketika pasien sepakat untuk dirawat oleh dokter atau saat pasien memeriksakan diri di poliklinik. Melalui interaksi dokter dan pasien secara kolaboratif, pasien mempunyai pengetahuan dan kesiapan untuk berubah. Melalui informasi, komunikasi dan edukasi yang intens baik dengan dokter maupun tenaga kesehatan lainnya yang disediakan oleh rumah sakit, pasien mempunyai pengetahuan dan keterampilan serta kesiapan untuk merubah gaya hidup. Pasien siap untuk mengelola dirinya sendiri. Dokter kemudian memberikan pengobatan atau tindakan medis sesuai kebutuhan pasien. Apabila diperlukan dokter akan merujuk pasien untuk menjalani pengobatan alternatif dan komplementer seperti akupuntur, psikoterapi, terapi herbal atau energi, olah raga, meditasi sesuai kebutuhan masing-masing pasien. Proses penyembuhan menjadi lebih optimal dan pasien menjadi semakin puas berkat pendekatan holistik.

Bagan Pendekatan Kedokteran Integratif Yang Bersifat Holistik

Hardi mengatakan yang diterapkan dalam membina Sumber Daya Manusia di rumah sakitnya adalah dengan melakukan penilaian kinerja karyawan setiap 1 (satu) tahun sekali, dari hasil tersebut akan diketahui hasil kinerja karyawan apakah baik, cukup dan kurang. Apabila hasil yang didapat “kurang” maka karyawan akan diberi pembinaan agar dapat bekerja lebih baik lagi. Selain itu Rumah Sakit RK Charitas juga memberikan pendidikan dan pelatihan bagi karyawan untuk meningkatkan dan menambah keterampilan, pengetahuan dan wawasan tentang pekerjaannya. Salah satu caranya adalah dengan memberikan beasiswa pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi bagi karyawan-karyawan yang kinerja kerjanya baik.

Kami juga memperhatikan dalam peningkatan karir karyawan, dengan melakukan rotasi, mutasi, promosi dan demosi. Untuk peningkatan kepribadian dan rohani karyawan, RS RK Charitas mengadakan rekoleksi, rekreasi dan outbound secara berkala bagi karyawan. Tak lupa, kesejahteraan karyawan baik dari segi penghasilan dan kesehatan karyawan pun kami perhatikan, “ujarnya.

Rencana dan target ke depannya, adalah dengan menciptakan rumusan strategi di masa datang, seperti : (1) Target Rumah Sakit RK. Charitas ke depan adalah tetap mempertahankan posisi sebagai Market Leader di tengah meningkatnya ancaman perubahan akibat perubahan lingkungan bisnis / kompetisi perumahsakitan, regulasi / medico legal dan ekonomi. (2) Penguatan competitiveness dipusatkan di area yang sudah menjadi kekuatan (strength) utama institusi, yaitu Brand Image Rumah Sakit RK. Charitas, terutama di kalangan masyarakat Palembang dan Sumatera Selatan. (3) Kekuatan utama tersebut dikembangkan dengan model marketing yang kontemporer sesuai perkembangan jaman yang dinamis, regulasi pemerintah yang makin ketat dan tuntutan masyarakat yang makin tinggi terhadap pelayanan kesehatan.

Uraian Strategi, berikut ini : (1) Posisi Market Leader saat ini adalah hasil upaya berkesinambungan peningkatan mutu pelayanan selama ini. Upaya tersebut akan dilanjutkan, bahkan dengan intensitas yang semakin tinggi. (2) Kekuatan utama institusi adalah Visi, Misi dan Nilainya, yang menghasilkan Brand Image Rumah Sakit RK. Charitas, terutama di kalangan masyarakat Palembang dan Sumatera Selatan. Maka strategi yang dipilih sebaiknya bertumpu pada area kekuatan utama tersebut. Diupayakan agar Rumah Sakit RK. Charitas makin mengakar di tengah masyarakat, dipercaya dan bahkan jadi ‘milik’ masyarakat. (3) Area kekuatan ini diwujudkan dalam bahasa strategi bisnis seperti misalnya Market Development atau Product Development dan lain sebagainya, yang secara operasional diartikan dengan mengembangkan pangsa pasar dengan strategi marketing yang tepat, yaitu pengembangan produk yang sudah ada atau menciptakan produk yang baru yang inovatif. (4) Pengembangan produk lama ataupun diversifikasi produk baru, tetap konsisten dengan misi dan nilai institusi yaitu In Omnibus Charitas. Yang berbeda adalah kemasan produk yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan tuntutan perkembangan jaman masa kini. a.) Patient Centeredness adalah contoh kemasan baru yang bersifat universal. Bila diisi dan diperkaya dengan roh dan nilai utama yaitu In Omnibus Charitas, maka akan ‘tampil beda’ dibandingkan provider lain dalam hal ‘Sentuhan Manusiawi’. Tanpa mengurangi nilai luhur yang diperjuangkan selama ini, dalam bahasa marketing, mutu produk kemasan baru akan unggul, lebih menyentuh dengan ‘cita rasa’ yang lebih tinggi. (Contoh : Supermi, The Botol/Kotak Sosro, Air Mineral Kemasan, dll) b. Nilai Utama Rumah Sakit RK Charitas perlu secara gencar dipasarkan ke personel dan pelanggan (shared value) sehingga menjadi milik bersama. Rumah Sakit mendekatkan diri ke pasien, keluarga dan masyarakat, baik secara fisik maupun akses informasi dan komunikasi. Strategi marketingnya adalah Open Source and Collaborative/Participative.

Menanggapi harapannya terhadap pemerintah dalam dunia kesehatan, khususnya bidang usaha rumah sakit, Hardi mengatakan, pemerintah, dinas kesehatan dan instansi terkait terbina kerjasama-kemitraan dalam rangka pembinaan kesehatan masyarakat.

Sejarah berdirinya RS RK Charitas

Rumah Sakit RK Charitas yang berkembang hingga sekarang berawal dari sebuah rumah sakit kecil yang menggunakan rumah milik pribadi orang Belanda. Rumah sakit ini sejak tahun 1915 dibuka dan dikelola oleh Yayasan Perawatan Orang sakit ( Vereeniging Voor Ziekenverpleging). Sasaran pelayanan dikhususkan pada pasien orang Eropa di Palembang. Rumah sakit ini hanya memiliki satu orang dokter, beberapa perawat, dan beberapa pegawai penunjang medis, yang semuanya adalah orang Eropa. Karena eksploitasi rumah sakit begitu besar, mereka tidak sanggup membiayainya dan merencanakan untuk ditutup. Pastor Henricus Van Oort SCJ mendengar hal itu dan cepat mengambil kesempatan membelinya walaupun belum tahu siapa yang akan mengelolanya.

Maka pada tahun 1926 Pastor Henricus Van Oort SCJ menghubungi Pastor Henricus Smeets yang direncanakan menjadi Prefek Apostolik Bengkulu tapi masih berada di Belanda agar mencari tenaga suster untuk mengelola Rumah Sakit tersebut.Pastor Smeet SCY bertemu Mgr. Hopmans, Uskup Keuskupan Breda untuk mengungkapkan kebutuhan tersebut. Mgr Hopman menyarankan agar menemui Moeder Maria Vincentia FCh,Pemimpin Kongregasi Suster-Suster Fransikanes Charitas Roosendaal. Permintaan Pastor Smeets ditanggapi dengan baik oleh Moeder Vincentia Pemimpin Umum Kongregasi Charitas. Dalam waktu relatif singkat ditetapkan 5 suster yang akan diutus ke tanah misi. Mereka adalah:

1. Sr. M. Raymunda Hermans

2. Sr. M. Catharina Koning

3. Sr. M. Alacoque Van Den Linden

4. Sr. M. Caecilia Luyte

5. Sr. M. Wilhelmina Blesgraf

Di antara suster- suster tersebut ada tiga suster yang mempunyai ijazah perawat, yaitu Sr. Raymunda, Suster Alacoque, Sr. Wilhelmina sedangkan Sr. Chatarin dan Sr. Caecilia bukan perawat . Di tanah misi Sr. Chatarin bertugas di kamar cuci dan Sr. Caecilia bertugas di dapur. Percaya akan penyertaan Allah dan akan pemenuhan janjiNya inilah yang memampukan mereka pergi ke tempat baru, memulai sesuatu yang baru demi ketaatannya, kepercayaannya, dan kecintaannya pada Allah. Pada tanggal 1 Juni 1926, Mereka berangkat bersama dengan seorang misionaris SCJ yang bernama Pastor Henricus Hermelink. Hari Jumat tanggal 09 Juli 1926 pukul 05.00 mereka sampai di pelabuhan Boom Baru. Motto “ Charitas Christi Urget Nos” Kasih Kristusyang menggerakan mereka” menjadi roh atau semangat yang mendayai hidup karya perutusannya. Kelima suster tersebut memulai karyanya di Indonesia tepatnya di wilayah misi kota Palembang, Jalan Jendral Sudirman 1054.Rumah sakit yang dikelolah suster- suster adalah rumah sakit yang menampung 14-16 pasien khusus orang Eropa. Tahun 1927, kelima suster memperluas rumah sakit dengan membangun kamarkamar baru supaya dapat menampung para pasien pribumi, orang-orang Tionghoa, Arab, India, dan Jepang yang tinggal di Palembang. Akhir tahun 1927 telah tersedia ruang rawat inap yang terdiri dari17 tempat tidur untuk orang dewasa yang berasal dari Eropa, 20 tempat tidur untuk orang dewasa pribumi dan Tionghoa. Untuk anak-anak Eropa ada 7 tempat tidur. Dan 3 tempat tidur untuk anak anak pribumi.

Untuk memberikan pelayanan yang lebih luas mereka mencari jalan lain, yaitu dengan mengadakan kunjungan rumah. Setiap hari 2 orang suster keluar masuk lorong keliling kota Palembang. Dengan perkembangan yang ada, dirasakan kurangnya tenaga, maka Kongregasi Charitas di Roosendal kembali mengirim tenaga para susternya untuk membantu, yakni di tahun 1927 dikirimlah Sr. Borgia; tahun 1928 dikirimlah Sr. Alexandra; tahun 1929 dikirimlah Sr. Pasedia, Sr. Agnesia, Sr. Barbara dan Sr. Servatia; tahun 1930 dikirimlah Sr. Hilaria; tahun 1932 dikirimlah Sr. Brigitte (Perawat), dan di tahun 1934, dikirimlah Sr. Rheynilda (Bidan) dan sr. Benigna (Perawat).

Pada tahun 1937 dimulai peletakan batu pertama, tanggal 18 Januari 1938 dilaksanakan peresmian pembukaan Rumah Sakit RK. Charitas yang baru oleh Mgr. Meckelholt, SCJ. Rumah Sakit RK. Charitas yang baru mempunyai kapasitas 59 tempat tidur. Lambat laun dirasakan kurangnya kembali tenaga, maka untuk melengkapi tenaga di Rumah Sakit, tanggal 1 Maret 1938 Charitas Roossendal mengirim 4 orang Suster lagi, yakni tiga orang tenaga perawat: Sr. Amantia, Sr. Theresito dan Sr. Redempta; dan satu suster yang mengurusi rumah tangga, yakni Sr. Dorothea. Bersama dengan keberangkatan mereka ke Palembang, dibawa juga alat Rontgen. Pada tanggal 29 September 1938 menyusul Sr. Paula dan Sr. Pacomia. Keduanya sebagai tenaga perawat dan bidan. Pada tahun 1939 datang Sr. Gemma sebagai tenaga perawat menyusul suster-suster yang lain. Melihat perkembangan yang ada dan kebutuhan tambahan tenaga yang diperlukan maka diutuslah ke Indonesia

Tahun 1947 : Sr. Leonilla : sebagai tenaga analis

Sr. Yustina : sebagai bagian rumah tangga

Sr. Yosina : sebagai bagian rumah tangga

Sr. Blandina : sebagai tenaga perawat

Tahun 1948 : Sr. Sergia : sebagai tenaga perawat

Sr. Evermoda : sebagai tenaga perawat

Tahun 1950 : Sr. Annete : sebagai tenaga perawat

Sr. Amantia : sebagai tenaga perawat

Selama penjajahan Jepang, Rumah Sakit RK. Charitas menjadi markas bagi staf tentara Jepang. Tempat-tempat yang dijadikan markas adalah Biara, Paviliun Maria (Kebidanan), Paviliun Theresia (Kanak-kanak) dan Perkantoran. Segera setelah pembebasan orang Belanda dari internir, Sr. Alacoque selaku Missi Overste/Direktris Rumah Sakit RK. Charitas berusaha mendapatkan kembali Rumah Sakit RK. Charitas dan menempatinya.

