Anies Baswedan
ProfilIndonesia.com – Anies Baswedan adalah cucu dari pejuang kemerdekaan Abdurrahman Baswedan. Ia identik dengan gerakan Indonesia mengajar dan jabatannya yang cukup lama sebagai rektor Universitas Paramadina. Anies Baswedan merupakan salah satu tokoh muda yang dianggap membawa pembaharuan di Indonesia dengan kesegaran ide dan gayanya yang santun.
Anies Baswedan sempat mencalonkan diri menjadi presiden melalui konvensi parta Demokrat. Belakangan ia menjadi timses Jokowi JK dan saat ini diangkat menjadi Mentri Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia ke-26.
Anies Rasyid Baswedan Ph.D., lahir di Kuningan, Jawa Barat, 7 Mei 1969. Ia merupakan anak dari pasangan Rasyid Baswedan dan Aliyah Rasyid. Anies mulai mengenyam bangku pendidikan pada usia 5 tahun. Saat itu, ia bersekolah di TK Masjid Syuhada. Menginjak usia enam tahun, Anies masuk ke SD Laboratori, Yogyakarta.
Pendidikan
Anies di terima masuk di Fakultas Ekonomi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Dia konsisten aktif berorganisasi, berhimpun dengan Himpunan Mahasiswa Islam serta jadi salah satu anggota Majelis Penyelamat Organisasi HMI UGM. Di fakultasnya, Anies menjabat sebagai Ketua Senat Mahasiswa serta turut membidani kelahiran kembali Senat Mahasiswa UGM sesudah pembekuan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dia dipilih menjadi Ketua Senat Universitas pada kongres tahun 1992, serta bikin beberapa dobrakan dalam instansi kemahasiswaan. Anies membuat Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) sebagai instansi eksekutif memosisikan senat sebagai instansi legislatif, yang disahkan oleh kongres pada tahun 1993. Saat kepemimpinannya juga ditandai dengan dimulainya gerakan berbasis riset, suatu tanggapan atas tereksposnya masalah BPPC yang menyangkut putra Presiden Soeharto, Hutomo Mandala Putra. Anies ikut menginisiasi demonstrasi melawan penerapan Sistem Dana Sosial Berhadiah pada bulan November 1993 di Yogyakarta.
Pada tahun 1993, Anies memperoleh beasiswa dari JAL Foundation untuk mengikuti kuliah musim panas di Sophia University, Tokyo dalam bidang kajian Asia. Beasiswa ini ia peroleh sesudah memenangkan suatu lomba menulis tentang lingkungan.Sesudah lulus kuliah, Anies bekerja di Pusat Antar Universitas Studi Ekonomi UGM, sebelum mendapatkan beasiswa Fulbright dari AMINEF untuk meneruskan kuliah masternya dalam bidang keamanan internasional serta kebijakan ekonomi di School of Public Affairs, University of Maryland, College Park pada tahun 1997. Ia juga dianugerahi William P. Cole III Fellow di universitasnya, serta lulus pada bln. Desember 1998.
Sesaat sesudah lulus dari Maryland, Anies kembali memperoleh beasiswa untuk meneruskan kuliahnya dalam bidang ilmu politik di Northern Illinois University pada tahun 1999. Dia bekerja sebagai asisten peneliti di Office of Research, Evaluation, and Policy Studies di kampusnya, serta memperoleh beasiswa Gerald S. Maryanov Fellow, penghargaan yang cuma diberikan pada mahasiswa NIU yang berprestasi dalam bidang ilmu politik pada tahun 2004. Disertasinya doktoralnya yang berjudul Regional Autonomy and Patterns of Democracy in Indonesia menginvestigasi dampak dari kebijakan desentralisasi pada daya respon serta transparansi pemerintah daerah dan partisipasi publik, menggunakan data survey dari 177 kabupaten/kota di Indonesia. Dia lulus pada tahun 2005.
Anies & Politik
Pasca dinyatakan memenangkan pemilu presiden oleh KPU pada 22 Juli 2014. Pasangan Jokowi-JK meminta Anies untuk jadi salah satu staf deputi Rumah Transisi Jokowi-JK. Rumah transisi itu ditujukan untuk mempersiapkan kabinet sebelum pengangkatan resmi Jokowi-JK sebagai capres serta cawapres. Anies menjadi staf deputi bersama-sama Wakil Sekjen PDIP Hasto Kristianto, Sekretaris Tim Pemenangan I Andi Widjajanto, serta Sekretaris Tim Pemenangan II Fasial Akbar. Staf deputi ini diketuai oleh Rini M. Soemarno.
Sepak terjang Anies Baswedan di sektor pendidikan membuatnya di beri amanat jadi Menteri Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menengah di Kabinet Kerja Jokowi-JK periode 2014-2019. Anies merupakan salah satu menteri yang datang dari kelompok profesional di Kabinet Kerja.
Anies menilai bahwa pendidikan merupakan kunci peningkatan kwalitas manusia. Ia merasa peningkatan kwalitas pendidikan bakal berlangsung dengan meningkatkan kwalitas guru. Menurut dia pendidikan yaitu interaksi antar manusia dimana peran guru jadi begitu sentral. Penambahan kwalitas guru merupakan salah satu hal yang mau ia kerjakan dalam kementerian kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menengah.