Pada tanggal 28 September 1945 Rumah Sakit RK. Charitas dapat ditempati kembali dibawah pengawasan Dienst der Volk Gezondheid (DVG). Kemudian diusahakan dan berhasil untuk mendapatkan pengesahan secara resmi pengembalian Rumah Sakit RK.Charitas Palembang dengan surat:

  1. Permohonan pengembalian Rumah Sakit RK.Charitas oleh Sr. Alacoque selaku Direktris/Missi Overste Kongregasi Charitas Indonesia No. 208/AC tanggal 14 April 1948.

  2. Surat Rekomendasi dari Central Missie Bureau tanggal 21 April 1948 No.314.

  3. Surat Rekomendasi dari Gouv. Secretariat tanggal 27 Februari 1948 No. 17824.

  4. Surat Keputusan dari Dienst der Volk Gezondheid (DVG) yang isinya antara lain: memutuskan pengembalian Rumah Sakit RK. Charitas Palembang terhitung mulai tanggal 1 Juli 1948 kepada Kongregasi Suster Santo Fransiskus Charitas termasuk eksploitasinya.

Surat Keputusan ini dikeluarkan tanggal 25 Agustus 1948 ditandatangani Sekretaris Kepala Departemen Kesehatan Batavia Dr. Y.E. Karamoy. Untuk mendapatkan tenaga perawatan yang terampil, maka pada tahun 1947 mulai didirikan Sekolah Jururawat dan pada tahun 1955 diubah menjadi Sekolah Pengatur Rawat. Pada tahun 1951 dibuka Sekolah Kebidanan . Menurut peraturan yang berlaku pada tahun 1957/1958 semua badan asing harus di Indonesia-kan. Oleh sebab itu pada tanggal 29 Maret 1958 dibentuklah Yayasan Charitas dengan Akta Pendirian No. 65. Untuk mempermudah pengelolaan Rumah Sakit RK Charitas Palembang ini, dibentuklah Yayasan baru yang khusus untuk mengelola Rumah Sakit RK. Charitas, yaitu pada tanggal 3 November 1981 dengan Akta Pendirian No. 8 dengan nama Yayasan Rumah Sakit Charitas.

Dari tahun 1938 sampai dengan tahun 1977 pengembangan bangunan Rumah Sakit Charitas dilakukan berdasarkan situasi darurat yang sedikit dipaksakan oleh kebutuhan masyarakat akan kebutuhan perawatan orang sakit yang semakin mendesak. Keadaan ini mempunyai pengaruh yang kurang menunjang operasional Rumah Sakit baik segi ekonomi, ketatagunaan maupun segi-segi lain seperti kenyamanan bagi penderita, staf dan pengunjung.Rencana Rumah Sakit RK. Charitas disusun pada tahun 1981 oleh Yayasan Rumah Sakit Charitas dan Dewan Direksi Rumah Sakit RK. Charitas.Pada tanggal 5 Oktober 1983 adalah awal pengembangan pembangunan RS RK Charitas dengan peletakan batu pertama untuk:

  1. Bangunan ruang-ruang perawatan untuk unit penyakit dalam dan bedah dengan kapasitas tempat tidur 170.
  2. Bangunan untuk sarana penunjang (Diagnostik-Treatment) .

Pada tahun 1986 gedung perawatan berlantai tiga siap untuk dipakai dan sebelum dipakai dilaksanakan pemberkatan oleh Mgr. J.H. Soudant, SCJ, Uskup Palembang.

Adapun Direktur Rumah Sakit RK Charitas dari awal berdiri hingga hari ini adalah:

Tahun 1926-1946 : Sr. Alacoque

Tahun 1947-1953 : Dr. Bruna

Tahun 1953-1966 : Dr. B. Moenir

Tahun 1966-1999 : Dr. R. Gozali

Tahun 1999-sekarang : Prof. Dr. Hardi Darmawan, MPH&TM, FRSTM

 

Perjalanan Hidup

Lahir di Palembang, Kampung 7 Ulu Kapitan, bersekolah rakyat di bawah rumah panggung lantai tanah, Hardi kemudian pindah ke Sekolah Methodist English School di seberang Ilir Kota Palembang —Sekolah berbahasa Inggris yang dikelola oleh orang-orang Amerika. Memasuki usia remaja, ia bersekolah di SMP Xaverius dan aktif dalam aksi sosial kemanusiaan, dan melanjutkan di SMA Xaverius. Mengambil kuliah di Fakultas Kedokteran UNSRI Palembang, dan melanjutkan di berbagai perguruan tinggi di Negara lain seperti: Postgraduated in Tulane University New Orleans, USA; Harvard University; Kentucky University; California University. Dalam perjalanan karir, pernah menjadi Dokter Bea cukai; Dosen F.K. UNSRI sejak tahun 1968– sampai dengan sekarang dan menjadi Direktur Utama Rumah Sakit RK. Charitas sejak tahun 1999.

Prestasi yang membanggakan adalah mendapatkan:

Nama Penghargaan

Tahun

Diberikan oleh

Fellow of the Royal Society of Tropical Medicine and Hygiene

1978

Royal Society of Tropical Medicine, London, UK
Delta Omega Award

1979

American Medical Association USA
Honorary Kentuckian

1979

Kentucky University, USA
Satyalencana Karya Satya 20 tahun

1990

Presiden Republik Indonesia
Pediatric Grand Rounds Lecture

1990

University of Kentucky College of Medicine
Konsultan NMCP-PUM Belanda

1988

Netherlands Management Cooperation Programme (NMCP), Belanda
Alumnus Berprestasi

2004

Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
Satyalencana Karya Satya 30 Tahun

2006

Presiden Republik Indonesia
Patient Safety, Risk Management Award

Nov 2006

Menkes RI / Persi
Zero Accident Award

2006

Wakil Presiden RI
Adi Satya Utama

2009

Ikatan Dokter Indonesia
Palembang Marketeers Champion 2013 untuk sector: Healthcare, Pharmaceutical & Consumer

2013

MarkPlus Inc.

Menyikapi hal yang menarik tentang kehidupan, Hardi mengatakan, bahwasannya ia suka bekerja dengan rajin dan ulet rata-rata 16 jam /hari, kejujuran dan integritas adalah prinsip hidupnya. Hardi memiliki kepekaan yang tinggi. Ia membantu masyarakat yang kurang mampu dan aktif melakukan kegiatan sosial, seperti menjadi ketua Yayasan Jompo, pendiri dan anggota pengurus Perdhaki (Persatuan Karya Dharma Kesehatan Indonesia) Wilayah Sumatera Bagian Selatan sejak tahun 1974, pernah menjadi dokter Usaha Kesehatan Sekolah di tingkat SD dan SMP, memberikan beasiswa kepada keluarga-keluarga yang kurang mampu, membantu kesehatan masyarakat termasuk yang kurang mampu. Ia pun tak lupa untuk menyeimbangkan kehidupan sosialnya dengan kehidupan rumah tangga. Dalam mendidik anak, cinta kasih adalah pusat segalanya, sehingga harapannya anak dapat tumbuh dengan memiliki 5Q: Intelligence Quotient, Emotional Quotient, Social Quotient, Relational Quotient, dan Communication Quotient. Dalam hidup ada suka dan duka. Keterbatasan waktu dan tenaga untuk membantu lebih banyak orang merupakan suatu kedukaan tersendiri bagi Hardi. Memilih dunia kesehatan dalam berkarir, dilatarbelakangi oleh masa kanak-kanak Hardi yang tinggal di kampung 7 Ulu Kapitan, dimana banyak masyarakat kurang mampu tidak mendapat pelayanan kesehatan. “Sesuai dengan cita-cita dari kecil setelah melihat kekurangan pelayanan kesehatan di kampung sehingga tetangga selalu bertanya kepada saya, apakah saya mau menjadi dokter dan membantu orang-orang sakit dan lansia di kampung? “ujarnya.

Dukungan keluarga terhadap profesi yang Hardi pilih sangat tinggi. Cita-cita Hardi sangat dibantu oleh sang ayah, alm. Julianus Darmawan, yang walaupun sebagai Pegawai Negeri Sipil di Bank Indonesia, yang sangat terbatas keuangannya tetapi sang ayah bekerja ekstra pada saat malam hari untuk mencari dana tambahan untuk sekolah. Obsesi dan filosofi hidup Hardi sederhana, “hidup kubaktikan untuk kepentingan yang bermanfaat bagi orang banyak. Kewajiban kita dalam kehidupan adalah harus melakukan hal yang bermanfaat bagi orang banyak, kita segera bersumbangsih dan menciptakan berkah bagi masyarakat,” ujarnya mantap.

Pemerintah sangat membantu dalam profesi yang Hardi pilih, terutama pada Proyek Kesehatan Transmigrasi – Pasang Surut di Purwodadi, Jalur 20. Kesehatan Sekolah di sekolah – sekolah SD dan SMP Kota Palembang. “Saat ini saya diangkat sebagai Tim Ahli Kesehatan oleh Walikota Palembang; Anggota Dewan Pendidikan Sumatera Selatan yang diangkat oleh Gubernur Provinsi Sumatera Selatan, sehingga memudahkan saya untuk berinteraksi dengan instansi pemerintahan, ketika saya memiliki gagasan untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam hal pendidikan dan kesehatan. Selain itu, impian saya untuk membantu orang pun dapat saya realisasikan, bahkan saya dapat membantu lebih banyak orang, “paparnya mengakhiri percakapan.

Ashar Arifin

No Comments

 

Inspirasi Emas Ashar Arifin

(Sebuah Kisah Perjalanan Sukses Anak Desa)

 

I Cerita Pagi Dari Desa Amessangang Orai

 

ASHAR ARIFINASHAR Arifin dilahirkan di Desa Amessangang Orai, sebuah perkampungan di Sungai Walannae, Sengkang, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, pada 24 April 1954. Ia adalah anak keempat dari delapan bersaudara, pasangan Arifin Dg Manrafi-Andi Patellongi.

Ayahnya, Arifin adalah anak dari Muhammad, keturunan ulama tersohor di Kabupaten Bone pada era revolusi fisik. Sedang ibunya, Andi Patellongi merupakan putri bangsawan terpandang di Soppeng bernama Andi Matti.

Setelah menikah dengan Patellongi, Arifin menetap ke TonrongngE, desa di sebelah barat Sungai Walannae, Sengkang. Sampai kelahiran putra kedua mereka, keluarga ini hijrah ke Desa Amessangeng Orai, perkampungan di sebelah timur Sungai WalannaE. Di desa itulah Arifin dan Patellongi membesarkan anak-anaknya.

Dari kecil, Ashar diasuh oleh kakak kandung neneknya, seorang perempuan lajang bernama Pung Matta. Setengah dari masa kecilnya ia habiskan di sana. Ia baru benar-benar kembali ke orangtuanya setelah menginjak usia remaja, saat Pung Matta meninggal dunia.

Di masa itu kondisi sosial ekonomi masyarakat dalam keterpurukan. Bangsa ini baru sekitar satu dasawarsa terbebas dari penjajahan kolonial. Bekas-bekas pemerintahan Hindia Belanda juga masih tampak di sana-sini.

Pemerintahan Orde Lama, baru merintis pundi-pundi ekonomi rakyat yang runtuh selama berabad-abad. Dekade 1950-an menjadi fase transisi, dimana kesulitan dirasakan di hampir semua pelosok negeri.

Mata pencarian masyarakat Desa Amessangang Orai kebanyakan bertani. Mereka menggantungkan hidup dari hasil panen. Dengan keterbatasan infrastruktur dan cara bercocok tanam yang masih serba konvensional, petani hanya bisa mengharapkan panen sekali setahun. Kondisi ini membuat warga desa sulit keluar dari bayang-bayang kemiskinan.

Anak-anak banyak yang putus sekolah. Keadaan memaksa mereka turut bekerja di sawah dan di ladang. Banting tulang mencari nafkah, membantu kehidupan ekonomi keluarga.

Hanya segelintir dari mereka yang bisa mengenyam pendidikan dengan layak. Keadaan diperparah oleh pola pikir orangtua yang sangat terbelakang.

Penjajahan intelektual yang ditinggal pemerintah Hindia Belanda, menyeret cara pandang orangtua tentang pendidikan ke arah yang keliru. Pendidikan dipandang hanyalah milik kaum borjuis.

Para orangtua terikat oleh filosofi hidup primitif yang menganggap pendidikan bukan sesuatu yang penting untuk dikejar. Filosofi ini terpelihara turun-temurun.

Ashar kecil melihat betul betapa miris kehidupan warga desa. Anak-anak seperti tengah hidup

dalam situasi yang tidak mungkin ia lawan. Keterbelakangan, kemiskinan dan sempitnya kesempatan menaungi kehidupan mereka.

Arifin yang telah menetap di Amessangeng Orai melanjutkan usaha turun temurun dari ayahnya sebagai tukang jahit. Usaha ini mencapai masa-masa kebangkitan sebelum Patellongi melahirkan putra kelimanya, bernama Muchdar.

Sebagai perempuan berdarah bangsawan, Patellongi, juga mewarisi banyak harta dari orangtuanya. Namun kemudian mereka mengalami keterpurukan saat Arifin secara diam-diam menikahi seorang perempuan di Ujungpandang.

Siapa sangka, pernikahan ini menjadi awal dari runtuhnya usaha keluarga. Kehidupan keluarga yang dulunya berkecukupan, kini mengalami kesulitan ekonomi.

Saat itulah Ashar diboyong Pung Matta, saudara kandung neneknya, I Dance. Perempuan yang melajang hingga akhir hayatnya itulah yang banyak membentuk kepribadian Ashar kecil. Ia seorang yang mandiri. Ia mengajarkan Ashar banyak hal. Membesarkannya dengan kesederhanaan.

Bersekolah di SR (Sekolah Rakyat), Ashar sudah terbiasa mencari nafkah sendiri. Dari berjualan tebu, gula tare (semacam permen karet tradisional Bugis yang berbahan baku gula merah), kacang goreng sampai balon tiup.

Ia berjualan keliling hingga ke sudut-sudut kampung. Di SR, Ashar tidak pernah punya sepatu maupun sandal. Begitu juga dengan kedua kakaknya, Anwar dan Juhriah, ke sekolah, terpaksa dengan bertelanjang kaki.

Saat musim panas tiba, mereka harus mencari jalanan berumput. Menghindari jalanan berbatu dan panas, agar kaki tak terbakar oleh sengatan matahari.

Ashar mulai berdagang keliling membawa gula-gula tare buatan sang nenek saat usianya menginjak 8 tahun. Waktu itu, gula-gula tare sangat digemari anak-anak di Desa Amessangang Orai. Inilah salah satu penganan favorit masyarakat setempat.

Keuntungan dari berdagang gula-gula tare, tak seberapa. Hanya cukup buat menutupi kebutuhan sehari-hari.

Sambil menjajakkan gula-gula tare, ia juga berjualan tebu. Tebu adalah makanan musiman yang selalu laris manis. Musim tebu berlalu, untuk menunjang kebutuhan sekolahnya Ashar beralih berdagang balon tiup. Tatkala musim layang-layang tiba, ia juga membuat layangan untuk dijual. Lalu, lewat seorang teman sekampungnya, Ashar belajar membuat mobil-mobil mainan berbahan baku kaleng bekas.

Mobil-mobil ini ia buat sesuai pesanan, sampai-sampai ia kewalahan memenuhi permintaan anak-anak di kampungnya.

Sepulang sekolah ia berjualan rokok. Selanjutnya berdagang kacang goreng. Gula merah khas bone juga sempat ia jajakkan di Sengkang.

Ia juga berdagang aksesori berupa gelang yang terbuat dari urat batu. Waktu itu, aksesori ini sedang tren di kalangan remaja.

Sedikit demi sedikit keuntungan dari berjualan ia sisihkan. Sampai kemudian jumlahnya lumayan besar.

Ketika uang tabungannya cukup, ia sempat tergiur untuk membeli sepatu. Memakai sepatu ke sekolah adalah hal yang diidam-idamkannya selama ini. Selama sekian tahun belum pernah sekalipun ia mempunyai sepatu sendiri.

Kini Ashar punya kesempatan. Setelah ia hitung-hitung, ternyata, uang tabungannya cukup untuk itu. Tetapi niat ini kandas, tatkala Pung Matta tahu. Pung Matta tak sependapat Ashar menguras tabungan hanya demi sepasang sepatu. Menurut dia, uang itu akan lebih berguna jika disimpan untuk kebutuhan besok lusa.

Sepatu bisa ditunda sampai nanti, kata Pung Matta. Tak memakai sepatu juga ia tetap bisa sekolah. Toh di kampung, Ashar bukan satu-satunya anak yang tidak punya sepatu.

Sepatu adalah barang langka bagi anak-anak Desa Amessangang Orai. Hampir semua anak sekolah, tidak punya sepatu.

Akhirnya harapan untuk bisa bersepatu kembali tak kesampaian. Lama kelamaan, Ashar semakin terbiasa dengan keadaan ini. Panas terik yang kadangkala membakar telapak kakinya tak lagi dihiraukannya.

 

II Saat Kesulitan Memuncak

 

Saat usianya beranjak remaja, Ashar kehilangan sosok yang dihormatinya. Neneknya, Pung Matta. Pung Matta meninggal akibat sakit berkepanjangan.

Kepergiaan perempuan itu meninggalkan kesedihan yang teramat dalam. Di saat ia masih membutuhkan bimbingannya, nenek justeru dipanggil menghadap Allah.

Ashar terpaksa kembali ke rumah orangtuanya. Tinggal dan berkumpul bersama ibu dan saudara-saudaranya, bukan berarti masalah jadi lebih entang. Sebaliknya, di sinilah sesungguhnya ia memulai perjuangan hidup.

Kesulitan ekonomi betul-betul dirasakan keluarga ini. Untuk sekadar makan sehari-hari saja, sulitnya bukan main. Ashar dan keluarganya terpaksa harus makan beras bercampur pisang.

Kadangkala jika persediaan beras menipis, Patellongi mengolah pisang agar bisa dimakan sebagai pengganti beras. Untunglah, kebun pemberian orangtuanya di desa seberang masih menghasilkan tanaman yang bisa dikonsumsi sehari-hari.

Kesulitan semakin terasa ketika harga kebutuhan pokok melambung akibat krisis ekonomi. Beras tak terjangkau. Lauk-pauk langka. Sehari-hari keluarga ini hanya mengonsumsi penganan-penganan olahan dari pisang sebagai pengganti makanan pokok.

Puncaknya terjadi ketika Andi Patellongi sakit dan harus diopname di rumah sakit. Sementara, uang tabungan sudah terkuras habis. Kiriman dari ayahnya di Makassar, sejak beberapa bulan terakhir juga mulai tersendat.

Menitih air mata Ashar menyaksikan tubuh ibunya terbaring tak berdaya. Rasa putus asa menghampirinya. Ia seperti tidak punya cara lagi untuk menyelamatkan ibunya.

Biaya rumah sakit sangat besar. Sedang di tangannya hanya tersisa hasil tabungan dari berjualan, yang jumlahnya tak seberapa. Untunglah, Juhriah masih punya sedikit simpanan.

Uang tabungannya itu ia kuras. Semua perhiasannya juga ia jual untuk membiayai pengobatan ibunya.

Selama ayahnya jauh dari mereka, Juhriah yang bekerja keras. Bertenun sarung, menjahit hingga berdagang apa saja.

Juhriah mewarisi keahlian menjahit dari ayahnya. Ketika usaha penjahitan keluarga tutup karena Arifin pergi, Juhriah yang melanjutkannya. Tetapi karena masalah permodalan, usaha ini sulit bangkit seperti sedia kala. Penghasilan dari bertenun sarung dan menjahit hanya cukup untuk menutupi kebutuhan hidup sehari-hari.

Saat usahanya merosot dan ia mulai sakit-sakitan, Arifin memutuskan kembali ke Sengkang berkumpul dengan istri dan anak-anaknya. Sejak itu ia kembali menggeluti profesi lamanya sebagai tukang jahit.

Tetapi, maklumlah, kehidupan di desa masih serba terbatas. Usaha menjahit tak banyak membantu menopang kehidupan keluarga.

Jangankan untuk sekolah anak-anaknya, hidup sehari-hari saja, ia harus bekerja serabutan. Ashar

juga tidak mungkin memaksakan ayah menyekolahkannya di tengah kondisi yang serba kekurangan seperti sekarang.  Apalagi, ia masih punya kakak laki-laki (Anwar Arifin) yang lebih pantas untuk melanjutkan pendidikan ketimbang dirinya.

Sejak itu, Ashar kembali berjualan. Dari menjual rokok, buah-buahan sampai es balok.

Dari hasil ini Ashar bisa membantu ibunya membuka kios campuran kecil-kecilan di kolong rumah. Kios ini banyak membantu menghidupi keluarganya.

Di musim buah, ia juga berjualan buah-buahan. Jika kebetulan bertepatan datangnya bulan Ramadhan, buah-buahan itu ia jajakkan di pelataran mesjid kampung setiap Magrib hingga usai shalat Tarwih.

Ketika musim panen padi, Ashar tak ketinggalan turun ke sawah. Terkadang membantu memanen atau memikul padi, dengan perhitungan upah per sekali pikul.

 

III Putus Sekolah Demi Keluarga

 

Setelah tamat SMP, Ashar melanjutkan pendidikan ke SMEA, sekolah kejuruan satu-satunya di Sengkang. Beban keluarga Arifin pun semakin berat. Sekarang, ia harus membiayai dua anak laki-lakinya yang sudah duduk di sekolah menengah atas dan di perguruan tinggi; Ashar dan kakaknya Anwar.

Mereka tentu butuh biaya yang tidak sedikit. Arifin sebenarnya sudah tak sanggup lagi membiayai mereka. Tetapi, tanggung jawab sebagai orangtua memaksanya untuk bertahan.

Belakangan kondisi kesehatannya kian menurun. Sakit menahun menggerogoti tubuhnya, membuat pria ini menjadi ringkih dan harus beristirahat total.

Praktis, di saat sang ayah terbaring sakit, tumpuan keluarga beralih kepada Ashar dan kakak perempuannya Juhriah. Inilah masa-masa paling menyedihkan dalam kehidupan keluarganya.

Kini ia bukan lagi sekadar dituntut memikirkan diri sendiri. Di pundaknya ada beban keluarga yang harus ia pikul. Ayah, ibu dan juga saudara-saudaranya, semua membutuhkan uluran.

Beruntung dulu ia pernah belajar menjahit sedikit-sedikit. Lewat kepandaian itu Ashar melanjutkan usaha ini. Sampai kemudian ia dan kakaknya Anwar dihadapkan pada dua pilihan sulit.

Salah satu dari mereka harus mengalah untuk berhenti sekolah. Musababnya, kesulitan ekonomi yang mereka alami sekarang, mustahil bagi keduanya untuk sama-sama lanjut di pendidikan tinggi.

Ashar sepertinya tahu diri. Sejak ayahnya sakit-sakitan, ia memang sudah bertekad menjadi pengganti beliau di keluarga itu. Jadi apapun yang terjadi, dialah yang harus mengalah.

Sejak itu Ashar berhenti sekolah. Mimpi emas yang pernah ia rangkai kini harus terkubur dalam-dalam.

Di tengah kesulitan yang melilit, Ashar tetap berusaha bekerja serabutan untuk bertahan hidup. Guna membantu menambah penghasilan adiknya di kampung, setiap bulan Anwar mengiriminya majalah Prisma dan surat kabar terbitan mingguan untuk dijual.

Berjualan majalah, Ashar bisa menyalurkan hobi membacanya. Dulu waktu di SR, Ashar sering menghabiskan waktu di perpustakaan sekolah. Membaca buku-buku sejarah, komik, ilmu agama dan juga tentang bisnis.

Tetapi, sejak duduk di bangku SMP, hobinya ini tak tersalurkan dengan rutin sampai akhirnya ia putus sekolah.

Lewat majalah Prisma, Ashar banyak menimba pengalaman baru. Di majalah ini ia bisa

mengetahui lika-liku kehidupan di kota besar seperti Ujungpandang. Tentang bagaimana orang hidup di sana. Dan banyak lagi pengetahuan yang belum pernah didapatkannya selama ini.

Suatu hari, sebuah artikel di majalah itu menyita perhatiannya. Ada satu tulisan tentang kisah pengusaha yang dulunya terluntah-luntah di Ujungpandang, yang kemudian menjadi seorang konglomerat di ibu kota.

Dalam tulisan itu, sang pengusaha menceritakan dirinya seorang anak desa yang memilih hijrah ke kota karena kian sempitnya kehidupan di desa. Di kota ia berjuang seorang diri. Tidur dari satu emperen toko ke emperan toko yang lain.

Dia datang tanpa modal apa-apa, kecuali hanya satu, semangat dan kegigihan. Pada endingnya, anak desa itu sukses membangun sebuah usaha yang dirintisnya dari nol, lalu mengantarnya menjadi salah seorang pengusaha tersukses di masa itu.

Artikel ini seolah membangunkannya dari tidur. Benar-benar mengusik benaknya. Mungkinkah ada kejadian seperti itu? Kata Ashar membatin. Seorang anak desa yang miskin, kemudian tiba-tiba menjadi konglomerat? Mungkinkah saya juga bisa seperti dia?

Pertanyaan itu berkecamuk di pikirannya. Ada asa yang menghinggapinya seketika, meski di satu sisi, ia juga merasa ini mustahil.

 

IV Spirit Dari Kisah Anak Desa Jadi Konglomerat

 

Pucuk dicinta ulam tiba. Di saat mimpi-mimpi untuk menuai sukses mengusiknya, Anwar datang dari Ujungpandang. Ia membawa kabar gembira tentang peluang usaha di kota.

Anwar mengatakan, beberapa waktu lalu, rekannya bernama Nasaruddin menawari kerja sama untuk membuka usaha konveksi di pusat pertokoan, Jalan Irian. Nasarudin punya sepetak lods kecil di sana dan bisa dimanfaatkan untuk membuka usaha menjahit.

Keduanya lalu sepakat memanggil Ashar ke Ujungpandang untuk membuka usaha penjahitan di pusat pertokoan itu. Awalnya, Ashar ragu. Di samping karena pertimbangan modal, ia juga merasa belum begitu ahli menjahit.

Dulu semasa ayahnya masih hidup, Ashar hanya menjahit pakaian-pakaian yang tidak terlalu rumit, seperti celana dan baju-baju kemeja model konvensional.

Ia khawatir, di Ujungpandang nanti malah disodori pakaian-pakaian yang bermotif rumit. Tetapi Anwar mendesaknya agar berani mencoba. Katanya, daripada hidup tak menentu di kampung, lebih baik mengadu nasib di Ujungpandang.

Ashar jadi teringat artikel anak desa yang jadi konglomerat di majalah Prisma. “Mungkinkah ini jalan yang ditunjukkan Allah?” Begitu hatinya berujar.

Dengan keyakinan dan dorongan kakaknya, Ashar akhirnya hijrah ke Ujungpandang pada pertengahan tahun 1976. Saat itu, Anwar juga sudah menyelesaikan kuliah S1 di perguruan tinggi.

Ashar mulai sadar ternyata kehidupan di kota tidak lebih mudah dari apa yang pernah dijalaninya di desa. Ia kembali teringat kisah anak desa yang menjadi konglomerat.

Di salah satu penggalan kisahnya sang konglomerat bercerita tentang kerasnya kehidupan kota. Bertahan hidup hanya dengan makan sekali sehari selama bertahun-tahun. Ia bahkan mulai dihinggapi rasa putus asa, dan akan mati dalam kelaparan.

Ternyata, apa yang digambarkan konglomerat itu benar adanya. Ashar tengah berada dalam situasi itu sekarang.

Bulan berikutnya Ashar ketiban order besar berupa peci dari Akademi Pajak Indonesia (API).

Waktu itu bertepatan dengan penerimaan mahasiswa baru, API membutuhkan puluhan lembar peci untuk keperluan perpeloncoan.

Ashar memberanikan diri menerima order ini, apalagi pihak API bersedia membayar uang panjar, ia sempat ragu bisa menyelesaikan pekerjaan ini. Siapa sangka di sinilah awal kebangkitan usaha Ashar.

Ashar mulai kebanjiran order. Setahun kemudian, tepatnya tahun 1977, melalui toko penyalur pakaian, Harmonis, ia mendapatkan kepercayaan menangani proyek pengadaan seragam militer Kodam, yang jumlahnya mencapai ribuan pasang.

Ashar langsung merekrut 50 tukang jahit untuk dipekerjakan. Sejak itu ia tak lagi terlibat langsung dalam proses jahit menjahit. Melainkan hanya mengawasi dan menjadi pengarah bagi para pekerja.

Di saat geliat usaha mulai tampak, masalah justru muncul. Pemilik tempat, Nasaruddin, yang banyak mendengar keberhasilan Ashar, tiba-tiba saja datang merecoki. Ia berniat mengambil alih penuh usaha ini.

Pertama-tama, Nasaruddin mengambil kebijakan sepihak dengan mengatur semua order yang masuk. Ia juga mengintervensi seluruh pengelolaan keuangan, sehingga posisi Ashar perlahan terpinggirkan.

Ashar mencoba bertahan, berharap ada pembicaraan lagi dengan yang bersangkutan. Tetapi, rupanya pria itu terlanjut silau oleh kemajuan usaha ini. Beragam cara dilakukan agar bisa menyingkirkan Ashar. Terakhir, ia mempersoalkan legalitas perjanjian bagi hasil antara yang dibuat antara dirinya dengan Anwar.

Tak ada pilihan lain, ia harus angkat kaki. Usaha konvensi kemudian dikuasai sepenuhnya oleh Nasaruddin.

Sejak itu, Ashar kembali harus memulai hidup dari nol. Sekarang ia tak punya apa-apa lagi. Sisa tabungan hasil usaha juga mulai terkuras untuk menutupi kebutuhan sehari-hari.

 

V Bangkit Dari Keterpurukan

 

Beberapa bulan berlalu, Ashar memberanikan diri mengontrak sebuah lods kecil di lantai dua pusat pertokoan Jalan Irian. Dengan modal pas-pasan, ia mencoba merintis kembali usaha konveksi yang pernah kandas.

Pengalaman pahit bersama Nasaruddin, memberinya banyak pelajaran berharga. Kini Ashar mulai paham bahwa komitmen usaha bukan dibangun lewat hubungan pertemanan, melainkan harus tertuang di atas kertas.

Tak mau pengalaman itu terulang, Ashar membuat perjanjian sewa-menyewa dengan pemilik tempat secara tertulis. Dengan begitu, ia tidak akan mudah lagi disingkirkan orang.

Usaha penjahitannya yang baru itu diberi nama Asraco. Asraco diambil dari nama Ashar dengan sisipan kata co di belakangnya. Seperti sebelumnya, memulai usaha, selalu saja terbentur pada masalah permodalan.

Berulangkali Ashar mengajukan permohonan agar bisa mendapatkan kredit untuk suntikan modal, tetapi sebagai pengusaha kecil pribumi, ia sulit meraih kepercayaan bank. Sampai usaha ini berjalan tertatih-tatih.

Hanya ketegaran yang membuat Ashar masih sanggup menghadapi situasi itu. Beberapa bulan berlalu, dengan sisa modal yang ada, ia membeli sebuah mesin jahit baru.

Selain aktif berusaha, Ashar juga banyak berkecimpun dalam organisasi pedagang di pusat

pertokoan bernama Ikatan Pengusaha Pertokoan (Iperto). Perkumpulan ini lahir sebagai wadah keprihatinan atas banyaknya persoalan yang dihadapi pengusaha pribumi kala itu.

Karena tak ada satu lembaga yang menaungi kepentingan mereka, akhirnya dibentuklah Iperto ini. Di awal-awal kehadirannya, Iperto cenderung hanya sebuah organisasi sempalan yang tidak bisa bekerja sebagaimana mestinya.

Maklumlah, organisasi ini dikendalikan oleh sebagian besar pedagang yang berpendidikan rendah. Hanya segelintir diantara mereka yang paham bagaimana menjalankan roda perkumpulan dengan benar. Itulah sebabnya, keberadaannya tak begitu berdampak.

Ashar berusaha selalu aktif dalam organisasi. Di setiap rapat ia senantiasa menyempatkan waktu untuk hadir. Bahkan tak ada pertemuan yang ia lewatkan tanpa memberi saran dan kritik.

Masukan-masukannya pun dinilai banyak sejalan dengan situasi yang dihadapi pedagang. Dialah yang pertama kali mengusulkan agar pedagang pribumi memperkuat legalitasnya dengan kelengkapan dokumen yang dipersyaratkan pemerintah.

Dengan demikian, pedagang tak perlu lagi kucing-kucingan dengan aparat. Atau dihantui rasa bersalah.

Ashar mengatakan, dengan melengkapi dokumen usaha, pedagang bisa lebih tenang menjalankan roda usahanya. Dan yang lebih penting kata dia, situasi yang tenang sangat menentukan mati dan hidupnya bisnis.

Ia juga berusaha membuang stigma bahwa tanpa dokumen pun, usaha bisa tetap berjalan. Stigma primitif ini dipegang pedagang pribumi sejak dulu, sehingga mereka sulit untuk berkembang.

Karena itu, Ashar ingin mengubah pola pikir itu perlahan-lahan. Ia terobsesi membawa Iperto berperan aktif mendorong pedagang agar tunduk pada aturan.

Usulannya ini mendapat respons positif. Sejak itu, banyak pedagang mulai melengkapi usahanya dengan dokumen legalitas.

Tahun 1979 Ashar meraih kepercayaan Iperto, dan diangkat menjadi sekretaris organisasi.

Lagi-lagi membuatnya banyak belajar. Dari inventarisasi organisasi ia menemukan 90 persen lebih pedagang pribumi yang dihimpun Iperto, tidak mengantongi dokumen usaha. Sementara, di kalangan pengusaha nonpribumi ini menjadi prioritas.

Perjuangan merintis kembali usaha konveksi mulai menunjukkan hasil setahun kemudian. Ashar merekrut satu dua orang pegawai, karena ia mulai kewalahan memenuhi permintaan.

Sementara itu, usaha konveksi yang diambil alih Nasaruddin mengalami kemunduran. Usaha ini gagal bangkit di tengah persaingan. Satu persatu pelanggannya pergi, sampai kemudian kolaps.

Sibuk merintis usaha barunya, Ashar tetap eksis menjalankan organisasi Iperto. Atas dedikasinya yang dipandang besar pada perkumpulan ini, ia kembali dipercaya menjabat sekretaris pada periode kedua tahun 1983-1988. Saat itu Iperto berubah nama menjadi Perhimpunan Pengusaha Pusat Pertokoan (Himpustok).

Setahun kemudian tepatnya tahun 1984 ia dipercaya menjabat Sekretaris Persatuan Industri Barang Jadi Indonesia (PIBTI) Sulsel. Ashar dilantik langsung oleh Ketua Umum PIBTI Pusat, Baramuli.

Dekade 1980-an adalah masa-masa keemasan CV Asraco. Sukses mengelola Himpustok, Ashar meraih kepercayaan besar sebagai pengusaha konveksi. Sejumlah order pakaian dinas dari instansi pemerintah ia tangani.

Pada tahun 1986, Asraco dipercaya menangani pakaian seragam pegawai Kantor Diklat Pekerjaan Umum selama tiga tahun. Beberapa instansi swasta juga berhasil ia gaet. Asraco menjelma menjadi salah satu usaha konveksi besar di masanya.

Niat untuk melebarkan sayap ke bidang usaha lain, mulai muncul di benak Ashar.  Dengan modal

beragam dokumen perizinan, ia ingin mencoba terjun menekuni bidang lain. Apalagi, konveksi sudah berjalan normal. Tinggal bagaimana menyokongnya dengan usaha-usaha yang sifatnya alternatif.

Tahun 1988, Ashar menawarkan diri mengerjakan renovasi dan pemeliharaan gedung di Kantor Diklat PU. Namun, penawarannya ditolak karena secara administrasi ia tak memenuhi ketentuan sebagai kontraktor.

Pihak PU mensyaratkan agar CV Asraco melengkapi DRM-nya di bidang kontraktor golongan kecil. Selama ini, CV Asraco memiliki DRM tetapi hanya membidangi konveksi. Untuk andil dalam pengerjaan fisik seperti pemeliharaan gedung, DRM harus ditambah untuk bidang kontraktor.

Ashar tak menemui banyak kendala melengkapi persyaratan ini. Karena sebelumnya, ia telah mengantongi DRM, kini tinggal melengkapi berkas untuk penambahan satu bidang yang dipersyaratkan itu. Setelah semua rampung, ia kembali mengajukan diri untuk mengerjakan pemeliharaan gedung di Kantor Diklat PU.

CV Asraco mendapat apresiasi cukup besar dari Kantor Diklat PU. Hasil kerjanya dinilai memuaskan. Mampu memenuhi standar mutu yang diharapkan.

 

VI Jatuh Bangun dan Kolaps

 

Ashar benar-benar jatuh bangun merintis usahanya. Setelah sukses membawa CV Asraco menembus persaingan di kalangan kontraktor kecil, ia kembali merambah satu bidang usaha lagi yakni spesialis kredit jas.

Usaha ini ia rintis bersama seorang pengusaha pribumi yang kebetulan pernah berkecimpun di bidang ini. Tetapi usaha ini terbentur modal. Baik Ashar maupun rekan bisnisnya itu sama sekali tak punya modal cukup.

Keduanya kemudian sepakat mencari pinjaman dari bank. Lagi-lagi Ashar harus putar otak karena tak ada aset yang bisa ia jaminkan ke bank.

Beruntung, seorang karyawannya bersedia meminjamkan sertifikat kebun untuk dijadikan jaminan. Dari sinilah Ashar bisa mendapatkan kredit dari Bank BPD Sulsel sebesar Rp 25 juta.

Selama tiga bulan berjalan, usaha ini tak kunjung membaik. Perputaran modal sangat lamban. Banyangkan memasuki bulan keempat, baru sekitar Rp 5 juta dana yang berputar.

Sementara setiap bulannya ada beban kredit yang harus ia tutupi. Memasuki bulan kelima, kesulitan semakin memuncak.

Atas saran rekan bisnisnya, Ashar menghentikan usaha kredit jas dan beralih ke kredit elektronik. Alih-alih menyelamatkan usaha, justru inilah awal kemerosotan yang sesungguhnya ia alami. Banyak kredit dari pelanggan yang macet. Target-target pembayaran pun molor berbulan-bulan. Kondisi ini menyulitkan Ashar untuk menutupi kewajiban di bank. Utang di toko-toko elektronik juga menumpuk. Tak ada jalan lain, demi menutupi semua itu, Ashar terpaksa menjaminkan mobil Suzuki Carry miliknya. Akhirnya, usaha ini benar-benar kolaps.

 

VII Glory dan Masa-masa Keemasan

 

Rasa putus asa tidak pernah menghinggapi Ashar. Didera kesulitan seperti apapun, ia tetap berkeyakinan bisa bangkit.

Berselang beberapa bulan, Ashar mendapatkan order baru mengerjakan pemeliharaan ruang makan Kantor Diklat PU. Kebetulan waktu itu dilaksanakan diklat pegawai PU selama beberapa hari. Selama itu, kebutuhan makan dan minum peserta dilayani oleh sebuah perusahaan catering.

Ashar tiba-tiba tertarik dengan usaha itu. Insting bisnisnya seketika bekerja. Ia segera menemui pihak PU dan menanyakan bagaimana proses administrasi agar perusahaannya juga bisa turut melayani makan minum peserta diklat.

Kebetulan waktu itu, perusahaan catering langganan PU sedang bermasalah. Akhirnya, Ashar disarankan agar mengajukan penawaran dengan melampirkan DRM (Daftar Rekanan Mampu) bidang jasa boga.

Di bawah bendera CV Tamaco, tepatnya 14 Oktober 1991, Ashar resmi menjadi salah satu perusahaan catering. Tamaco berasal dari bahasa Bugis, tamako, yang artinya masuk. Ashar menunjuk adiknya, Muchtar Arifin sebagai direktur di perusahaan ini.

Tamaco sempat mengalami kesulitan keuangan. Untuk menutupi ini, Ashar menyewa sebuah lods di pusat pertokoan dan dijadikan toko tekstil. Berkat hubungan baiknya dengan sejumlah pengusaha pribumi yang bergerak di bidang ini, ia mendapatkan pasokan barang yang cukup banyak untuk dipajang di toko itu.

Atas kedekatannya pula dengan pengusaha-pengusaha Tionghoa, toko tekstil ini ia beri nama Glory Internasional Taylor. Dalam beberapa bulan, Glory maju dengan pesat. Perputaran uang sangat menjanjikan, bahkan mampu menutupi kebutuhan modal usaha catering CV Tamaco.

Dalam beberapa tahun, nama Glory lebih familiar dari CV Tamaco. Atas pertimbangan efektivitas Ashar memutuskan menjadikan Glory sebagai usaha catering yang melayani pesanan-pesanan luar atau skala besar.

Dari enam bidang usaha yang sempat ia kelola, hanya Glory yang bisa bertahan dan memberi hasil maksimal. Akhirnya, lima bidang usaha lainnya ia tutup dan fokus pada bidang usaha catering di bawah bendera Glory.

Sejak itu Glory menjelma menjadi salah satu usaha catering terkemuka di Makassar dan Sulawesi Selatan. Atas kerja kerasnya Ashar berhasil membawa perusahaan ini menapaki masa-masa keemasan pada tahun 2004.

Sukses membawa Glory menjadi usaha catering terkemuka, Ashar mencoba peruntungan baru di industri properti. Tahun 2009, ia merambah bisnis ini dan mencatat hasil fantastis dalam waktu yang relatif singkat.

Tahun 2010, Glory memperlebar sayap ke daerah. Ashar membut sebuah cabang di tanah kelahirannya, Sengkang. Di sana, ia memadukan jenis usaha catering dan rumah makan.

Usaha ini pun maju dengan pesat. Bahkan, catering Glory cabang Sengkang mampu memberikan jangkauan pelayanan hingga ke daerah-daerah tetangga seperti Soppeng, Bone, Sidrap, Pinrang dan Parepare.

24 April 2013 mendatang, usaha ini akan kembali membuka cabang baru di Kota Parepare. Ashar menargetkan, cabang di Parepare diproyeksikan menjangkau sampai ke Barru, Pinrang dan Polman.

 

VIII Sukses Karena Belajar dari Masa Lalu dan Kegagalan

 

Ashar tidak membangun optimismenya untuk melewati masa-masa sulit begitu saja. Ia terilhami dan terinspirasi oleh banyak hal. Ia belajar dari kepedihan, dari masa lalu, dari kegagalan dan dari orang-orang di sekitarnya.

Dulu Ashar ingin sekolah tinggi, tetapi cita-cita itu kandas. Ketika takdir kemudian mendapuknya menjadi seorang pengusaha sukses, ia baru sadar bahwa membangun sebuah usaha harus mengawinkan tiga hal, modal, ilmu dan kepercayaan.

Ashar pernah tidak memiliki dua dari tiga syarat itu, yakni modal dan ilmu. Hijrah dari kampung

halamannya, ia tak membawa apa-apa kecuali, tekad. Tidak uang, tidak pula ilmu.

Tetapi ia memiliki satu hal, yakni kepercayaan. Kepercayaan inilah yang mendatangkan dua hal yang tak dimilikinya dulu, yaitu modal dan ilmu.

Ashar selalu mengatakan, kepercayaan dalam bisnis itu seperti gelas retak. Mungkin saja bisa direkatkan kembali, tetapi orang yang menggunakannya akan serba hati-hati. Orang pasti takut retak kembali, meski telah direkatkan dengan sangat kuat.

Itulah kepercayaan, sekali saja dinodai oleh pengkhianatan, maka untuk kedua kali dan selanjutnya, itu akan menjadi cela dan cacat. Karena itu, bagi Ashar seseorang yang menjaga kepercayaan sama halnya ia telah menjaga roh-roh bisnisnya.

Meja kantor juga memiliki nilai filosofi yang dalam bagi Ashar. Banyak orang yang mengabaikan pentingnya meja kantor bagi pengusaha-pengusaha pemula. Orang selalu berasumsi bahwa meja kantor dibutuhkan ketika usaha sudah maju.

Tapi bagi Ashar tidak. Justru seorang pengusaha pemula harus mendahulukan meja kantor. Baginya, meja kantor adalah simbol keseriusan bekerja. Meja kantor adalah penanda sebuah ketelatenan, manajemen yang baik serta memiliki nilai-nilai filosofi kelanggengan.

Artinya, ketika seseorang punya meja kantor, berarti ia senantiasa ingin duduk di sana, bekerja, dan mengorganisir usahanya dengan administrasi yang rapi. Sebaliknya, orang yang tidak punya meja kantor, cenderung bekerja awut-awutan, tidak teratur dan tidak terencana.

Ia membuktikan ini adalah sosok sepupunya bernama Burhan Kanna. Burhan adalah pengusaha angkutan paling sukses di Sengkang di masanya. Tetapi kemudian mengalami kemunduran dan akhirnya jatuh bangkrut karena buruknya manajemen.

Burhan tidak pernah mengorganisir usahanya lewat pencatatan administrasi yang akurat. Ia selalu beranggapan, kalau usaha sudah maju, tanpa pencatatan dan meja kantor pun, tetap akan maju. Sayang, Burhan keliru dan di akhir-akhir hayatnya ia harus menyaksikan bisnis yang dirintisnya selama bertahun-tahun, harus kolaps.

Begitu juga Burhan Manda, yang masih sepupu Ashar, harus mengakhiri usaha perbengkelannya karena buruknya tata kelola keuangan. Dulu Burhan Manda dikenal luas di Sengkang. Ia salah satu pengusaha perbengkelan yang paling maju.

Tetapi itu hanya bertahan sebentar. Ashar pernah menyarankan agar meninggalkan pola-pola dagang primitif dan beralih pada sistem modern. Menerima karyawan, menetapkan tarif, diskon, menyiapkan meja kantor dan memperbaiki administrasi perusahaan.

Ashar memintanya agar usaha itu dibangun seperti layaknya perusahaan profesional. Seperti Burhan Kanna, Burhan Manda juga mengabaikan saran-saran ini.

Pu Kile, kakeknya, adalah orang yang pernah memberi petuah kepada Ashar, yang kemudian banyak melandasi cara-cara pandangnya dalam berbisnis. Pu Kile mengatakan, dalam berdagang jangan hanya mengandalkan kecerdasanmu. Jangan pula sekadar kekuatanmu semata. Atau hanya bersandar pada doa.

Berdagang sekadar mengandalkan ilmu, maka semua orang pintar sudah sukses. Kalau berdagang sekadar mengandalkan kekuatan, maka akan sukses semua orang-orang kuat. Begitu juga ketika hanya bersandar pada doa, maka sukseslah orang-orang yang menghabiskan hidupnya dengan sekadar berdoa.

Dalam bisnis ada istilah uang cari uang. Filosofi inilah yang dijabarkan Ashar hingga meraih sukses.

Yang tidak kalah penting adalah target-target religius dalam hidup. Prinsip Ashar, berdagang tak ubahnya beribadah. Punya target, punya ketentuan yang mengikat dan punya filosofi imbal balik.

Sukses dalam bisnis tidak akan berarti apa-apa jika tanpa diiringi kesuksesan religius. Artinya,

ketika keduanya dianggap sebagai elemen-elemen penting dalam hidup, maka kesuksesan dalam bisnis harus satu arah dengan keberhasilan kita dalam menunjukkan pengabdian kepad Sang Pencipta.

Ir. Ari Prasodo

No Comments

Ridho Istri dan Orang Tua

Kunci Suksesnya

 

irariprasodoHidup dalam keluarga yang serba pas-pasan, menjadikan semangatnya untuk maju. Apalagi harus hidup di tengah kawasan kumuh yang penuh orang-orang pinggiran. Pada kenyataannya Insinyur Ari Prasodo mampu mematahkan stigma negatif itu dengan keberhasilannya menjadi pemilik PT. Mer Engineering. Bapak dari dua putra Hatra wimana Mulyono dan Byoma Maheswara Mulyono, kini merasakan hasil kerja kerasnya. Ayahnya yang seorang pegawai sipil TNI di Rumah Sakit Soepraoen Sukun-Malang telah melecutnya untuk menjadi sosok orang yang berguna bagi agama, keluarga, dan bangsa. Memang sesuatu yang tak mudah untuk meraih prestasi membanggakan itu. Insinyur Ari Prasodo harus melewati berbagai aral rintangan. Namun nasihat dan lecutan ayah dan ibunya telah membakar hidupnya untuk keluar dari kesengsaraan. Bekal nasihat itulah yang menjadikan Ari berprestasi di sekolah. Ia selalu menjadi juara kelas, dan menjadi pimpinan upacara pada setiap upacara senin. “Ayah saya seorang pegaei tentara yang memiliki disiplin yang luar biasa, sedangkan ibu saya adalah ibu rumah tangga yang senantiasa memberikan kasih sayang penuh kepada anak-anaknya, “ungkap suami dari Enung Nuraeni ini.

Menurut Ari, hidup itu harus melewati pendidikan keras, jika ingin berhasil. Bukan hanya keras dalam menempa hidup kita, melainkan menambah ilmu pengetahuan dengan bersekolah. Karena itulah satu satunya jalan untuk merubah nasib. Kendati biaya pendidikan kerap juga menjadi kendala dan banyak anak-anak Indonesia yang putus sekolah.

Namun bukan suatu alasan juga, untuk tidak bersekolah. Terbukti, meski  akibat desakan ekonomi,  kami dari keluarga yang hidupnya serba kekurangan, mampu keluar dari  kesengsaraan. Orangtua saya sangat mendukung anak-anaknya untuk tetap bersekolah.  Kendati lingkungan kami sangat buruk. “Ya ada penjudi, pengemis, dan saya juga pernah berjudi dengan  bermain dadu, tapi ayah menginginkan sebuah perbedaan itu, “papar lulusan Teknik Fisika ITS Surabaya.

Cita-cita ayah menginginkan yang terbaik. “Sebenarnya kami  ini lebih dari laskar pelangi, “ujarnya.  Anak kedua dari lima bersaudara ini, mengatakan, bahwa keluarganya terdiri  dari tiga laki-laki dan dua perempuan. “Kedua adik   perempuan, semuanya  ikut saya, dan membantu kerja  saya, “ujarnya. Bagi Ari, pendidikan merupakan prioritas utama, saat zaman presiden Soeharto, pendidikan itu murah, dan   sangat prioritas. Suharto yang banyak dihujat, sebenarnya telah memberikan pondasi kepada orang yang tidak mampu, untuk mendapatkan kesempatan bersekolah.

“Saya juga mendapat beasiswa supersemar dari presiden Suharto. Sebab hanya pendidikan yang bisa merubah segalanya, terutama bagi orang yang kurang mampu. Jika  ada peluang di pendidikan, kenapa tidak kita bersungguh-sungguh untuk maju.

“ Dulu saya sekolah tanpa pakai sendal. Orangtua saya memberikan sepatu plastik berwarna hitam. Dan itu membuat saya begitu senang dan bangganya. Karena banyak teman sekelas sayatidak bersepatu. Ayah memang untuk urusan sekolah sangat komitmen, “ungkap Ari. Sepatu itu dipakainya setiap sekolah,  termasuk dalam  memimpin upacara bendera  setiap Senin.

Saya balas dan buktikan dengan rajin belajar hingga  selalu juara kelas. Namun begitu Ari mengaku tetap merasa minder. “Saya ini orangnya pendiam, dan tidak banyak macam-macam, apalagi untuk berpacaran, berkelahi atau membuat onar lainnya.

Untuk mengurangi  keminderan itu, saya berusaha untuk selalu menjadi yang  nomer satu.  Hal ini sesuasi dengan pesan ayah yang selalu memberikan semangat untuk bisa menjadi nomer satu. Dari semangat  tersebut, saya selau nomor saya baik di Sekolah Dasar, SMP maupun saat di  SMA.“Saya tidak pernah di sekolah tidak pernah juara kelas, itulah ayah saya yang melihat perubahan  hal itu dan itu bisa diwujudkan lewat ilmu.

Sebenarnya kasih sayang orangtua sangat berlebih.  Paling mengagumkan adalah ketegaran ibu saya dalam mengarungi hidup. “Dengan kondisi dan situasi seburuk apapun,  ibu saya tidak pernah menangis,  hingga saat ini. Dari situlah saya sangat percaya sekali bila seorang anak mendapatkan kasih sayang yang luar biasa,  maka itulah sebuah biji kesuksesan dan kebahagiaan hidup bagi seorang anak kelak, “ujarnya bangga.

 

TidakMengenalPacar

Banyak orang berpacaran pada saat sekolah, tapi tidak demikian dengan Ari. Ia  tidak mengenal namanya dunia pacaran, baik itu di  SD, SMP, maupun SMA, bahkan  bangku kuliah sekalipun. “Makanya dengan istri,  saya begitu mencintai dan membanggakan. Dia (istri),  cinta yang pertama dan terakhir saya, “jujurnya.  Gadis Cilamaya yang dipilihnya, Enung Nuraeni adalah cinta pertama dan terakhir. “

 

Siapa sich orang yang nggak pengen pacaran dan  menginginkan wanita cantik. “Saya merasakan senang saja, tanpa pacaran. Bahkan pada waktu kecil sangat bahagia sekali.Seperti halnya kaya ainun habibie, “ujar pria yang memiliki tokoh favorit Muhammad SAW.

Berhasil masuk sekolah menengah atas negeri. Lulus  dengan predikat terbaik di SMA. “Saya masuk PMDK, tanpa test di ITS Surabaya jurusan Teknik Fisika, mengikuti jejak abang saya, “ujarnya Keminderan selalu menjadi bayangan hidup saya, terutama bila bersingungan dengan wanita apalagi cantik. Namun untuk mengatasi itu semua, saya rajin keperpustakaan membaca buku apa  saja.

Saya senang membaca buku, Sukarno, Rasululloh, Khalil Gibran, dan juga buku novel, seperti novel Siti Nurbaya, dan di Bawah Lindungan Ka’bah. “Novel dulu tidak sentimentil, dan bahasanya mengena, “kata laki-laki kelahiran Malang, 8 Oktober 1966.

Sebab pada waktu kecil sampai sekolah dasar kelas lima,  ayah saya selalu mendongeng sebelum kami tidur apa itu dongeng HC Anderson dan budaya Indonesia khususnya tentang dunia wayang.

Dari dongeng perwayangan  itulah yang memberikan esensi tanpa sadar kepada jiwa saya. Sehingga dunia gemerlap pun hampir tak tersentuh, dan fokus kepada kuliah. Di dunia Mahasiswalah sebuah tempaan saya dapatkan.  “Itulah masa pengemblengan sesungguhnya untuk menemukan jati diri. Didunia Mahasiswa inilah saya bisa menjadi seorang  orator,dan terjun ke organisasi kemahasiswaan hingga menjadi Ketua Himpunan Tehnik Fisika ITS, dan itu terjadi pada tahun  1988. “

Di Dunia Mahasiswa inilah saya  bisa mengaktualisasi diri tanpa ada pagar kekayaan, Sehingga saya lulus dengan nilai yang baik dan tercepat. , “ungkap Ari yang mempunyai motto berguna dan dapat membahagiakan istri, anak, dan orang tua juga kalau bisa  lebih untuk orang disekitarnya.

Pada waktu saya kuliah, Ayah  mengurus  lima orang anak.  Empat kuliah di ITS dan satu orang di SMA. Oleh karena itu saya harus bisa ngurangi beban orang tua dengan cara memberi les private. Saya juga setiap tahun dapat beasiswa dari Bimantara, dan Supersemar. “Saya selalu dapat beasiswa tiap tahun.

Selain itu himpunan saya juga  cukup dikenal. Saya selalu melihat ke depan Dan saya senantiasa selalu membuat program program kemahasiswaan yang cukup Wah dengan inti  pengetahuan. “Saya adakan seminar, dan simposium.”

Soal bagaimana modal, Saya selalu Bismillah. Dan apabila mendapat kesukaran  selalu sholat tahajjud, “Pernah saya adakan kegiatan pemutaran film tanpa modal, hanya modal tekad satya ingat judul film tersebut “ Fredom of Justice dibintangi oleh Nick Nolte, pemikiran saya jurusan lainya telah mengadakan kenapa kami tidak. Harus bisa. Pada waktu sehari acara belum dimulai ternyata peminat dari mahasiswa sanngat sedikit, itupun kami dari himpunan telah keliling ke Universitas lainya. Di malam harinya panitia kumpul dan membicarakan sebuah kerugian yang lumayan, kami pasrah hingga kami sep[akat tuk melakukan sholat tahajut bersama teman-teman. Esok Harinya sebelum pemutran film saya ingat betul begitu iklan film diputar ketua panita membisikan ke telingga saya katcis terjual 90%, biaya tertutupi dan masih ada sisa. Kesepakatan tuk jual motor pu akhirnya tak terjadi untuk menutupi kerugian. Dan kerugian itu tak pernah terjadi.

.Dan dari peristiwa inilah, saya punya sebuah esensi sikap dan pemikiran, bahwa perbuatan baik, pasti ada sebuah tangan yang tak terlihat membantunya yaitu ALLOH..

Empat tahun lebih saya lulus, setelah itu harus cepat bekerja.  Saya malu karena orangtua sudah kerepotan mengurus kami. Saya melamar  pekerjaan ke mana-mana dari Sukun Malang dengan mengirim surat lamaran sebanyak-banyak,. Akhirnya dapat panggilan dari PT Berca Indonesia . “Ada cerita kecil waktu saya ke Jakarta pada waktu saya masih jadi Mahasiswa, Waktu saya selesai kerja Praktek dari PT Krakatau Steel Cilegon saya pulang ke Malang saya kecopetan di Stasiun Gambir Jakarta. Dari situlah saya harus hati-hati bila pergi ke Jakarta. Sampai saku celana  saya harus dijahit oleh ibu saya supaya tidak terulang lagi kecopetan..

“Pertama kali di Jakarta saya kos   di Rawamangun, Jakarta Timur. Itu pun  atas kebaikan teman-teman kakak saya yang sama-sama alumni ITS. Akhrinya, saya lulus wawancara  dan bekerja, dengan gaji 320 ribu dari PT Berca Indonesia bagian control, sebagai sales engineer .

Merasa tidak puas dengan gaji segitu, dan ingin mendapatkan gaji yang lebih baik. Saya  melamar pekerjaan lagi keperusahaan lain. Saya banyak mendapat panggilan kerja, termasuk di Pertamina dan lain-lainnya, seperti Slamberger.

Namun karena saya Idealis ,panggilan di Pertamina tidak saya penuhi. Di Slumberger perusahaan internasional saya tidak lulus karena bahasa inggris, dari situlah saya memahami bahwa bahasa Inggris itu sangat penting sekali bila kita ingin berwawasan Internasional, maka anak pertama saya Hatra Wimana Mulyono saya kirim ke Amerika untuk bersekolah sehingga bisa berwawasan Internasional.

.Namun saya akhirnya memutuskan untuk pindah lagi kerja keperusahaan Mekanikal Elektrikal PT Jaya Kencana dengan gaji yang lebih meningkat. Saat bekerja di perusahaan inilah, Saya pulang dan balik kerja naik PPD, di PPD inilah saya ketemu istri.

Dalam perjalanannya, Ari mengaku selama hidup bekerja di Jakarta, prihatin.dan tidak mau memboroskan uangnya. Pakaian pun jarang dibelinya bila itu tak diperlukan, .Uang saya  . “Saya harus menyimpan uang, dan untuk kirim uang kepada ortu untuk membantu adik-adik seloah walaupun tidak seberapa. Saya tidak sempat beli pakaian yang bagus. .

Cinta saya di PPD ini benar-benar terjadi karena keseringan naik PPD bareng dan pertamanya tak kenal kemudian saling mengobrol dan ada saling ketertarikan “ Witing Trisno Jalaran soko kulino” kata orang jawa  Saya pernah mengatakan cinta kepada istri saya, seperti jalan begitu saja mengalir bagai air alami. Dari situlah timbul saling pengertian dan akhirnya  saya datang ke rumah calon istri, istri orang sunda dan sederhana, dan baru tahu kalau saya adalah seorang insinyur.”

Selanjutnya lagi, saya bekerja Di PT Dekcorient Indonesia, perusahaan negeri kincir angin Belanda, sebuah perusahaan kontraktor Eropa nomor delapan terbaik di dunia. Dari seorang Engineer yang punya background bukan teknik sipil saya bisa menapat menjadi orang kedua Indonesia menjadi Bussinees Development Manager.

“Orang bule itu tidak pintar-pintar juga. Orang barat secara pengetahuan sama dengan orang kita, sama sama masih belajar. Kelebihan Orang barat adalah kosistensi , negara mereka maju dan penduduknya mapan bisa  hidup sangat layak. Dari situlah saya mulai berpikir, dengan melihat kekayaan alam Indonesia yang luar biasa karena saya berkeliling Indonesia untuk melihat potensi, membaca Blue print Indonesia guna menyiapakan strategis planning per 3 (tiga) tahun dan juga diskusi dengan region asia pacific mengenai pertumbhan Negara-negara asia pacific untuk memposisikan strategis planning market yang benar. Saya melihat sebuah negeri yang sangat menjanjikan Indonesia.

“Sebuah potensi dari negeri yang akan menjadi sebuah negeri yang besar bila tergarap dengan baik oleh putra-putra bangsa sendiri” . Lebih baik menjadi kepala semut dari pada ekor gajah dan saya harus memulai. Dan saya awali dengan dan diskusi dengan keluarga. Diskusi dengan kakak, dan orangtua untuk membua tperusahaan sendiri. Akhirnya saya mendirikan perusahaan dengan nama PT MER Engineering, sejarah berdirinya 18 Januari 2010.”

Saat ingin keluar dari perusahaan PT. Decorient Indonesia, tempat saya bekerja, sempat  tidak diperbolehkan, karena  tenaga saya masih dibutuhkan. Tapi saya tetap pada pendirian saya dengan argumentasi yang dapat diterima, tepat pada usia 44 saya diijinkan keluar dari perusahaan tersebut. Saya mendirikan perusahaan sendiri, dan meraih kebebasan berkarya. Kakak mendukung dan membantu habis untuk  niat saya mendirikan perusahaan. “Jangan kuatir ungkap kakak saya dan saya akan bantu. Dari hakekat hidup yang ada  saya sangat yakin dan percaya pada terhadap 3( tiga) kunci hidup,  yakni bila saya melangkah harus ada  ridho istri, ridlo ibu dan bapak ridho orangtua, dalam melangka akan dimudahkan, tanpa itu semuanya sebuah langkah tidak akan berjalan baik. Hal ini sangat saya utamakan karena  banyak teman yang gagal dalam usahanya dan langkahnya karena mereka sering menasbikan ridho seorang istri, padahal itu bekal untuk keberhasilan.Untuk mendapatkan ridho istri itu tidak mudah.. Saya harus meyakinkan istri dan  perlu perjuangan juga harus  membuka  kejujuran serta kebohongan kita, telanjang di depan istri karena istri adalah  bagian dari hidup kita. Jadi kita harus terbuka dan kesejatian cinta, ridho istri dan bapak/ibu.bila itu tel;ah terjadi maka langkah pertama sudah terlewati tinggal kedua orangtua dan itu relative mudah..

Mereka meridhoi. Akhirnya saya buat perusahaanMer Engineering, Mer yang berarti gunung dalam bahasa sansekerta mengartikan anak-anak gunung sudah siap untuk turun dan mengabdikan pada sebuah kebaikan. Saya suka cerita pendekar bodoh, karena selalu bodoh di mata musuhnya tetapi selalu menang dalam pertandingan atau pertarungan. Selalu kelihatan bodoh tapi selalu menjadi pemenang. Dan juga MER menpunyai arti Internasionala “ manage with Equal Result”, mengupayakan dengan hasil yang sesuai.

Dari seorang karyawan menjadi pengusaha itu juga sangatlah tidak mudah. Banyak jalan yang berliku harus dilalui ketangguhan dari seseorang akan teruji bila tidak menyerah  bila mendapat kesulitan pada tingkat apapun. Awal proyek dengan mendapatkan tender di Telaga sari, Tangerang menbangun “Jungle Walk” yang merupakan ikon Talaga Bestari., Fly over Balaraja, Fly over Cirebon sebagai sub waskita karya untuk Instalasi utility khususnya PJU kemudian juga Renovasi Kedutaan Besar Malaysia, Tapi sebuah awal yang tak berjalan mulus dari berbagai proyek tersebut rugi karena un manage sangat berbeda menjadi Pengusaha dan bekerja.

Banyak hutang, sampai deep collector masuk di ruang direktur, pajak dan itu harus bias diselesaikan semua. Rumah dan seluruh asset dalam hitungan logika akan habis. Tapi keyakinan tetap maju dan semangat dari istri itulah modal yang tak terbeli. Pemetaan prioritas dan pemetaan bisnis yang tepat disitulah saya bias melihat hingga biji sawi. Saya lakukan neoisasi-negoisasi penjadwalan pembayaran, Bahkan saya berhasil menyakinkan Bank sehingga dapat di res-schedule. Bila dalam kondisi demikian menyerah maka semua akan habis dan menjadi titik 0. Akhirnya satu persatu dalam berjalannya waktu dapat terselesaikan. Kepercayaan pada terbangun bila ada niat baik untuk mengembalikan dan niat itu teryata diappresiasi oleh para mitra.

. “Saya juga kena    tipu tahun 2010-2011, senilai 900 juta tidak balik, dan kembali Cuma sedikit sekali, “ ujarpimpinanMer Engineering yang membawahi 30 pegawainya ini.

. Kesuksesan itu baginya adalah  bisa membahagiakan istri, anak dan kedua orangtuanya, itu luar biasa, dan dia dapat meninggal dengan tersenyum dan bahagia. “Masalah hidup enak itu hanyalah absurb karena hidup seseorang hanya makan, pakaian dan  dapat tidur dengan nyeyak” Apalagi yang dicari karena uang atau kekayaan hanya ada di tulisan sama aja menbaca Koran bila sudah cukup ya cukup saja. Saya sangat menghargai orang-orang yang berani melangkah seperti Bapak Bakrie walaupoun dicaci maki, tapi beliau berbuat sesuatau bukan diam. Bpk Tanu Sudipyo, Bpk Kairil tanjung dan lain lain beliau-beliaulah orang-orang yang tangguh dan berani sebenar-benarnya. Karena beliau-beliu berani MEMIKUL BEBAN yang sebenarnya tak dimauinya.

Sebuah contoh Sahabat Rosul, Bilal, seorang budak yang telah dimerdekakan  kalau berperang beliau tidak pernah mengenal  takut, selalu di di garis depan. Toh Beliau tidak mati juga, bahkan ditinggikan derajatnya. Itulah kunci sukses “jangan pernah takut, melangkahlah”. Ujar Ari Prasodo.

Menurutnya bila kita membuat budaya budaya baru yaitu, percampuran antara budaya Barat dan Timur. Karena budaya barat Barat itu  pengetahuannya tinggi tapi kaku penerapanya, tapi Timur mempunyai fleksibilitasnya sangat tinggi. Bila keduanya dicampur memiliki kekuatan yang besar. Orang-orang kita kalau sudah bekerja di luar takaran, berbeda dengan orang asing, yang bekerja sesuai takaran.“ Sehingga bila ada perpaduan tersebut, maka orang-orang kita yang bekerja diluar takaran dalam falsafah pengetahuan hasilnya akan menjadi sangat luar biasa.

 

Visi dan Misi

“Selalu lebih baik dari hari kemarin, dan terus melangkah tanpa henti” itulah yang selau tertamnam. Sebuah visi yang sederhana hanya “ selalu lebih baik dari hari kemarin dan melangkah tanpa henti.yang mempunyai arti mendalam yaitu tiap hari harus ada perbaikan dan juga tak boleh mengenal lelah dan berputus asa dalam menjalankan bisnis. Memang tak spesifik tapi itulah visidan misi dari bekas ketua himpunan Teknik Fisika.

Bagaimana kita bias survive dalam bisnis, maka harus dapat menyajikan harga yang bersaing dan kompetitif. Untuka dapat menyajikan hal tersebuty kita harus tahu betul produk yang dijual sampai dengan segala resiko dengan detail dihitung. Bila itu sudah terkuasai maka kita akan dapat bersaing dan jadi pemenang. Tanpa tahu produk yang kita jual tak akan mungkin akan jadi pemenang. Harus tahu produk hinggal detail itu yang harus dipelajari dan diketahui.

SDM sangat penting peranannya dalam pertumbuhan bisnis, tanpa SDM yang baik maka bisnis tak akan jalan denganh baik. Itu hal yang sangat normative. Dalam MER hal itu juga sebgai prioritas pengembangan SDM sengan berbagai media peningkatannya.

Target ke depan, saya tidak pernah membuat sebuah target. Saya akan berlari tanpa henti apa pun. Hingga saya akan mati. Saya bekerja dengan kebebasan yang saya miliki itu sudah bahagia, dan bekerja tanpa ukuran, Dengan kondisi seperti inilah saya sudah cukup dan merasa bahagia.

“Pemerintah kita sudah baik dan terus melakukan perbaikan perbaikan birokrasi.. Kadang ada manusiannya saja yang kurang baik dan itu manusiawi yang terpenting secara continue menuju yang baik. Jangan selalu menyalahkan pemerintah, di Negara sekau apapun pasti ada pembisnis yang eksis. Itulah ukuran ketangguhan seseorang. Jangan suka mengeluh tapi kerjakanlah apa yang dipikirkannya saat itu” ujarnya.

Pesan kepada generasi muda, bacalah roman atau novel karya para penulis Indonesiayang banyak memuat berbagai  khasanah budaya kita, seperti roman salah asuhan, budaya perwayangan, membaca dibawah lindungan khabah atau lainya. Maka kita akan bisa mengerti tumbuh sebagai bangsa yang mempunyai jati diri.

Anak sekarang ini agak manja itu dari sisi kacamata saya, tapi saya percaya mereka akan tumbuh dan akan sebagai pemilik negeri ini, Dan saya sangat percaya apapun adanya intervensi budaya kita masih mempunyai desa karena menurut saya  elemen pertahanan yang terakhir budaya adalah Desar. Budaya desa sebagai pemenang hal ini telah ditunjukan oleh sejarah dan  Ingat orang-orang yang menduduki jabatan penting dio negeri ini dan pembisnis yang handal adalah orang-orang desa. Karena semua orang hebat-hebat dan punya peranan penting terlahir dari Desa.

“ Jangan selalu melihat sampah adalah barang yang hina, karena sebetulnya disitulah hal yang sangat berharga berada”.

Dr. H. Iswani, SpKK.

No Comments

MERAIH BISNIS KECANTIKAN DENGAN 3 S DAN  5 R

Dr. H. Iswani, SpKK.Obsesinya sangat sederhana, yakni ingin menjadikan Klinik Citra Estetika Brebes dapat membuka cabang ke luar Brebes, bahkan  kalau memungkinkan keluar  Jawa. Begitulah harapan, Dokter Haji Iswani, SpKK. Menurutnya, pekerjaan yang membuat orang sehat dan cantik merupakan ibadah dan semua yang kita dapat harus disyukuri. Wajar jika ia ngotot untuk memilih dunia kesehatan, utamanya bidang kecantikan sebagai pilihan hidup kerjanya.  Sebagai dokter yang punya ijazah di bidang spesialis kulit dan kelamin, Iswani ingin pekerjaannya punya nilai manfaat bagi orang banyak, apalagi sekarang ini tuntutan masyarakat ingin tampil sehat dan cantik begitu ramai. Saat ini menurutnya telah banyak bermunculan klinik-klinik perawatan yang dikelola oleh dokter umum, yang pendidikannya di bidang kosmetik medic tidak ada, dan hanya mengandalkan kursus-kursus kilat. Untuk itu ia menyarankan, agar yang lebih berkompeten untuk mengelola klinik kecantikan adalah dokter SpKK.
Iswani menuturkan, pemerintah, khususnya kementerian kesehatan, seharusnya memberikan persyaratan khusus pendirian klinik kecantikan, dan harus dipimpin oleh dokter yang berkompeten, memiliki izin pemda atau dinas kesehatan setempat. Dengan persyaratan seperti itu maka klinik-klinik yang berjamuran dan dokternya  tidak punya cukup keahlian akan tergusur.  Ia sendiri meminta pemerintah untuk mempermudah birokrasi dan perijinan klinik kecantikan.
Menanggapi competitor, Iswani yang lahir di Kota Air Asin Banjarmasin 13 Januari 1953 ini, mengatakan strateginya sederhana yakni meminta karyawan atau SDMnya untuk memiliki sikap yang berpola pada 3S (Salam, Sapa dan Senyum). Melengkapi peralatan, baik peralatan medis atau kecantikan. Tarif terjangkau, dan tidak mahal atau dengan system paket. Diskon pada peristiwa-peristiwa tertentu, misalnya pada hari ulang tahun perusahaannya Citra Estetika, Juli nanti, dan pada kelompok-kelompok tertentu, misalnya kelompok pelajar/mahasiswa/keluarga/bidan dan dokter, serta sebagainya.
Untuk menyikapi itu, Iswani pun menerapkan system dalam membina SDM Citra Estetika , yakni meningkatkan kesejahteraan karyawan, dengan system bonus. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan, dengan mengikuti seminar, symposium dan workshop. Memberikan rekreaasi sekali dalam setahun, pada akhir tahun atau hari lain. Mengikut sertakan karyawan dalam pemeliharaan kesehatan, melalui Jamsostek. Dan mengadakan pertemuan rutin minimal 1 kali dalam sebulan.

Misi, Kiat dan Strategi Usaha
bersama karyawan CE bersama karyawan klinik dan spaRencana ke depan dari Klinik Citra Estetika ini adalah mengembangkan usaha ke luar Brebes. Dengan harapan akan lebih maju atau besar serta berkembang.  Untuk upaya itu,  Klinik ini memiliki keunggulan tersendiri. “Jadi saya yakin akan maju, “ungkapnya. Keunggulan itu meliputi alat-alat kecantikan, dan alat-alat kesehatan yang canggih, misalnya Laser CO2 Surgery dan Laser CO2 Fraktional, Laser Nd Yag, Sinar LED, Electro Surgical Merk Ellman. Sedangkan untuk Slimming dengan  alat SlimLine, Perawatan daerah intim (Medikal Vagina Spa dg Ozon, terapi ozon, perawatan kulit wajah dengan skinlight, BDR, Mesoterapi non nidle, Mikrodermabrasi, dan lain-lain.
Strategi dan kiat yang diterapkan  Iswani, yaitu dengan menerapkan pola S S dan 5 R (Salam, Sapa, dan Senyum) dan Resi, Rapi, Rajin, Ringkes, dan Rawat. Selain itu, ia juga melengkapinya dengan peralatan kecantikan dan alat kedokteran yang berteknologi tinggi serta modern, tanpa menghitung-hitung kapan balik modalnya. “Yang penting peralatan klinik lengkap dan pasien tidak perlu pergi ke luar kota Brebes, atau pasien-pasien sekitar Brebes kalau mau perawatan cukup datang ke Brebes, “Ungkap laki-laki yang menikah pada 5 April 1982 dan dikaruniai 4 anak ini.   Melengkapi macam pelayanan, obat-obatan dan kosmetik. Tarif terjangkau dan tidak terkesan mahal. Memiliki ruang tunggu yang luas, bersih, wangi dan nyaman serta tempat ibadah (Mushola) yang cukup luas dan bersih.
Visinya  adalah ingin mewujudkan klinik citra estetika menjadi klinik perawatan kulit yang handal, lengkap, modern, tarif terjangkau dan terpercaya untuk Brebes dan wilayah sekitarnya, sedangkan misi, memberikan pelayanan yang terbaik, berkualitas dan ramah, mengembangkan usaha ke luar Brebes, meningkatkan kesejahteraan karyawan, dan melengkapi peralatan kecantikan yang modern.
Sementara arti dari nama dan latar belakang pemilihan nama klinik citra estetika, muncul berdasarkan kaedah klinik untuk memperindah atau mempercantik penampilan. Dilatarbelakangi keinginan semua orang, khusunya kaum wanita yang ingin tampil sehat dan cantik. Mereka sering salah memilih kosmetik atau klinik kecantikan.
Sejarah berdirinya Klinik
Menurut Iswani, awal April 2007, pembangunan tahap pertama tempat praktik, lengkap dengan ruang periksa dokter, ruang perawatan, tindakan, apotek dan Mushola. Praktik ini berdomisili di Jalan Jenderal Sudirman Nomor 157 Brebes. Luas bangunan pada waktu itu tuturnya, 200 meterpersegi. Pembangunan selesai pada bulan September 2007. Dan pada bulan Oktober, ruangan itu sudah ditempati untuk praktik. “Inilah embrio dari Klinik Cita Estetika, “ungkap suami dari Aryati Eka Dewi yang berasal dari Solo.
Pada awal bulan Juni 2009, Iswani mengajukan izin ke Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes untuk mendirikan klinik kecantikan yang diberinya nama Klinik Kecantikan Citra Estetika dengan persyaratan sesuai panduan Departemen Kesehatan RI. Pada pertengahan Juni 2009, klinik di survai oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes, dan pada tanggal 3 Juli 2009, ijin klinik diterbitkan.
Selanjutnya pembangunan tahap kedua dimulai 12 Juli 2010 dan selesai pada 7 April 2011. Bangunan dua lantai dengan luas bangunan 474 meter persegi menyambung bangunan lama bentuk L dengan pintu ke-2 menghadap jalan Pusponegoro nomor 3. Bangunan baru mulai dipakai pada bulan Juli 2011. Lantai 2 untuk SPA dan lantai 1 untuk ruang perawatan, ruang slimming, ruang tindakan, ruang dokter, Mushola, kamar mandi/toilet, ruang tunggu dan ruang pendaftaran. Barulah pada tanggal 19 September 2011, (bertepatan hari ULTAH isteri Iswani) diresmikan Citra Spa oleh Bupati Brebes yang merupakan pengembangan dari Klinik Citra Estetika Brebes.
Perjalanan Hidup Dr. H. Iswani, SpKK
Dilahirkan di Kota Air Asin Banjarmasin, Kalimantan Selatan  13 Januari 1953. Dokter Iswani menjalani kehidupan kecilnya, di dalam rumah terapung (Lanting) di Muara Sungai Kuin. Bapaknya, bernama H. Sukran (80 tahun), dan ibunya Hajjah Semmah (75 tahun). Keduanyakini masih hidup sehat. Mereka merupakan asli suku Banjar. Ketika usia Iswani 7 tahun, kira-kira tahun 1960, ia dibawa hijrah ke Kalimantan Tengah, Palangkaraya. Waktu itu Palangkaraya sedang membangun. Pekerjaan orangtuanya wiraswasta yakni membuka rumah makan, masakan Banjar. Ia pun dimasukan ke sekolah dasar di Palangkaraya hingga tamat. Saat kelas 1 SD, ia pernah ditanya ibu gurunya, kalau besar ingin jadi apa. “Saya Jawab spontan, jadi dokter, “cerita bapak empat anak.
Tamat dari SD, kedua orangtua Iswani hijrah kembali ke Kuala Kapuas. “Saya masuk SMP Negeri 1 Kuala Kapuas, hingga tamat SMP. Masa remajanya dilanjutkan dengan masuk ke SMAN I hingga tamat.  Setamat SMA pada tahun 1973. Ia pamitan pada orangtuanya untuk melanjutkan pendidikan ke Pulau Jawa.  Atau tepatnya di Fakultas Kedokteran. Desember 1973, diantar kedua orangtua, Iswani ke Jogyakarta untuk mendaftar di Fakultas Kedokteran UGM. Hasil tes penerimaan, ia lulus tes umum dan ikut tes khusus. “Saya dinyatakan tidak lulus, “ungkap bapak dari Taufik Laksmana, ST,  dr. Aulia Rahman, dr. Maya Rahmanita, Rizki Agustina yang masih duduk di bangku SMA kelas III ini..
Iswani pun pergi ke solo untuk mendaftar di Fakultas Kedokteran PTPN Veteran, tes masuk dijalani. Hasilnya dinyatakan lulus. Tahun 1974, ia menjadi mahasiswa fakultas kedokteran PTPN Veteran Surakarta. Pada 11 Maret 1976 di Surakarta oleh presiden Soeharto diresmikan Universitas Negeri Surakarta Sebelas Maret. Pada saat itu FK PTPN Veteran melebur dengan UNS Sebelas Maret menjadi Fakultas Kedokteran UNS Sebelas Maret. Pada tingkat satu, Iswani tidak naik tingkat. Maret 1982, ia lulus ujian akhir dan 10 Maret 1982 lulus dokter.
Perjalanan Karier
Pada 1 Juli 1982, Iswani diangkat menjadi CPNS dengan golongan IIIA. Ditempatkan di Kalimantan Tengah, oleh Kanwil Depkes Kalteng. “Saya ditempatkan di Kabupaten Barito Selatan. Oleh Kepala Dinas Kesehatan Barito Selatan saya ditempatkan di Kecamatan Mengkatif dengan jabatan Kepala Puskesmas Juli 1982, “katanya.  Tahun 1983. Ia diangkat menjadi PNS dengan pangkat IIIA/Penata Muda. Tahun 1985, terpilih menjadi dokter teladan puskesmas. Tahun yang sama, oleh kepala dinas, Iswani ditarik ke Buntok untuk  menduduku jabatan Direktur RSUD Buntok dan sebagai dokter RS, pada waktu itu di Buntok Kabupaten Barito Selatan hanya ada 2 orang dokter 1 orang menjabat Kepala Dinas Kesehatan di jabat oleh bapak dr. Wildan, saya  sendiri  sebagai Direktur RSUD Buntok. RSUD Buntok adalah RSUD Kelas D dengan 50 tempat tidur. Selama mengelola RS banyak perubahan-perubahan khususnya pembangunan RS yang tadinya dari kayu yang sudah lapuk dan tua berubah menjadi bangunan beton dan mewah. Bertugas di RSUD Buntok sejak 1 Desember 1985 hingga 15 Juni 1991, bertugas di Kabupaten Barito Selatan Kalimantan Tengah selama 9 tahun yaitu Juli 1982 – Juni 1991. Tahun 1987 ditugaskan sebagai TKHD (petugas tenaga kesehatan haji daerah) untuk mendampingi jamaah haji Kalimantan Tengah. 1 Juni 1991 melanjutkan pendidikan PPDS I ilmu penyakit kulit dan kelamin di Fakultas Kedokteran UNDIP Semarang 21 September 1995. Lulus ujian akhir dan berhak memakai gelar Dr SpKK. Sejak 1 April 1996 – 30 Januari 2013 (selama 17 Th) di tempatkan di RSUD Brebes, Selama di RSUD Brebes  saya diangkat sebagai  Kepala SMF Kulit dan Kelamin, dan juga 2 periode menjabat Ketua Komite Medik.
Tanggal 31 Desember 2006, Direktur RSUD Brebes meninggal dunia, sejak 1 Januari 2007, saya ditunjuk sebagai YMT Direktur RSUD Brebes. Menjabat sebagai Direktur selama 16 bulan (1 Januari – 30 April 2007), Selama menjabat sebagai Ymt Direktur RSUD Brebes perubahan2 yang saya lakukan di RSUD Brebes adalah pergantian bed pasien, linen2, perubahan tarif, perubahan sistem pembagian Jasa Medik dan pembangunan gedung-gedung, misalnya membangun Gedung Instalasi Bedah, Bangunan Dapur, Bangsal PIV dan bangunan Instalasi Cuci Darah. Membantu Direktur untuk mem BLUD kan RSUD Brebes,  Akreditasi dan peningkatan Status RSUD menjadi Kelas B.   Sejak 1 Pebruari 2013 saya pensiun dg Pangkat Pembina Utama, Golongan/Ruang IV/E.  o